
“Apa rasanya sejarah hidup kita berubah dalam sehari? Darah saya mendadak seperempat Tionghoa, nenek saya ternyata tukang roti, dan dia, bersama kakek yang tidak saya kenal, mewariskan anggota keluarga yang tidak pernah saya tahu : Madre,”
Madre tak hanya sebuah biang adonan biasa. Bukan hanya
lantaran usianya yang telah menginjak usia tujuh puluhtahun, melainkan seperti
halnya kata Madre sendiri yang berasal dari bahasa Spanyol yang bermakna ‘ibu’,
ia menjelma sebagai sebuah benda yang memberi penghidupan bagi sebuah toko roti
tua sekaligus para pegawai toko tersebut. Biang adonan yang akhirnya membawa
sesosok bebas bernama Tansen meninggalkan Bali untuk tinggal di kota pengap
Jakarta. Kata demi dalam cerita ini mengalir dengan luwes dan seakan mengajak
pembaca menyelami emosi sang tokoh. Tengoklah saat Dee mendefinisikan arti
kebebasan dalam suatu dialog ringan :
“Satu-satunya yang ingin saya teruskan adalah kebebasan saya,”
“Kalau bebas sudah jadi keharusan, sebetulnya sudah bukan bebas lagi, ya?” cetus Mei kalem
Aku menghela napas. Pembicaraan ini, entah kenapa, jadi terasa memojokkan.
Dituturkan oleh Dewi Lestari dengan gaya renyahnya yang
khas, cerita yang menghabiskan lebih dari setengah buku bersampul oranye
menarik ini perlahan-lahan mengajak saya seperti menikmati legitnya sepotong
demi sepotong roti ditemani secangkir teh hangat di suatu sore. Kesederhanaan
yang memikat.
Terdiri dari tiga belas karya fiksi dan prosa pendek, Dewi
Lestari agaknya semakin mengukuhkan diri sebagai seorang penulis yang tak hanya
cerdas dan piawai memilih kata tetapi juga sebagai seorang penulis yang piawai
menyelami emosi dan pikiran pembaca misalnya saat ia bercerita tentang janin
yang dikandungnya dalam tulisan berjudul Rimba Amniotik atau jeli membidik dua
pertanyaan dasar manusia dan menuliskannya dalam 'Semangkok Acar untuk Cinta dan
Tuhan'.
Prosa dalam buku ini, menurut preferensi saya tentunya, tak
terlalu meninggalkan kesan, pun dua cerita pendek yang seakan diselesaikan
dengan tergesa. Rasanya tak sememikat Filosofi Kopi memang tapi Madre manis untuk dijadikan koleksi.
Penulis : Dewi Lestari
Mon's rating : 3/5 stars ^^