“Kalau kamu cantik, masalah hidupmu selesai setengahnya,” Dian berkata
Saya baru sadar kalau terkadang kecantikan merupakan rule pertama. Pertama, pada suatu percakapan beberapa bulan yang lalu, seorang teman laki-laki berkata, “Bagi gw sih kriteria milih istri yang pertama itu ya cantik,” “Ohya, bukan agamanya?” tanya saya memastikan. “Nggak ah, menurut gw, agama itu bisa dtingkatkan. Tapi kalau cantik itu bawaan,”
Saya cuma ber-oh panjang. Selama ini yang saya dengar dari beberapa teman adalah agama-itu-nomor-satu dalam memilih pasangan tetapi kali itu saya mendengar perspektif baru.
Siapa yang tahu istilah late-bloomer? Nah mungkin saya salah satunya. Percaya atau nggak, baru di usia 25 tahun saya kenal dandan. Hah? telat banget ya. Iya, dari kuliah saya cuma memakai bedak sama lipgloss saja. Itu pun nggak touch-up lagi kalau bedaknya sudah luntur. Bahkan ketika di usia 21 tahun sudah bekerja pun penampilan tetap tak berubah.
Jadi ya bisa dibilang penampilan ‘lugu’ kalau kata mama saya. Btw, mama sering mengingatkan untuk memperbaiki penampilan tapi saya cuek-cuek saja.
Hingga kemudian, di usia 25 tahun saya memutuskan untuk berdandan. Jangan dibayangkan berdandan ala mau datang kondangan ya. Definisi berdandan saya (saat ini) adalah memakai DD Cream + bedak + lipstik + eyeliner. Awalnya, biasa, beberapa orang men-cie-kan sebelum terbiasa melihat saya dengan penampilan baru. Saya juga touch up dandanan selepas salat Dhuhur atau ketika mau rapat.
Well, adakah yang berbeda?
Harus saya akui, iya. Semisal, saat saya rapat dengan orang-orang yang selama ini nggak pernah notice saya, lambat laun menjadi ramah dan menyapa duluan. Belum, cara menatap orang kepada saya berbeda. People notice me more than before.
Apa ini lantaran ‘penampilan berbeda’ atau tidak, kemungkinan besarnya iya. Setelah memperhatikan saya beberapa saat di suatu acara, seorang kenalan bahkan terang-terangan mengatakan, “Eh, kayaknya kita pernah kenal ya?” Saya mengangguk, “Iya kan kita dulu pernah makan bareng (ramai-ramai),” Dia melanjutkan, “Ohiya, aku inget. Eh btw, kayaknya dulu kamu nggak kayak gini deh? Touch up ya sekarang?” Saya cuma tertawa mengiyakan.
Dulu, saya berpikir bahwa yang terpenting adalah ‘isi’. Berdandan itu tidak penting. Berdandan itu berlebihan, bedak saja sudah cukup. People should not (only) recognize us from what we look. Tapi benarkah? Bukankah penampilan yang dilihat pertama kali? dan baru kemudian melihat lainnya. Ibarat mengambil buku, kita mengambil buku yang sampulnya menarik. Yang sampulnya tak menarik, terkadang, cuma dilirik sepintas lalu.
Ketika pandangan saya tentang penampilan berubah, saya berpikir bahwa berdandan itu bukan buat siapa-siapa, bukan bermaksud berlebihan, bukan karena ingin dipuji atau maksud tak baik lainnya. Saya berdandan untuk menghargai diri sendiri. Dengan saya lebih menghargai diri, (ternyata) orang lain lebih menghargai.
Bagi sebagian perempuan muslimah, berdandan termasuk atau memamerkan kecantikan. Bahkan ada juga yang mengharamkan penggunaan bedak. Pokoknya, muslimah harus tanpa make-up apapun. Ah, saya tak berani berkomentar. Kalau saya pribadi, bedak dan lisptik saja untuk mendandani diri seperlunya. Dandan berlebihan itu seperti dandanan pengantin dengan penggunaan macam-macam (bulu mata palsu misalnya).
Bagaimana menurutmu? Apa kamu termasuk perempuan yang suka berdandan? Atau adakah yang late-bloomer juga? Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar ya 🙂
33 Comments. Leave new
Yap betul. Dandan untuk menghargai diri sendiri. Kalo dengan makeup memang terlihat lebih segar, kenapa harus bertahan dengan kulit kusam karena nggak pakai bedak? Hehehehe 😀 Ada beberapa orang, termasuk saya, yang nggak bisa mengandalkan air wudhu saja, sebab kondisi kulit, tingkat polusi, tingkat stres tiap orang berbeda-beda 🙂
Ehehe..iya mba.. dandan buat menghargai diri sendiri.. makasi udah mampir ya mba Mimi 😉
Hihi… pengalaman yang sama, saya termasuk yang ngk suka dandan. ke kampus atau kerja paling pakenya bedak bayi. Just it.. ngk pake lipgloss 😀
dan keasadaran diri untuk lebih memperhatikan diri barusan datang dua bulan yang lalu. Seseorang menawarkan aku untuk memakai perawatan Wardahnya yang menurut saya nggak terlalu berlebihan. Saya mencoba sekali akhirnya saya ketagihan untuk membeli sepaket dan berniat untuk istiqomah mempercantik diri sebagai bentuk syukur untuk menghargai ciptaannya, asal tdk menor dan tabaruj.
tapi untuk lipgloss saat ini saya masih belum berani :-D, masih canggung dengan barang itu…
perlahan..insyaa Allah saya bisa memposisikan dandanan saya sewajarnya tanpa melanggar syari;at, saya meyakini islam itu mencintai keindahan 😉
Wah tos mba hihi. Iya mba, asal ngga lebai/menor hehe..
Btw salam kenal ya mba 😉
Aku suka berdandan, wong blognya aja isinya makeup semua hihihi…tapi emang dandan penting lho, terutama di acara besar 🙂
Xoxo,
http://www.leeviahan.com
Iya penting mba hehe.. *brb ngintip blognya
Salam kenal ya mba 🙂
Iya banget deh. Penampilan itu utama. Misal ke mall nih, pasti yang cantik dan necis didahulukan, walaupun gak bawa duit. -,-
Ah iya mba.. Bener,termasuk pas ngemal. Pas dandan ditawarin macem2,pas nggak dandan enggak haha
Saya juga telat dandan. Baru setelah menikah, saya mulai merawat diri. Itupun yang simple2, kadang2 ke salon (karena saya tidak mau ribet). Kalau di dalam rumah, yang penting tidak acak-acakan dan wangi.
Ahihi tos mba.. 🙂
aku yang late-bloomer juga deh mbak kayaknya… sampai sekarang malah. berangkat kerja paling pake pelembab, bedak dan lipstik… tapi setelah habis sholat gak pernah touch-up… yaudah polosan aja. kadang pengen sih dandan kayak wanita dewasa lainnya gitu… beuh, anak kuliahan aja sekarang pada dandan kan… tapi entahlah, masih merasa nyaman kayak gini aja… hehe
Iya bener banget mba.. anak kuliahan di kampus sy dulu aja pada dandan hihi
Sama mbak sih,,sekarang2 aja orang mulai notice "mbak..auramu keliatan beda". Ngookk. Bullshit lah cowo2 yang bilang cantik itu nomor 2. Kecuali dia cowok yg luarbiasa. Itu jarang.
Iya mba tetep penampilan luar yg pertama diliat hehe
Iyaaa mbak. bener banget,kalau kita dandan bukan berarti buat tepe-tepe, tapi bikin kita nyaman trus jadi pede dan ga rikuh bergaul sama orang lain. Ga harus selalu glamour,kok.
Betul teh Efi setuju banget. Dandan bikin lebih pede dan ngaruh ke pergaulan hehe
hahhahahahha udah jadi belom beli nudeistnya?
wanita muslimah sebenernya malah yang utama harus dandan di rumah… tapi jatohnya suami protes kalo dandan di rumah :p well i dont know… mungkin benar cowok-cowok suka cewek cantik tapi sebagian nggak suka kalau cowok lain pay attention for their wife.
aku sekarang jadi menghindari lipstick 'seger' gara-gara protes itu, jadi betahbetahin aja di dandanan nude 😀
Ahihi.. Ak pesen yg happy nude year nin :p
Iya dandan asal gak mencolok kali ya
Ahihi.. Ak pesen yg happy nude year nin :p
Iya dandan asal gak mencolok kali ya
cant wait to see you swatch that lipen haha
eh buat ga hadiah rb
nanti cyin insyaAllah kalau sudah fix penempatan surabayanya hahahhaa… buat size kayaknya L aja ya biar kalo lebih mungil bisa ngecilin. kan susah kalo ada pemenangnya dulu baru ikutan rally… huhu
atau pake ayaana aja hahahaha
apa perlu aku bantu pake rancangan buat referensih? :p
Boleh boleh.. kasi ide aja buat rancangan 😀
bagi wanita dandan itu penting mba,asal jangan berlebihan:D
Dandan seperlunya sih kalau aku pribadi hihihi… paling penting merawat diri, misal ke salon, dsb… #eh hehehe…
Ahihi.. iya mba.. sebulan sekali ke salon gapapa lah ya 😀
memakai pelembab wajah dan bedak, selain supaya wajah tidak terlihat kusam, juga utk meminimalisir efek negatif sinar matahari
Betul banget mba.. ^^
suka dandan bgt sih nggak. Tapi kalau pake bedak sama lipglos, sering, hehehe. Saya sedang berusaha menghargai diri sendri dg merawat diri
Kebanyakan cowok (ga semua) kayaknya liat wajahnya dulu baru yang lain2. Karena kalau ceweknya cantik pasti lebih pede ngenalin ke orang2 :).
Saya sampai sekarang belum suka dandan, paling cuma bedak sama lipstik Aja, sama maskeran kalau ada waktu 🙂
Kalo aku termasuk cowok yang percaya pada ketampanan alami
wkwkwkwk
Iya aku gak pake apapun buat riasan
tapi pake pembersih wajah aja sebelum dan setelah bangun tidur
biar bersih, bebas jerawat dan bebas minyak berlebih
gitu aja :)))
Btw aku setuju kak, kalau zaman sekarang penampilan menarik itu menunjang pekerjaan.
Banget.
Tapi kalau berlebihan tentu ada mudharatnya juga ya..
Terus terang aku masuk tipe orang yang sama dengan Monika sebelum late-bloomer. Ya aku masih ckup dandan pake bedak, ya pake lipstik sih tapi tipis banget, jadi cepat luntur he dan gak kelihatan perbedaannya. Sempat diomongi 'lugu' karena gak dandan apalagi profesiku sbg guru. Bulik sempat bilangin ibuku agar aku disuruh dandan. Tapi gimana ya…
alhamdulillah istri saya kalo keluar gak perlu dandan. dandan mah kalo saya mau pulang kantor aja