Apa alasan
rata-rata Muslimah mantap berhijab?
Apa
keraguan yang dihadapi rata-rata Muslimah sebelum ia memutuskan berhijab?
Bagaimana
pandangan rata-rata Muslimah terhadap mereka yang belum berhijab?
Bagaimana
pandangan rata-rata Muslimah terhadap Muslimah lainnya di Indonesia?
Beberapa pertanyaan menggelitik saya sehingga
memutuskan untuk menyusun sebuah survei kecil-kecilan berjudul “Survei Muslimah
dan Hijab” sekaligus menulis postingan dalam rangka memperingati satu dasawarsa
berhijab. Saya membuka survei selama lima hari dan memperoleh 118 responden.
Saya menuliskan prasyarat “sudah mengenakan hijab” kepada responden sehingga
pertanyaan pertama yang diajukan adalah “Sudah berapa lama mengenakan hijab?”.
Sebanyak 51,7% responden mengatakan sudah lebih dari sepuluh tahun berhijab,
22,9% responden mengatakan sudah berhijab selama 7-10 tahun, sementara jawaban
lainnya bervariasi. Artinya, sebagian besar responden bisa dikatakan Muslimah
yang sudah cukup lama mengenakan hijab.
Berhijab
Kebanyakan Berasal dari Dorongan dalam Hati
69,5% dari responden mengatakan bahwa motivasi
berjilbab timbul karena adanya dorongan dalam hati. Sebanyak 9,3% dari
responden mengatakan berhijab karena disuruh orang tua, sementara hanya empat
orang (3,4%) yang mengatakan berhijab karena kewajiban sekolah. Jawaban menarik
berasal dari responden yang memilih lainnya (17,8%). Mulai dari melaksanakan
kewajiban syariat, nazar karena memperoleh suatu hal, hingga lantaran budaya di
daerahnya yang ‘mengatur’ bahwa saat masuk SMA adalah saat menggunakan jilbab. Responden lain menuliskan,
“Takut jadi penyebab ayah masuk neraka karena putrinya nggak menutup aurat. I love my dad too much!”
“Ga yakin kalo karena dorongan hati, tapi tanpa paksaan kok,”
“Ingin menutupi potongan rambut yang salah,”

Dari 118 responden, hanya dua responden (1,7%)
yang memilih ‘keyakinan akan perintah berhijab’ sebagai alasan keraguan yang
dihadapi untuk mengenakan hijab. Artinya hampir seluruh responden mengamini
bahwa berhijab adalah sebuah kewajiban, bukan pilihan. Sebanyak 33 responden memilih jawaban “takut
tidak konsisten ke depannya” sebagai sebuah keraguan yang harus dihadapi untuk
mengenakan hijab, sementara 27,1%
responden mengakui bahwa “masih ingin mengenakan/berpenampilan secara ‘bebas’”
sebagai keraguan yang harus dihadapi. Hanya 10 responden (8,5%) yang mengatakan
bahwa kurangnya dukungan keluarga merupakan keraguan sebelum berhijab dan 11
responden (9,3%) mengatakan bahwa “takut tidak mendapatkan pekerjaan/mengalami
kesulitan karena mengenakan hijab” merupakan alasan yang membuat mereka sempat
ragu untuk berhijab.