Pengalaman operasi – Dunia bagai runtuh. Dokter kandungan mengatakan bahwa beliau mencurigai janin yang ada dalam kandungan saya akan terlahir dengan bibir sumbing. Pemeriksaan USG 4D yang dilakukannya menunjukkan celah (cleft) pada bibir calon bayi kami. Saya dan suami terdiam, tangan suami semakin erat menggenggam.
Namun, dokter tersebut juga tak sepenuhnya yakin. Beliau pun merekomendasikan kami untuk melakukan pemeriksaan fetomaternal yakni pemeriksaan kandungan yang dilakukan oleh dokter subspesialis fetomaternal untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan pada janin dan ibu hamil.
Seketika sampai di rumah, saya menangis. Tak bisa membayangkan apabila anak kami nanti terlahir dengan bibir sumbing. Beberapa hari kemudian kami melakukan USG Fetomaternal, syukurlah sang dokter mengatakan sejauh yang beliau lihat, semua normal saja.
Kami sedikit lega walau belum sepenuhnya. Hari-hari menuju kelahiran dipenuhi rasa harap-harap cemas, apakah bibir bayi kami akan normal atau tidak. Maka, ketika hari persalinan tiba, fokus kami adalah melihat bibir Rafandra, alhamdulillah normal. Tidak sumbing.
Kami sama sekali tak menduga ada ‘bonus’ dari Tuhan. Rafandra memiliki enam jari tangan kiri, jempol tangannya bercabang dua. Ya, ia terlahir dengan kondisi polidaktili yakni kelainan bawaan yang menyebabkan jari tangan dan atau kaki memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jari manusia pada umumnya.
Menerima Anak Apa Adanya
Lantaran sempat ‘divonis’ akan memiliki anak dengan bibir sumbing, kami masih bersyukur mendapati kondisi Rafandra. Alhamdulillah ia tidak berbibir sumbing yang mana selain membutuhkan banyak operasi juga dapat mengganggu proses menyusunya.
Alhamdulillah, jarinya yang berkelebihan ada di tangan sebelah kiri, bukan di sebelah kanan yang notabene akan lebih banyak digunakan.
Namun, tentu tidak dapat dipungkiri bahwa sesekali saya merasa masygul setiap kali melihat jari anak tidak normal seperti manusia lainnya. Saya berdiskusi dengan suami, kami sepakat untuk mengambil tindakan operasi agar jari anak kami ‘normal’. Kami ingin mencegah anak dirisak karena kondisinya ketika ia sekolah nanti.
Ketika ada saudara berkunjung menengok kami, saya bercerita tentang kondisi Rafandra, “Ohya, qadarullah, Rafa terlahir dengan kelebihan, kelebihan jari,” dan langsung direspon, “Ini mah kelebihan yang jadi kekurangan,”
Deg, meskipun itu benar, alangkah eloknya jika tak diucapkan.
Ketika anak terlahir ke dunia, dari sanalah status orang tua tercipta. Semenjak saya pertama menatap wajah bayi mungil kami, saya merasa ingin memberikan dunia untuknya. Apapun kondisinya, Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk.
Anak harus dicintai, disayangi, dan diterima. Semenjak dari pertama ia lahir ke dunia.
Bagi saya, anak saya sempurna. Tak ada yang kurang. Namun, tentu saja, kami akan mengupayakan apapun yang terbaik untuk putra kami. Termasuk operasi untuk membuang kelebihan jarinya.
Insya Allah bukan upaya mengubah ciptaan Allah (seperti operasi hidung pesek jadi mancung) melainkan upaya untuk menjadikan sesuatu sebagai normal manusia pada umumnya. Maka, di usia bayi, Rafandra pun memiliki pengalaman operasi.
Merencanakan Operasi
Karena Rafandra terlahir sebulan sebelum kasus Covid-19 pertama kali diumumkan di Indonesia, proses operasi harus kami tunda. Saya membaca bahwa operasi polidaktili bisa dilakukan ketika bayi berusia enam bulan atau berat badan anak cukup.
Kami pun mulai mencari rumah sakit dan dokter yang akan melakukan operasi. Sempat kami memeriksakan kondisi anak ke salah satu dokter spesialis bedah tulang anak senior di sebuah rumah sakit swasta ternama di Jakarta. Biaya operasinya sekitar 50 juta. Kami pun mencari alternatif rumah sakit yang mematok biaya lebih ringan. Maklum, kami tidak menggunakan asuransi apapun sehingga biaya menjadi pertimbangan.
Singkat cerita, ketika kami periksa dengan salah satu dokter bedah tulang di sebuah rumah sakit, beliau merekomendasikan kasus kami ke dokter Faisal Mi’raj, salah seorang ahli bedah tulang anak. Ngomong-ngomong, ada subspesialis bedah tulang anak (pediatric orthopaedic) dari spesialisasi bedah tulang jadi sebaiknya kita menggunakan jasa ahlinya ahli.
Kami pun mencari informasi tempat praktik dokter Ical, begitu beliau akrab disapa. Beliau praktik di dua rumah sakit swasta dan satu rumah sakit pemerintah. Kami pun memutuskan untuk memeriksakan kondisi Rafandra di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati lantaran pertimbangan biaya, rumah sakit pemerintah tentunya lebih murah dibandingkan dengan rumah sakit swasta.
Setelah diperiksa ternyata kondisi yang dialami Rafa bukan sekadar polidaktili biasa melainkan polidaktili-sindaktili. Sindaktili adalah kondisi yang mana dua jari atau lebih melekat satu sama lain. Jadi, selain Rafa memiliki kelebihan satu jari, jari tersebut melekat dengan jari yang ada di sebelahnya.
Kami pun segera menjadwalkan operasi satu minggu setelah periksa. Di usia Rafa yang menginjak usia enam belas bulan, ia pun menjalani operasi untuk ‘membuang’ satu jari.
Pengalaman Operasi Polidaktili Sindaktili
Beberapa hari sebelum operasi, Rafandra harus melakukan tes darah untuk mengecek kondisinya. Selain itu juga dilakukan rontgen dada serta pemeriksaan dokter spesialis anak dan dokter spesialis anestesi sebelum operasi. Jika semua OK, operasi baru bisa dilanjutkan.
Jam tujuh pagi saat hari operasi, kami sudah tiba di Fatmawati. Rafandra menangis begitu memasuki pintu rumah sakit, agaknya ia tahu akan ada hal besar yang harus dilaluinya pada hari itu. Sehari sebelumnya, ia sudah menjalani Swab PCR sebagai persyaratan operasi di masa pandemi.
Tangisannya semakin kencang ketika ia berganti pakaian operasi. Saya terus menggendong dan memeluknya, ia tak berhenti menangis tetapi ia tidak meronta-ronta. Hingga saya pun mengantarnya ke meja operasi. Melihat tangan kecilnya ditusuk jarum infus dan hidungnya dipasangi alat bius uap.
Namun, begitulah. Sebagai orang tua ada masa-masa ketika harus menebalkan hati. Terutama bagi seorang ibu.
Sekitar satu setengah jam kemudian operasi selesai. Petugas rumah sakit memanggil kami untuk menjemput Rafandra, hanya satu yang diperbolehkan masuk. Dengan hati berdegup, saya memasuki ruang operasi, seorang dokter tengah menggendong Rafandra yang tertidur pulas.
Saya menimang Rafandra di pangkuan, wajahnya begitu polos. Di depan saya ada satu botol plastik kecil yang berisi jempol tambahan Rafa.
Beberapa saat kemudian, dokter Ical menghampiri saya. Dengan gamblang beliau menjelaskan mengenai operasi yang baru saja dilakukannya dan juga langkah selanjutnya. Alhamdulillah, operasi berjalan dengan lancar.
Sekitar satu jam kemudian, Rafandra terbangun. Seorang perawat mengantar saya dan Rafandra untuk melakukan foto rontgen, saya duduk di kursi roda sambil mengendong Rafandra. Sesudahnya, kami diantar ke kamar rawat inap.
Mulanya, kami meminta kamar kelas 1 atau VIP lantaran masa pandemi, kami mencoba menyedikitkan berinteraksi dengan orang lain. Namun, kamar yang tersedia saat itu hanyalah kamar kamar kelas dua yang diinapi oleh empat pasien, belum termasuk pendampingnya.
Setelah melihat kondisi kamar yang cukup ramai, kami pun memutuskan untuk tidak menginap. Tentunya, setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Ical apakah memungkinkan jika kami tidak menginap dan langsung pulang.
Syukurlah kami bisa langsung pulang. Jadi sekitar jam 8 pagi Rafandra operasi, jam 14 siang kami sudah keluar dari kamar rawat inap menuju hotel tempat kami menginap. Kami menginap di hotel dekat rumah sakit karena letak RS Fatmawati yang cukup jauh dari rumah dan harus sampai di sana pagi-pagi untuk operasi.
Rafandra tak menangis pasca operasi. Ia terdiam, lemas. Matanya sayu.
Tangan kirinya terbalut perban, untuk sementara waktu ada kawat yang tertancap di tengah jempol tangan kirinya, kini jempolnya ada satu saja dari yang awalnya dua. Fungsi kawat, kalau saya tidak salah tangkap, untuk meluruskan posisi jari yang bengkok. Kawat itu akan tertancap sekitar satu bulan namanya.
Pengalaman Penyembuhan Pasca Operasi
Dini hari pasca operasi, Rafandra demam. Kami mencoba tenang, memang demam bisa menjadi salah satu efek samping operasi. Parasetamol juga sudah diresepkan untuk jaga-jaga.
Sehari setelah operasi, kami melakukan kontrol. Jari Rafandra tampak bengkak, dokter Ical dengan sigap membuka jahitan agar darah bisa keluar dan jari tak bengkak lagi. Kami melakukan kontrol berkala satu kali seminggu hingga satu bulan pasca operasi ketika kawat di tengah jempol tersebut dilepas.
Sehari sesudah operasi, Rafandra sudah ceria lagi. Lari ke sana kemari dengan jari tangan diperban. Alhamdulillah ia sudah aktif lagi, seperti biasanya. Satu bulan pasca operasi, kawat yang menancap di tengah-tengah jari anak saya dicabut. Sekitar tiga minggu setelah operasi, jahitan sudah benar-benar mengering. Sekitar dua-tiga kali dalam seminggu, kami mengganti perban dan membersihkan luka bekas operasi.
Biaya Operasi Polidaktili dan Pelayanan RS Fatmawati
Ketika periksa dengan dokter Ical, kami menggunakan jasa Griya Husada, klinik eksekutif RS Fatmawati. Kemudian operasi dilakukan di Gedung Bougenville dan kamar terletak di Gedung Teratai. Pelayanan RS Fatmawati bagus, mulai dari dokter, perawat, hingga petugas lab. Penjelasan diberikan secara jelas dan kami dilayani dengan sangat ramah.
Kami sangat bersyukur dipertemukan Allah dengan dokter Ical yang memberikan pelayanan medis dengan amat baik kepada anak kami. Hasil operasi rapi. Beliau pun sangat perhatian kepada pasien, mengirimkan WA duluan untuk menanyakan kondisi jari putra kami pasca operasi. Saya merekomendasikan beliau kepada orang tua yang membutuhkan jasa bedah tulang anak.
Kamar operasi bagus dan modern. Hanya saja kamar rawat inap kelas dua terletak di gedung lama dan kondisinya pun seadanya.
Kalau saja saya boleh memberikan saran, kiranya administrasi RS Fatmawati bisa dilakukan dengan lebih modern. Misalnya, saya melakukan pembayaran di Gedung Anggrek, ternyata pada saat itu billing belum siap dan saya harus menunggu.
Saya pun meminta balik ke kamar karena ada anak yang menunggu, katanya nanti petugas administrasi pembayaran akan menelpon perawat di gedung rawat inap untuk mengabari. Alangkah lebih baik jika semua bisa dilakukan tanpa harus bertemu, misalnya orang tua pasien menerima email atau chat Whatsapp yang berisi total tagihan lalu kelebihan pembayaran (jika ada) dikembalikan melalui transfer.
Begitu pula dengan pembayaran. Awalnya saya melakukan transfer sehari sebelum operasi sebesar Rp27,96 juta ke rekening RS Fatmawati untuk biaya operasi sebesar Rp24,96 juta dan deposit kamar sebesar Rp3 juta. Pasca operasi, kelebihan pembayaran dikembalikan dalam bentuk uang tunai.
Selain itu, kontak telpon RS Fatmawati susah dihubungi. Saya telpon berulang kali tidak diangkat. Ketika saya berada di RS, telpon berdering terus dan tidak ada yang mengangkat kala itu.
Namun, tentu itu hanya keluhan minor. Secara umum, kami sangat puas dengan pelayanan RS Fatmawati yang rupanya merupakan rumah sakit rujukan di Indonesia untuk kasus bedah tulang anak. Jadi, dokter Ical sudah sangat berpengalaman melakukan operasi polidakti sindaktili dan operasi bedah tulang anak lainnya.
Ngomong-ngomong, rincian biaya operasi (Juni 2021) sebagai berikut :
Sebelum operasi : tes lab dan dokter sebesar Rp843 ribu
Operasi : biaya operasi Rp24,96 juta
Biaya kamar dan obat : Rp800 ribu (pembulatan, karena ada recehnya nggak saya hitung)
Kontrol sehari setelah operasi : Rp573 ribu
Jadi, biaya untuk kebutuhan operasi sekitar Rp27 juta di luar periksa pertama kali dan kontrol sesudah kontrol pertama pasca operasi.
Apakah bisa menggunakan pelayanan BPJS Kesehatan untuk operasi polidaktili di RS Fatmawati? Kabar baiknya, bisa. Namun, mengingat RS Fatmawati merupakan RS rujukan, pasien bisa jadi menunggu jadwal operasi hingga satu tahun lamanya.
Menurut saya, tidak mengapa karena operasi polidaktili ini tidak urgent menyangkut nyawa yang harus dilakukan segera. Kami memilih jalur umum dengan pertimbangan makin cepat makin baik, mumpung anak masih kecil. Meski sebenarnya tidak ada batasan usia maksimal operasi polidaktili.
Tujuan saya menuliskan pengalaman operasi polidakti sindaktili di masa pandemi ini semata-mata berbagi agar orang tua yang memiliki anak dengan kasus yang sama bisa memperoleh gambaran yang cukup komprehensif. Karena jujur saja, sebelum operasi pun saya melakukan googling atas pengalaman operasi polidaktili dan hanya menemukan satu, itu pun tidak lengkap.
Mohon maaf di postingan ini saya tidak bisa menyertakan foto jari anak sebelum dan sesudah operasi. Namun, sebagai gambaran, sebelum operasi jempol tangan kiri bercabang dua, keduanya ada tulangnya dan menempel sehingga disebut polidaktili-sindaktili (kelebihan jari dan keduanya menempel).
Pasca operasi, jempol tangan kiri anak saya nampak mendekati normal (tentu nggak bisa perfect 100%) tetapi semua orang yang pernah bertemu Rafandra nggak notice ada yang berbeda. Bisa dibilang posisi jempol lurus meski tak lurus sempurna. Tentu, ada bekas jahitan ya yang semoga hilang seiring bertambah usia anak (saya juga berikhtiar dengan mengoleskan salep Kelocote).
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi orang tua yang membutuhkan informasi pengalaman operasi polidaktili ya!
62 Comments. Leave new
Biaya yang sama mungkin harus aku keluarkan saat istriku dirawat di rscm. Alhamdulillah digratiskan. Padahal aku gak pake bpjs apapun. Bosku yang telpon dirut rscm langsung. Beberapa minggu setelahnya, dia datang ke kantor. Aku jemput di lift dan kuucapkan terimakasih kepadanya. Amboi ternyata dia masih ingat
Alhamdulillah, rejeki yo ded
Gemas dg komen sodaranya mba bo ya mikir sebelum ngomong yah..astagah jd emosi bayanginnya hehe
Alhamdulilah ya mba sll ada jalan buat Rafandra, btw deg2an bgt ya mba itu hasil usg 4D kok iso dokternya blg sumbing duh bikin panik dan stress..
Tp semua uda berlalu, inshaAllah Rafandra tumbuh sehat aamiin
Btw lumayan mba biayanya kukira kalau masih bayi lbh murah ternyata lumayan semoga rezeki mba ditambah selalu yah demi Anak pasti kita rela..jika aku diposisi mba pasti akan aku lakukan hal yg sama
Peluk Mba terima kasih sudah berbagi ini
Alhamdulillah banget teh, pencarian dokter yg tepat aja membutuhkan waktu berbulan-bulan. Insya Allah anaknya sehat terus dan aktif, makasi doanya teh.. Iya, operasi bedah tulang lumayan biayanya, alhamdulillah ada rejekinya. Iya bener namanya ortu ke anak ya teh… Peluk balik :’)
wah syukurlah semua berjalan dengan lancar
Iya mba, alhamdulillah banget semua sudah terlewati dengan lancar
Hai ka,
MasyaAllah..alhamdulillah ada tulisan dari kaka yg sangat membantu.. anak sy yg kedua jg mengalami polidaktili.. googling2 ini ternyata nemu tulisan kaka
Sangat bermanfaat.. semangat utk keluatha hebat kaka
Masya Allah, salam kenal mba Mey. Semangat juga ya mba… terima kasih sudah meninggalkan komentar…
Mba. Alhamdulillah trimakasih atas tulisannya.
Saya salah satu orgtua yg baru saja dititipkan anak dg kelainan polidaktili.
Saya goggling kesana kemari, dan ketemu tulisan ini dg pnjelasan yg sngat lengkap.
Semoga ananda rafa sehat2 dn sllu dlm lindungan Allah.
Doakan anakku juga bisa memiliki jari yg normal ya mba. Aamiin..
aamiinnn.. doa yg sama untuk mb wiwa sekeluarga.. semoga sehat selalu… semoga dimudahkan segala langkahnya ya mba…
Alhamdulillah ada pencerahan, makasih ya mba, anak saya penyandak polidaktili jempol tangan kanan, lahir 13 desember 2021 prematur 32 minggu, berjuang di nicu selama 35 hari, saya berniat oprasi kalo sudah memadai usia dan berat badan, semoga bisa memakai bpjs, doain ya mba
Masya Allah. Sehat selalu ya bund sekeluarga. Aamiin insya Allah bisa pake BPJS
Assalamualaikum Bunda Naushad, mohon maaf izin bertanya, kebetulan anak saya pun mengalami kondisi yang sama, polidaktili di jari jempol kanan, baru ada niatan untuk operasi menggunakan bpjs juga, apakah anak mba sendiri sudah di operasi mba? Saya butuh pencerahan lebih, terima kasih mba. Mudahan kita semua sehat selalu.
Alhamdulillah dan selamat Ibu untuk putranya Rafandra, smoga mjd anak yang sehat dan soleh. Jadi teringat hari-hari saat operasi + kontrol anak sy yang juga ada kelainan sindaktili di RSO Dr. Soeharso Solo, mengubah rasa down menjadi rasa yang kuat demi kebaikan si buah hati di masa depan, salam dari Bali
Alhamdulillah, betul sekali. Aslinya ngga kuat tapi demi anak kudu kuat. terima kasih atas komentarnya.
Sehat selalu
Salam kenal bun, kalo di RSO. Soeharso solo dengan dokter siapa ya Bun?
Karna anak saya juga polidaktili ingin segera dioprasi.
mohon maaf saya kurang paham bund, mungkin bisa langsung kontak RSO Soeharso ya bund
Albamdulillah senang sekali rasanya dapat tulisan mba krn anak sy jg polidaktili.. Semoga sehat selalu rafandra dan keluarga aamiinn. Mba jika berkenan, apakah boleh sy mengirim email untuk bertanya2 mengenai polidaktili anaknya mba? Terima kasih sebelumnya
Aamiin, doa yg sama untuk mba Ayu sekeluarga..Boleh banget mba, email sy monikayulando@gmail.com 🙂
Minta no wa boleh mb…anak sy jg polidaktili… abis oprasi krn ke jepit pager… tp oprasi tdk sampe pangkal dan tdk rapi… skrg mlah kliatan klo jarinya 6… td nya klo tdk dperhatikan bgt gk kliatan jari kecilnya
Klik beranda blog ini ya mba (www.monilando.com), di layar bagian paling atas ada icon WA, tinggal klik icon WA itu langsung nyambung ke WA saya 🙂
MasyaAllah bunda, anak saya jg polidaktili di jempol kiri. Tp jempolya nempel dan ada tulangnya. Skrg usia 2th mau saya operasi tp takut. Kalo kasus rafandra apa jg ada tulangnya di jempol yg dihilangkan.
Maaf baru respon. Iya bun, ada tulangnya di jempol yang dihilangkan
Alhamdulillah bisa menemukan artikel ini untuk gambaran. Terima kasih atas sharingnya bun.
Ohya mau tanya bun, apakah adek rafandra pasca operasi tdk berusaha membuka perbannya sbgai bentuk rasa tdk nyaman? Karena anak saya skrg usia 27 bln, mau operasi jg tp khawatir perbannya ditarik2 🙁
engga bun, dia ga berusaha narik-narik perbannya, dia tahu ada benda asing tapi diliatin aja… semoga dilancarkan semua urusan ya bund
Alhamdulillah bisa Nemu tulisan ini di 2022
Kebetulan anak sulung saya usia tepat hari ini ultah ke 13 dia sejak lahir polidaktili di kelingking kaki sebelah kiri namun tidak ada tulang hanya daging lunak sejak dia bayi kami berencana mengoperasi kelebihan jari itu tapi terkendala informasi minim dan biaya operasi Kami menunda nya bahkan anak saya dulu sebelum masuk sekolah dasar kami sempat ingin mengoperasi tapi malah anak kami yg menolak dan tepat hari ini di usianya yg ke 13 dia minta untuk membuang kelebihan jari kakinya..saya sebagai orang tua sangat mendukung namun kami hanya bermodalkan BPJS saja semoga diberi kemudahan amin….salam dari Depok
Insya Allah bisa Pak pake BPJS buat operasi polidaktili di Fatmawati. Semoga dimudahkan urusannya sekeluarga
Alhamdulillah hari ini 12-02-2022 anak saya menjalani proses menuju operasi di RS GPI Depok
Dengan cover bpjs (sudah test lab,Rontgen,dll)
Jadwal selanjutnya kunjungan ke dokter anastesi dan dokter anak, info nya semua prosedur membutuhkan waktu 2 Minggu … Terimakasih atas doa nya
Alhamdulillah, turut berbahagia. Semoga proses penyembuhannya cepat. Sehat2 selalu pak Iwan sekeluarga
Alhamdulillah berkat doa ibu dan semuanya.. hari ini anak saya sudah pulang dari RS Graha permata Ibu Depok dengan dr Edi selaku penanggung jawab bedah
Masuk kamar Hari Senin sore 21 feb 2022
Sekarang hari Selasa 22 feb 2022 sudah pulang dan selamat sampe rumah
Total proses dari rujukan hingga selesai adalah 10 hari dimulai dari tanggal 12 Februari 2022 – 22 Februari 2022
Semua biaya ditanggung oleh BPJS kebetulan kami ikut kelas 1 yang cover oleh kantor tempat saya kerja
Kalau bleh tahu dokter bedah apa ya pak?
Dokter bedah dr Edi
Akhirnya ketemu artikel ini, anak saya juga jari kakinya polidaktili-sindaktili bun..
Skrg umur 3 thun tapi saya belum memutuskan operasi karena pandemi covid 19.
Dan masih bimbang antara dioperasi apa nggak bun, tapi yg saya tkutkan nnti kalau dia sekolah, pasti ada aja yg bully dia. Menurut bunda apa sebaiknya dioperasi saja ya? Saya mnyesal karena nggak operasi dy waktu dulu masih umur 1 thun lebih.
Menurut saya sebaiknya dioperasi, bund. Pertimbangannya agar fungsi kaki optimal dan juga untuk menghindari di-bully yang bisa berpengaruh ke mental anak.
Namun, sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis bedah tulang anak terlebih dahulu.
Semoga dimudahkan urusannya ya bund
Berkat blog ini saya mendapat pencerahan dan mantap untuk mengobati polidaktili anak saya (polidaktili digiti V soft tissue / kelebihan jari kelingking di kaki kanan tanpa tulang)
Buat ayah dan bunda… jangan patah semangat ikhtiar jika semua di jalani insha Allah diberi kelancaran dan kemudahan. Meskipun proses kadang memerlukan extra kesabaran
Kebetulan kami menggunakan BPJS jadi hampir tidak ada biaya yang dikeluarkan kecuali test antigen (pasien dan penunggu pasien dalam hal ini anak saya dan saya sendiri) test diperlukan ketika H-1 operasi pas masuk kamar inap dan biaya ditanggung sendiri ( @Rp 75ribu)
Untuk proses nya saya singkat saja
Dimulai hari Sabtu tanggal 12 Februari 2022 kami mendatangi puskesmas Beji Depok (faskes 1) untuk konsultasi dan meminta rujukan selanjutnya di hari yang sama berbekal surat rujukan kami mendatangi Rs GPI bertemu dengan dr bedah disini proses daftar,mondar mandir loket BPJS kurleb 1 jam setelah bertemu dr bedah konsultasi dll selanjutnya dr bedah membuat rekomendasi test lab,Rontgen dan ke dr anestesi dijadwalkan tgl 17 /2/2022 dan hasilnya di serahkan kembali ke dr bedah tgl 19/2/2022
Di tgl 17/2/2022 berbekal hasil lab dan Rontgen kami bertemu dr anestesi dan mendapat penjelasan mengenai tindakan bius nanti ketika Operasi.. proses berjalan lancar
Tgl 19 sesuai jadwal kami datang kembali ke dr bedah membawa hasil lab dan rekomendasi dari dr anestesi .. setelah bertemu dr bedah selanjutnya dr bedah menyatakan semua sudah siap untuk operasi tinggal menunggu ketersediaan kamar inap
Untuk penjadwalan kamar inap dan Operasi ini ditentukan oleh bagian rawat inap tanggal dan waktu tidak di langsung kasih tau dan akan di telpon kapan saja untuk konfirmasi ketersediaan rata2 memerlukan 3 hari menunggu
Alhamdulillah hari Senin tg 21 /2/2022 kami di telpon pihak RS bahwa kamar rawat inap sudah tersedia dan dipersilahkan untuk datang
Alurnya kita datang ke IGD selanjutnya diarahkan untuk test swab setelah hasil swab muncul , diarahkan untuk konfirmasi kamar , setelah dapat nomer kamar pasien di rawat di kamar inap sejak magrib dengan infus menempel.. perawat mengabarkan operasi dimulai besok pagi tgl 22/2/2022 dan menyarankan pasien berpuasa 9 jam sebelum operasi
Tepat jam 9 pagi tgl 22/2/2022 anak saya masuk ruangan bedah.. dan satu jam kemudian proses bedah selesai dengan selamat .. lalu setelah semua selesai tepat jam 3 sore kami meninggalkan RS Karena dr sudah memperbolehkan pasien pulang tadinya kemungkinan menginap 3 hari berhubung kondisi pasien sangat baik jadi hari itu juga kami pulang.. Alhamdulillah
Alhamdulillah. Barakallah pak Iwan dan keluarga. Terima kasih sudah berkenan sharing pengalamannya
Pak.. Maaf apa bnr bsa pakai bpjs? Kbtulan anak saya jga mengalami sindaktili. Dan skrg saya sedang mencari” info untuk operasi, dll’a. Saat ini saya blm pnya bpjs, Mhon pejelasannya ya.
Bantu jawab ya bun.
Anakku baru oprasi bulan januari di RSUD di kotaku, alhamdulillah tercover bpjs. Sebelumnya, aku kontrol ke dokter bedah plastik di RSUD tersebut, dari situ diberi tahu klo oprasinya tercover bpjs.
Sebaiknya bunda cari2 info dulu di RS terdekat untuk penanganan polidaktili tercover bpjs atau tidak, periksakan dulu saja bun ke dokter bedah plastik / ortopedi
Alhamdulillah sehat2 ya dek Rafandra.
Trimakasih sharingnya sangat membantu bun. Kebetulan anakku jg polidaktili. Sempet bingung jg saat mau meriksain anakku. Karna googling2 susah dan minim informasi. Sejak baca blog ini jd ada pencerahan dan memberanikan diri periksa n oprasi anakku. Alhamdulillah anakku sudah oprasi polidaktili sindaktili (dengan posisi jari tengah dan jari manis yg dempet, jadi oprasi pemisahan jari). Oprasi anakku di RSUD di kotaku alhamdulillah tercover bpjs. Saat ini msh diperban , msh perawatan pasca oprasi dan masih kontrol 2 minggu sekali. Mau tanya bun, untuk ikhtiar menghilangkan bekas oprasi dg salep kelocote bagaimana hasilnya bun? Anakku umur 12 bulan saat ini apa aman yah pakai salep itu. Karna anakku di bagian lengan ada di ambil kulitnya untuk menutupi bagian jari yg dipisah, jadi keliatan bekas jaitan
Alhamdulillah. Senang jika bisa bermanfaat.
Alhamdulillah semoga ananda segera pulih ya bund. Duh kurang paham bun, soalnya Kelocote diresepin sama dokternya, barangkali nanti ditanyakan saja ya bund ke dokter pas kontrol.
Lama kelamaan memudar tapi ya masih ada bekasnya
Maaf bun boleh nanya prosedur untuk pakai bpjs nya mudah tidak ya, dimulai dari usia berapa bun proses rujukannya. Anak saya baru lahir dempet jari kaki kiri di jari tengah dan manis. Cuma saya butuh informasi lebih untuk proses2 nya bun.
Bantu jawab ya bun.
Anakku baru oprasi bulan januari di RSUD di kotaku, alhamdulillah tercover bpjs. Sebelumnya, aku kontrol ke dokter bedah plastik di RSUD tersebut, dari situ diberi tahu klo oprasinya tercover bpjs.
Sebaiknya bunda cari2 info dulu di RS terdekat untuk penanganan polidaktili tercover bpjs atau tidak, periksakan dulu saja bun ke dokter bedah plastik / ortopedi.
Alhamdulillaah senang bgt nemu artikel ini..stlh sekian lama cari2 info ttg polidaktil.Anakku skrg ud 5 thn kasusnya sama dgn anak bu Monica tp anakku jari jempol kanan.Bingung mau operasi apa nggak..ditanya ke anaknya mau disamain ga jari dgn tangan kiri ad 5.anaknya ga mau.tp semakin besar pertumbuhan jari semakin melebar tulangnya.kebetulan anakku perempuan..
Alhamdulillah, senang jika bisa bermanfaat bund. Ya bund sebaiknya ditanyakan ke anak dan suami baiknya bagaimana…
Mashaallah bunda Helmina, kondisi anaknya persis seperti anakku, perempuan. Punya polidakitili sindaktili di jempol kanannya, aku dan suami berencana untuk operasi melalui bpjs, insyallah mau mulai ngurusin awal januari tahun depan, smg Allah meridhoi. Kalau boleh tau, mbak Helmina gmn apakah anaknya sudah di operasi?
Mbak kasusnya sam kayak anak saya.. untuk biayanya apa tmbah mahal ya
Kurang paham masalah biaya karena tiap RS beda2.. mungkin bisa ditanyakan langsung ke RS tujuan ya 🙂
Alhamdulillah terimakasih bunda, akhirnya nemu tulisan bunda yg share pengalaman lengkapnya. Sangat membantu bun
Semoga adek Rafa sehat selalu
Jazakillah Khairan mom informasi nya..sangat bermanfaat. Kebetulan sedang mencari info orthopedi pediatric utk kasus yg sama.
Maasyaallah, terimakasih bunda sudah menuliskan ini. Ternyata tulisan brgitu sangat membantu dan memberikan saya banyak pencerahan juga. Qadarullah, putri pertama saya juga lahir dengan kondisi sindaktil-polidaktil, diman jari” kaki kirinya berdember tiga dari ibu jari hingga jari tengah. Lalu jari kelingkingnya juga bercabang. Ditambah lagi jari kaki tangannya yg juga dempet tiga dari jari kedua smpai jari keempat 🙁 jujur saya sangat bingung mencari info oprasi di google yg masih kurang memadai. Dan juga cukup mengkhawatirkan biayanya, krn kasusnya yang agsj kompleks menurutku krn meliputi kedua kakinya. Tapi berkat tulisan ini dan beberapa cerita dari orang” yg turut berkomentar, setidaknya saya jadi lebih positif untuk kedepannya. Walaupun saat ini usia bayi saya masih 5 bulan, jadi mungkin masih harus menunggu setidaknya sampai dia berusia 1 tahun untuk melakukan oprasi. Terimakasih bunda telah berbagi pengalaman, smoga bunda dan sekeluarga terkhusus ananda rafndra senantiasa dalam lindungan allah.
Makasih mom infonya, anakku dlu lahir prematur jari kelingkingnya ada 2 saling menempel… Dlu ingin langsung dioperasi pas bayi karena sakit hati ya denger omongan ipar dan mertua yg manggil anakku “DEMPET” padahal ini kekurangannya tp malah dijadikan bahan bercanda… Sama halnya seperti orang gagu dipanggil gagu pasti akan sakit hati, aku ibunya sakit hati bgt… Tp dlu SPA blg tunggu kondisinya stabil dan agak besar, skrg anakku 3 tahun makin sering diledek… Bahkan anakku sudah bisa mengeluh ingin punya kelingking kya mama dan dede gamau punya 2, mau 1 aja… Ngenes bgt dengernya mana ga ada biaya, kalau pakai bpjs gimana prosedurnya bun
Terima kasih bunda sudah berbagi pengalaman nya…
Saya juga memiliki anak polidaktili di jari kelingking kanan dan kiri.dan sindaktili di jari jempol kaki kanan dan kiri…
Saya ingin operasi anak saya cm saya takut sm kondisi kesehatan nya ,karena dr lahir anak saya pernah di vonis pembengkakan jantung,jadi saya trauma kalo harus periksa ke RS …
Saya ingin secepatnya di operasi karena takut mengganggu kegiatan nya ,karena cukup aktif anaknya skrg anak saya umur 14 bulan
..tp saya takut nti ganggu tidak sm kondisi jantungnya… terakhir periksa pas bulan September 2022 ,dokter anak bilang jantung nya sudah bagus jd GK perlu di ronsen lagi..tp saya masih agak khawatir apabila di lakukan operasi.
Demikian cerita dr saya…
Semoga Dede rafandra ,bunda dan klga selalu di berikan kesehatan ya..Aamiin
Alhamdulillah anak saya usia 8 thn sudah selesai dioperasi polidaktili jempol sebelah kanan dg RS dan Dokter yang sama. Sebelumnya saya membaca tulisan ini, utk biaya diluar kontrol pertama total utk operasi dengan menginap 2 hari 1 malam di kelas 1 total sekitar 27 jutaan. Terima kasih atas tulisannya.
Mba Nila bisa sy minta kontak WA nya?? Sy ingin bertanya2 tentang operasi nya. Trmksh sebeLumnya
alinaapalin ini IG saya
Alhamdulillah,,trimakasih dan Jazaakillahu khayran untuk cerita pengalamannya mba.pengalaman serta informasinya bermanfaat sekali..qodarullah,anak saya juga polidaktili sama persis seperti anaknya mba ini yang sampai saat ini belum berani untuk tindakan oprasi..semoga Allah mudahkan segala urusan kita semua Aamiin
hii mom, terimakasih atas sharing nya.. apa boleh saya bertanya lebih lanjut ? anak saya jg mempunyai hal yang sama seperti anak mom.. bisa share IG atau nomor Whatsapp ?
Anak saya perempuan juga polidactili di jempol kanan..skrg udah umur 2th rencana bsk mau dioperasi..tp hati masih ragu gak tega..ngaruh ke kesehatan nya gak ya bun
halo bunda Lela, qadarallah kondisi anak saya seperti anak mba Lela, hanya saja saya baru mau merencanakan anak saya untuk di operasi polidaktilinya, mohon maaf mba apakah mba berkenan share mengenai anak mba yang sudah di operasi? Doa saya semoga mba dan keluarga terutama anak mba sehat selalu
Terima kasih mba Monika telah bercerita mengenai pengalamannya di blog sehingga informasinya bisa di akses dengan mudah, juga sangat membantu mencerahkan, terutama bagi saya orang tua yang dititipkan anak dengan kondisi polidaktili, qadarallah jempol anak saya pun termasuk polidaktili-sindaktili spt anak mba. Mudahan saya dan suami diberi kemudahan untuk mengurus operasinya dengan menggunakan jalur bpjs. Jika ada parents disini yang melihat komentar saya dan ada yang memiliki pengalaman yg sama spt mba monika (namun operasinya menggunakan bpjs) semoga berkenan memberikan info mengenai pengalamannya di kolom komentar saya ini. Terima kasih banyak…
Trimakasih artikelnya mba. Sangat membantu sy yg sedang mengalami dilema dianak sy sm dgn yg mba ceritakan semoga bisa nabung utk op. Nanti dan Tuhan lancarkan semua. Aminx3
Masyaallah.. makasih sharingnya mom..
Mau sharing juga, anakku juga lahir dengan kondisi sindaktili di kaki (jari tengah dan jari manis kaki kiri dempet/nempel).. dari awal lahir SPAnya memang sarankan tidak perlu buru2 dioperasi, karena sbnrnya tidak mengganggu fungsionalitas, hanya estetika..
long story short skrg anakku udah mau 5th, dan sudah mau sekolah, dan dia makin ngerti kondisinya.. sampai dia bisa bilang sendiri “mama kenapa jari aku nempel? Allah sayang sama aku? aku mau jarinya dilepas ” padahal alhamdulillahnya lingkungan ga ada yg mengejek atau jadikan becandaan, ditempat lesnya pun seperti normal aja, alhamdulillah ga jadi bahan ejekan..
Namun karena anaknya memang sudah meminta, saya baru rencana ambil tindakan di bulan ramadhan ini disaat semua aktivitas dia dihentikan dulu dan harapannya saat sekolah nanti sudah normal kembali..
Awalnya mau coba konsul dengan dokter ditempat anak saya lahir, cuma dari tulisan mba saya jadi ada gambaran dan ada second option untuk dokter dan rumah sakit.. makasih banyak mbaa..
oh ya untuk pemulihan kira2 berapa lamakah? kalau skrg berarti kondisinya sudah normal ya? apa ada lukas bekas operasi dll?
Makasih mba sebelumnya