Hari Sabtu (13/5) lalu bisa jadi salah satu malam terbaik dalam hidup saya. Saya bisa makan malam bersama Henry Manampiring, penulis buku terkemuka dan 6 pemenang lomba menulis lainnya sebagai bentuk apresiasi dari sebuah penerbit buku yang menyelenggarakan lomba tersebut. Kami berbincang seru tentang buku dan dunia kepenulisan yang memberikan banyak pengetahuan baru nan menarik. Sebuah kesempatan berharga yang saya peroleh karena menulis.
Sebagai seseorang yang menjadikan menulis sebagai hobi sejak dua belas tahun silam, level kemampuan menulis saya masih begini-begini saja. Saya belum menerbitkan buku sendiri, mentok-mentok buku antologi yang berisi tulisan bersama penulis lain. Produktivitas menulis saya angin-anginan, sedikit bersemangat ketika ada tantangan, lomba atau job menulis, lalu redup lagi. Paling-paling hanya satu tulisan yang saya hasilkan dalam satu bulan. Cukup memprihatinkan untuk orang yang mengaku kalau hobinya adalah menulis.
Selama rentang waktu dua belas tahun yang naik turun itu, sebenarnya cukup banyak pintu yang terbuka dari menulis. Mulai dari pelesir dan menginap di hotel bintang lima secara cuma-cuma, kerja sama berbayar dengan para jenama, diajak menulis buku level Kementerian, menjadi juri lomba dan narasumber tesis, dan lain sebagainya. Namun, hal-hal baik itu diperoleh dalam rentang waktu yang lumayan panjang dan belum ada capaian yang benar-benar signifikan seperti diajak menulis oleh penerbit mayor, misalnya.
Bisa dibilang salah satu penyesalan terbesar saya di usia 20-an adalah tidak konsisten menulis karena menganggapnya sebagai sebuah hobi yang dilakukan ketika senggang dan mood mendukung. Apalagi setelah saya membaca berbagai buku nonfiksi pengembangan diri yang menyebutkan bahwa konsistensi merupakan kunci kesuksesan.
Konsistensi, Sebuah Keahlian yang Sering Diabaikan
Morgan Housel dalam buku fenomenalnya “The Psychology of Money” menyebutkan bahwa Warren Buffet menjadi orang terkaya bukan karena keahliannya dalam berinvestasi karena sebagian besar kekayaannya baru diperoleh ketika Buffet berusia hampir tujuh puluh tahun. Rahasia Buffet adalah investasi dilakukannya sejak usia belia secara konsisten. Maka, investasi yang dilakukannya secara kontinyu memberikan efek compounding yang luar biasa.
Dalam buku “Atomic Habits”, James Clear juga menyebutkan bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil akan memberikan efek penumpukan yang dahsyat. Sebuah buku yang mengubah cara pandang saya yang dulunya berpikir bahwa seseorang harus melakukan hal yang besar dulu agar menjadi hebat. Namun, ternyata konsistensi akan kebiasaan baik yang nampaknya sederhana merupakan kunci kesuksesan di segala bidang.
Konsistensi menunjukkan kegigihan. Kombinasi hasrat dan kegigihan yang disebut sebagai grit (ketabahan) merupakan kekuatan yang akan mengalahkan bakat, sebagaimana Angela Lee Duckworth tulis dalam bukunya yang berjudul “Grit”. Bahkan, Duckworth mengatakan bahwa “learning to stick to something is a life skill that we all have to develop” yang menunjukkan betapa pentingnya konsistensi.
Sayangnya, konsistensi itu tak mudah. Misalnya, kebiasaan salat tahajud yang mudah dilakukan di bulan Ramadan tetapi kemudian menjadi jarang-jarang setelah lebaran. Konsistensi juga menuntut seseorang mengalahkan kebosanan, jalan sunyi yang harus dilalui seorang diri.
Nuseir Yassin yang lebih akrab dengan konten videonya Nas Daily telah membuktikan buah manis konsistensi. Ia menjadi salah satu vlogger tersukses di dunia setelah konsisten mengunggah satu video berdurasi satu menit selama seribu hari berturut-turut. Sebuah kegigihan yang tak mudah mengingat ia juga melakukan perjalanan ke banyak negara dalam kurun waktu tersebut.
Terkadang, cara agar konsisten adalah memaksakan diri.
Cara Agar Konsisten
Sebagai seorang yang suka menunda-nunda, menjadi seorang pembuat konten khusus buku (bookstagrammer) yang mencoba posting setiap hari (dan mengatakan di akun Instagram tersebut) adalah tentang menantang diri untuk konsisten. Saya percaya akan ada hal-hal baik yang menunggu dan pintu kesempatan yang akan terbuka.
Ya, cara agar konsisten adalah mengatakan mau melakukan sesuatu di depan banyak orang!
Usia akun bookstagram saya baru sekitar lima bulan, saya memulainya tepat di awal tahun. Perlahan-lahan akun itu tumbuh. Mulai dari diikuti selebgram dengan pengikut ratusan ribu hingga beberapa kali diundang menjadi narasumber untuk membahas buku. Memang, belum sensasional tetapi saya menikmati proses saya mengunggah konten setiap harinya di tengah kesibukan bekerja dan mengurus keluarga.
Konsistensi membuat saya bertumbuh. Intensitas membaca buku semakin sering yang tentu saja mendukung hobi saya menulis. Saya juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan membuat konten seperti fotografi atau videografi.
Konsistensi artinya juga mengasah disiplin yang ternyata membantu menjaga kesehatan mental. Sesuatu yang saya butuhkan di tengah kehidupan yang rasa-rasanya semakin menantang.
Tak usah muluk-muluk ingin mengubah dunia, cukuplah mengubah diri dengan konsistensi.
Ya, konsistensi adalah permainan jangka panjang ibarat lari marathon. Play the long run!
9 Comments. Leave new
Konsisten dalam segala hal dan menuliskan besar-besar goals yang ingin dicapai ini penting banget.
Aku sudah merasakan dan membuktikan efeknya.
Impian setiap orang memang berbeda-beda dan makin bertambah usia, rasanya semakin kurang berani bermimpi.
HIhii.. cukuplah impian itu hanya menjadi sebuah kesenangan semata.
ini lah yang sering terjadi dalam hidup saya kak kurang konsisten, kalau pun ya hanya kurun waktu tertentu saja. Padahal untuk meraih apapun permainan konsistensi ini menjadi kunci utama ya
Konsistensi atau istiqomah ini memang hal yang sulit dilakukan terlebih lagi bagi orang yang mudah bosan dan suka terburu-buru tapi bukan berarti tidak bisa. Konsisten ini juga nggak lepas hubungannya dengan komitemen. Contohnya para youtuber jaman sekarang. Mereka konsisten membuat konten, sering dapat kritikan namun pada akhirnya mereka menemukan ciri khasnya dan bisa mendapatkan goal yang diinginkan.
Salah satu cara untuk bisa konsisten melakukan hal X itu dengan cari kawan yang sama-sama melakukannya.
Makanya itu gunanya komunitas.
Hanya menjadi anggota komunitas doang itu nggak serta-merta akan menyelesaikan masalah inkonsistensi.
Kita perlu mendengarkan aspirasi teman di komunitas itu, mendengarkan kesulitannya, dan ikut belajar menyelesaikan masalahnya.
Itu memberi kita input supaya tetap konsisten juga dengan hal X yang kita lakukan.
Bener banget mbak konsistensi adalah kunci dari segala pencapaian menjadi nyata. Btw selamat ya mbak atas makan malamnya bersama beliau. Senang banget baca paragraf pertama. Ya mbak saya juga mentok di antologi aja nih belum buku solo.
Benar banget mbak
Kalau memulai sesuatu itu cenderung lebih mudah
Yang susah itu bertahan dan tetap konsisten
Misalnya menulis blog, biasanya biar konsisten bisa ikutan challenge one day one post
Kalau saya sih gitu
Konsistensi memang sulit. Semua kembali pada niat dan juga tujuan kenapa harus konsisten. Karena motivasi yang kuat jadi konsisten itu diperlukan. Banyak usaha butuh dilakukan, juga pada niat dan doa supaya dikuatkan agar tetap konsisten. semangat Kaka
Tapi satu hal lagi nih : Menciptakan kenyamanan, adalah hal yang ga kalah penting. Meskipun memang pada titik tertentu kita harus bisa mengalahkan mood, tetapi jika kita bisa ciptakan suasana nyaman, maka niscaya mood baik pun akan hadir terus dalam setiap langkah perjalanan.
Itu yang saya rasakan ketika selesai merombak total blog saya beberapa waktu lalu. Setelahnya, mood menulis saya tinggi banget. Hampir one day one post, meskipun target saya cuma dua hari sekali. Tema baru bikin suasana lebih nyaman untuk saya menulis, membuat saya lebih happy dan akhirnya bisa menulis terus dengan konsisten.
Berat memang mempertahankan konsistensi. Apalagi kalo itu sesuatu yg sebenernya bukan passion kita, tapi hrs dilakukan. Tantangan dan godaannya gede itu
Kalo konsistensi membaca, aku ga perlu disuruh udah pasti dilakuin, Krn memang udh kayak habit. Tanpa sadar pasti ngelakuin. Thanks to papa yg udah membiasakan ini sejak kami kecil
Yg sempet jadi tantangan buatku, konsistensi untuk selalu workout atau olahraga mba.
Sejak awal pandemi, aku dipaksa utk rutin olahraga mengingat banyak bgt temen2ku dan saudara yg jadi korban COVID. Kliatan sehat tp ternyata ada gula, jantung, hipertensi yg jadi komplikasi mereka. Dari situ aku sadar, olahragaku kurang banget. Mulai latihan, Krn aku ga mau badan jadi lemah dan penyakit gampang DTG.
Berawal dari 7 menit sehari, lama2 nambah, sampe akhirnya memberanikan diri jadi member gym demi 45 menit latihan, 4x seminggu . Sengaja jadi member, supaya aku ngerasa sayang bolos latihan Krn biayanya ga murah.
Dengan begini konsistensiku latihan juga terarah. Alhamdulillah jadi rutin, malah terkadang kayak addict kalo udh latihan. Itu yg aku harapin, level di mana malah ngerasa ga enak kalo ga ngelakuin kebiasaan ini.
Mungkin targetku selanjutnya konsistensi dalam hal menulis atau update blog. Ini masih susah rutinnya 2 Minggu sekali. Aku pengen 10 hari sekali dulu, sebelum bisa seminggu sekali