![]() |
Istana Maimun, salah satu ikon kota Medan |
Dua hari
kemarin, saya berkesempatan berkunjung ke kota Medan. Kota yang sudah lama membuat
saya penasaran (sering melihat dan membaca liputan tentangnya, terutama acara
wisata kuliner hehe). Kebetulan hari Sabtu lalu, dua orang yang cukup akrab
mengadakan resepsi pernikahan di kota ini. Jadilah sekalian jalan-jalan.
kemarin, saya berkesempatan berkunjung ke kota Medan. Kota yang sudah lama membuat
saya penasaran (sering melihat dan membaca liputan tentangnya, terutama acara
wisata kuliner hehe). Kebetulan hari Sabtu lalu, dua orang yang cukup akrab
mengadakan resepsi pernikahan di kota ini. Jadilah sekalian jalan-jalan.
Kota ini
mengesankan. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, jalan di kota ini
tak terlalu besar dengan pepohonan yang rindang di sepanjang kiri-kanan jalan. Udara
cukup panas tetapi masih jauh lebih terik kota Semarang. Yang menarik,
rasa-rasanya pengendara motor (di sana disebut kereta) rata-rata berani ‘bermanuver’ di jalan. Jadi sering
deg-degan juga dibuatnya. Di beberapa titik, kemacetan cukup panjang.
mengesankan. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, jalan di kota ini
tak terlalu besar dengan pepohonan yang rindang di sepanjang kiri-kanan jalan. Udara
cukup panas tetapi masih jauh lebih terik kota Semarang. Yang menarik,
rasa-rasanya pengendara motor (di sana disebut kereta) rata-rata berani ‘bermanuver’ di jalan. Jadi sering
deg-degan juga dibuatnya. Di beberapa titik, kemacetan cukup panjang.
![]() |
Resepsi adat Karo, nggak aneh kan foto bertiga sm manten? :p |
Resepsi
pertama yang saya kunjungi menggunakan adat Karo sementara resepsi kedua
menggunakan adat batak Toba. Menarik sekali melihat secara langsung kedua
budaya tersebut *meskipun tentu saya tak paham kedua bahasa itu hehe. Unsur
merah dominan pada resepsi, tentu kain ulos tak ketinggalan.
pertama yang saya kunjungi menggunakan adat Karo sementara resepsi kedua
menggunakan adat batak Toba. Menarik sekali melihat secara langsung kedua
budaya tersebut *meskipun tentu saya tak paham kedua bahasa itu hehe. Unsur
merah dominan pada resepsi, tentu kain ulos tak ketinggalan.
Ohya, ketika menghadiri resepsi saya sempat bingung lantaran tak ada antrian mengular tamu undangan menyalami pengantin tetapi para tamu undangan duduk lalu makan. Pikir saya, kapan nih salamannya? Tak tahunya ketika saya tanya teman orang Medan memang begitulah katanya, kalau mau salaman tinggal maju saja ke pelaminan dan menyalami pengantin.
![]() |
Resepsi adat batak Toba |
Kalau
tentang makanan, saya tak sempat berwisata kuliner mengingat waktu cukup
terbatas. Yang jelas rasa pedas sepertinya tak pernah ketinggalan dari masakan
yang ada. Kemarin lewat di Mie Aceh Titi Bobrok yang tenar itu tapi sayang pas
saya lewat belum buka. Hiks. Tak banyak juga objek wisata yang saya kunjungi,
hanya Masjid Raya Al Mashun dan Istana Maimun saja.
Ohya satu
yang amat saya suka, kehangatan dan kemeriahan keluarga Batak. Kemarin saya numpang
menginap di rumah seorang kakak yang baik hati dan berjumpa dengan keluarganya.
Kakak dan keluarga berbicara dalam bahasa batak (Toba) dengan suara yang keras
dan cepat, tentu bukan karena marah. Ikut senyum-senyum saja ketika mereka
tertawa *padahal tak mengerti apa yang dibicarakan hehe. Orang Batak juga
terkenal dengan keterusterangannya, kalau suka bilang suka dan kalau tak suka
bilang tak suka.
yang amat saya suka, kehangatan dan kemeriahan keluarga Batak. Kemarin saya numpang
menginap di rumah seorang kakak yang baik hati dan berjumpa dengan keluarganya.
Kakak dan keluarga berbicara dalam bahasa batak (Toba) dengan suara yang keras
dan cepat, tentu bukan karena marah. Ikut senyum-senyum saja ketika mereka
tertawa *padahal tak mengerti apa yang dibicarakan hehe. Orang Batak juga
terkenal dengan keterusterangannya, kalau suka bilang suka dan kalau tak suka
bilang tak suka.
![]() |
Bentor, kendaraan khas kota ini |
![]() |
Merdeka walk, tempat makan dan nongkrong |
![]() |
Masjid Raya Al Mashun |
Sampai jumpa lagi Medan di bulan sebelas *insya Allah 🙂
21 Comments. Leave new
Kalo di Medan mah jangan ditanya. Pengguna jalan terutama pengendara motor dan becak (becak motor maksudnya) bener2 horror. Sampe rada trauma naik becak saya -___-
wkwk, bener mbak, sering sport jantung dibuatnya hehe…
wah wah … senang liat pengantin dengan kostum adat Karo *orang Karo nih soale hehehe*
biar tau dikit2 soal Karo boleh mampir ke blogku mbak 😀
wah senang berkenalan dengan kakak… Siap kak, ini lagi ngubek2 blognya hihi..
OH TAK KIRAIN MONIK YANG nikahan 😀 hehe, pas lihat wajahnya monik cuma disampingnya hehhe..
wah asyiknya ke acara nikahan sampe ke meda huaa penegn ngikut eh dah pulang.
wkwk, belum Nur, klo aku nikah pasti kamu ku undang 😀
aku juga diundang lho kalo Nur nikah ^^
Wow, kampung saya itu… Ah, tapi sayang. Belum ke medan, kalo belum ke dano toba.
kemarin cuma dua hari Tada, gak sempat awak ke dano toba hiks..
bulan sebelas insya Allah ke Medan lagi hehe
Salam kenal Monik 🙂
Bajunya koq warnanya mirip banget dengan pengantin 🙂
salam kenal kak.. ahaha, siapa tau cepet ketularan kak.. xp
makasih kunjungannya ya kak ^^
pertama ke Medan seneng banget. Akhirnya menginjakkan kaki ke Sumatera
namun…
setelah kunjunganku yang ke 10 ke Medan, aku melihat Medan sebagai kota yang jorok, kumuh, tidak tertata, polutif, bau, dan banyak lagi nominasi yang bisa aku sebutkan sebagai kota yang sangat tidak nyaman untuk ditinggalin.
aku lupa antara Istana Maimun atau Masjid Raya Medan, itu di dalamnya ada kuburannya. Jadi kita gak bisa sholat di dalamnya
Sepenglihatanku ada kuburan di samping masjid (masih satu kompleks) (pinggir jalan), tetapi bukan di atas masjidnya… setauku yg tidak boleh adalah sholat menghadap kuburan dan mendirikan masjid di atas kuburan…
semoga lebih cermat dalam hal mengatakan gak bisa sholat di suatu tempat 🙂
CMIIW
maksudnya apa nih? Kita boleh sholat di tempat yang ada kuburannya gitu?
cari tahu tentang makam nabi dulu deh deady…cari tahu jg hadits2 sm penjelasan yg terkait… sebelum bilang di sebuah rumah Allah gak boleh sholat di sana… hati2 lho klaim seperti itu..
klo kamu benar katakanlah, klo saya salah luruskanlah..
Syukron…
lhoo makam Nabi di Masjid Nabawi itu bedaaa. Lokasi makamnya itu bukan bagian masjid. Dibatasi tiga tembok. Jadi sebuah tempat yang terpisah. Jelas mana kuburan mana masjid. Yang bertanggung jawab memasukkan makam Nabi ke dalam kompleks masjid itu Khalifah Abdul Marwan bin Malik rahimahullah (?kalo gak salah) Lha wong Rasulullah menjelang meninggal aja bilang terkutuklah kaum Nasrani yang menjadikan makam" orang" sholeh mereka menjadi masjid kok
haduh lupa aku kalo aku gak boleh ngejudge. Well kalo tanya sumber. Mengenai tembok itu aku tanya ke Ibuku yang pernah ke Masjid Nabawi. Kompleks makamnya itu berbeda dengan kompleksnya masjid. Hanya saja ibuku ragu entah dibatasi oleh 3 atau 4 tembok. Tapi, bisa dipastikan kalo dua kompleks itu terpisah. Tentang khalifah itu well ada di shiroh. Kalo yang hadits itu ya monggo silakan buka deh Shahihain
lhah memang di masjid itu gak jelas mana masjid mana kuburan?
sederhana saja lah, klo masjid itu menyalahi ajaran nabi pasti ulama2 tak akan membiarkannya…
masak dr sekian banyak ulama di Indonesia diam saja?
saya hanya orang awam yah tapi saya tak semudah itu men-judge sesuatu tanpa dalil…
ooh maafkan kelemahpengetahuan saya ttg makam nabi klo demikian, yg saya baca hanya satu kompleks dgn masjid nabawi…
yg jelas, menurut saya pasti nggak mungkin nggak ada ulama yg meluruskan jika masjid itu tak bisa digunakan untuk sholat
waaaah.. yang dari medan….
pasti menyenangkan ya Mbak…
susun rencana buat bulan sebelas dari sekarang mbak heheheee
ehehe, jalan2 *eh kondangan emang menyenangkan mas ^^
bulan sebelas kondangan lagi k Medan 🙂
seru euy jalan2nya…