Anggap saja cerita berawal dari ‘perburuan’ dosen pembimbing
skripsi. Sekitar bulan Oktober tahun lalu, batas akhir penyerahan proposal
skripsi (tentunya disertai persetujuan dosbing) tinggal seminggu lagi. Saya
sudah mengantongi satu nama calon dosbing yang kira-kira bersedia membimbing,
tinggal menunggu beliau datang dari Jepang (kebetulan saat itu beliau sedang
mengikuti short course) menyetujui
calon judul skripsi saya. Voila, ternyata karena satu dan lain hal, beliau
tidak bisa menjadi pembimbing saya. Hari itu hari Senin malam dan nama dosbing beserta proposal harus sudah ada maksimal pada Jum’at sore. Proposal sudah saya buat, tetapi dosbing belum ada, sementara dosbing tentunya harus menyetujui proposal tersebut. Panik, saya mencoba
tetap tenang. Aduh, tinggal empat hari lagi.
Tidak tahu bagaimana
caranya, saya pasti akan dapat dosbing sebelum Jum’at
caranya, saya pasti akan dapat dosbing sebelum Jum’at
Calon dosbing lain yang saya hubungi ternyata tidak bisa.
Ada yang sedang tidak menerima mahasiswa bimbingan, spesialisasi beliau
ternyata berbeda dengan calon judul skripsi saya (sementara saya tak mau ganti
judul), dsb. Akhirnya, saya mendatangi salah satu dosen untuk meminta saran
kira-kira siapa yang bisa membimbing saya dengan judul yang saya ajukan. Saya
sama sekali tak berharap bahwa dosen yang saya datangi itu akan menjadi dosbing
saya, karena ada semacam aturan di kampus bahwa satu dosen maksimal membimbing
enam mahasiswa penyusun skripsi. Saya ceritakan proposal skripsi saya dan sama
sekali tak disangka, beliau berkata, “Yawda, sama saya saja,”
Ada yang sedang tidak menerima mahasiswa bimbingan, spesialisasi beliau
ternyata berbeda dengan calon judul skripsi saya (sementara saya tak mau ganti
judul), dsb. Akhirnya, saya mendatangi salah satu dosen untuk meminta saran
kira-kira siapa yang bisa membimbing saya dengan judul yang saya ajukan. Saya
sama sekali tak berharap bahwa dosen yang saya datangi itu akan menjadi dosbing
saya, karena ada semacam aturan di kampus bahwa satu dosen maksimal membimbing
enam mahasiswa penyusun skripsi. Saya ceritakan proposal skripsi saya dan sama
sekali tak disangka, beliau berkata, “Yawda, sama saya saja,”
What? Saya sama sekali
tak menyangka beliau bersedia. Mengingat beliau salah satu dosen pembimbing
terfavorit dan ‘kuota’ mahasiswa bimbingan beliau sudah enam orang.
tak menyangka beliau bersedia. Mengingat beliau salah satu dosen pembimbing
terfavorit dan ‘kuota’ mahasiswa bimbingan beliau sudah enam orang.
Singkat cerita, beliau lah yang menjadi pembimbing saya,
lepas dari saya harus mengajukan permohonan ke pimpinan tertinggi di kampus
untuk menjadi mahasiswa bimbingan beliau (terkait ‘kuota’ yang sudah penuh
tadi).
lepas dari saya harus mengajukan permohonan ke pimpinan tertinggi di kampus
untuk menjadi mahasiswa bimbingan beliau (terkait ‘kuota’ yang sudah penuh
tadi).
Saya percaya apabila
kita menginginkan sesuatu kebaikan, Allah akan membantu kita. Dengan cara yang terkadang
tak terduga. Di luar nalar kita. Keyakinan ini yang coba saya pegang erat.
kita menginginkan sesuatu kebaikan, Allah akan membantu kita. Dengan cara yang terkadang
tak terduga. Di luar nalar kita. Keyakinan ini yang coba saya pegang erat.
Pada saat kuliah D-III, saya memasang target IPK minimal 3,5.
Saya bukan mahasiswa pintar yang kritis. Bukan tipe orang yang pertama dapat materi
pelajaran langsung paham, saya harus mengulang-ulang. Bukan pula tipe yang bisa
memecahkan sesuatu hal yang baru. I think
i’m just mediocre. Tapi saya yakin saya bisa mencapai target yang saya
tetapkan. Entah bagaimana caranya.
Saya bukan mahasiswa pintar yang kritis. Bukan tipe orang yang pertama dapat materi
pelajaran langsung paham, saya harus mengulang-ulang. Bukan pula tipe yang bisa
memecahkan sesuatu hal yang baru. I think
i’m just mediocre. Tapi saya yakin saya bisa mencapai target yang saya
tetapkan. Entah bagaimana caranya.
Bismillah. I trust Allah
Dan alhamdulillah, target itu tercapai. Begitu pula saat
kuliah D-IV, kali ini saya memasang target IPK minimal 3,6. Saya tak tahu bagaimana caranya, percaya
saya, insya Allah bisa. Bukan tipe mahasiswa yang pintar-pintar amat, jarang
bisa berpikir out of the box, suka
pusing membaca materi akuntansi, blabla.
Intinya, saya merasa sebenarnya target saya ketinggian. Tetapi, bismillah saja.
Alhamdulilah tercapai.
kuliah D-IV, kali ini saya memasang target IPK minimal 3,6. Saya tak tahu bagaimana caranya, percaya
saya, insya Allah bisa. Bukan tipe mahasiswa yang pintar-pintar amat, jarang
bisa berpikir out of the box, suka
pusing membaca materi akuntansi, blabla.
Intinya, saya merasa sebenarnya target saya ketinggian. Tetapi, bismillah saja.
Alhamdulilah tercapai.
Perkara hasil, itu urusan Allah. Saya meyakini hal itu. Mendapatkan
hasil yang bagus bukan berarti saya pintar. Bisa jadi, Allah meridoi hasil
bagus itu lantaran rido dengan doa ibu saya, rido dengan orang yang mendoakan
saya, atau pas sedekah dan kemudian dibalas dengan kebaikan itu atau hal-hal
lain yang menyebabkan Allah rido dengan hasil itu.
hasil yang bagus bukan berarti saya pintar. Bisa jadi, Allah meridoi hasil
bagus itu lantaran rido dengan doa ibu saya, rido dengan orang yang mendoakan
saya, atau pas sedekah dan kemudian dibalas dengan kebaikan itu atau hal-hal
lain yang menyebabkan Allah rido dengan hasil itu.
He found you misguided
and He guides you (Q.S 93:6)
and He guides you (Q.S 93:6)
Pernah pada suatu ujian Auditing, saya benar-benar blank. Sepuluh menit pertama habis hanya
untuk membolak-balik soal. Ya Allah, apa ini, saya tak paham. Keringat dingin
mulai bercucuran. Mencoba tenang, saya menghirup nafas dalam-dalam. Merapal doa
“Allahumma arinal haqqo haqqon warzuqnat
tiba’ah, wa arinal bathila bathilan warzuqnat tinabah” berulang-ulang. Ya
Allah, tunjukkan pilihan mana dari pilihan ganda ini yang benar. Alhamdulillah,
kemudian diberi kemantapan untuk memilih.
untuk membolak-balik soal. Ya Allah, apa ini, saya tak paham. Keringat dingin
mulai bercucuran. Mencoba tenang, saya menghirup nafas dalam-dalam. Merapal doa
“Allahumma arinal haqqo haqqon warzuqnat
tiba’ah, wa arinal bathila bathilan warzuqnat tinabah” berulang-ulang. Ya
Allah, tunjukkan pilihan mana dari pilihan ganda ini yang benar. Alhamdulillah,
kemudian diberi kemantapan untuk memilih.
Begitu pula, flashback
saat UAN Matematika SMA. Seperti ada ‘tangan gaib’ yang menuntun saya. Saya
bisa mengerjakan soal yang menurut saya susah dengan penyelesaian yang tak
pernah saya pikirkan sebelumnya. Seperti tangan saya bergerak sendiri
menggunakan rumus yang tak pernah saya pakai. Alhamdulillah.
saat UAN Matematika SMA. Seperti ada ‘tangan gaib’ yang menuntun saya. Saya
bisa mengerjakan soal yang menurut saya susah dengan penyelesaian yang tak
pernah saya pikirkan sebelumnya. Seperti tangan saya bergerak sendiri
menggunakan rumus yang tak pernah saya pakai. Alhamdulillah.
Saya tak tahu
bagaimana caranya meraih mimpi demi mimpi yang saat ini terasa mengambang di
langit. Saya hanya PNS biasa, dari keluarga biasa. Tak punya kemampuan di atas
rata-rata.
bagaimana caranya meraih mimpi demi mimpi yang saat ini terasa mengambang di
langit. Saya hanya PNS biasa, dari keluarga biasa. Tak punya kemampuan di atas
rata-rata.
Tetapi saya meyakini saya
akan sampai ke sana. Memeluk
mimpi demi mimpi yang saat ini menyesakkan dada. Tak tahu bagaimana caranya, tetapi saya yakin saya akan sampai ke sana.
akan sampai ke sana. Memeluk
mimpi demi mimpi yang saat ini menyesakkan dada. Tak tahu bagaimana caranya, tetapi saya yakin saya akan sampai ke sana.
Because I have Allah
and I trust Him
and I trust Him
Bagi-Nya semua mudah karena Dia-lah sang pemilik segala. Berdoalah kepada-Ku, niscaya Ku perkenankan
bagimu. Bukankah demikian firman-Nya? Lalu mengapa ragu?
bagimu. Bukankah demikian firman-Nya? Lalu mengapa ragu?
Yakin saja. Meski saat
ini terasa gelap, tak tahu arah mana yang akan membawa
ini terasa gelap, tak tahu arah mana yang akan membawa
Yakin saja. Meski diri
ini begitu lemah, rapuh dan penuh kekurangan
ini begitu lemah, rapuh dan penuh kekurangan
Yakin saja. Meski
banyak orang mencibir dan menyangsikan
banyak orang mencibir dan menyangsikan
Yakin saja. Ya yakin
saja. Yakin saja. Gigit erat keyakinanmu
saja. Yakin saja. Gigit erat keyakinanmu
Bismillah. Berwasilah dengan niat baik dan upaya terbaik.
Semoga Dia rido. Memberikan apa yang menjadi mimpi-mimpi. Atau bahkan dibalas
lebih baik, lebih baik, lebih baik. Mudah saja bagi-Nya.
Semoga Dia rido. Memberikan apa yang menjadi mimpi-mimpi. Atau bahkan dibalas
lebih baik, lebih baik, lebih baik. Mudah saja bagi-Nya.
Allahumma laa sahla illa maa ja‘altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza
syi’ta sahlaa
syi’ta sahlaa
Bi’idznillah
*ditulis untuk menguatkan keyakinan dan azzam, semoga*
*judul ini diakhiri dengan ‘insya Allah’ dan ‘bi’idznillah*
*judul ini diakhiri dengan ‘insya Allah’ dan ‘bi’idznillah*
4 Comments. Leave new
Bismillah than bi'idznillah 🙂 keep writing..
ALHAMDULILLAH
keep writing mons
Aaaaaak, bagus banget, Mon. Emang harus yakin dan percaya sama Alloh. Harus!
Bismillah 🙂