Kata orang ketika seorang anak terlahir ke dunia, lahir pula seorang ibu. Ya, adanya sosok kecil di tengah-tengah suami dan istri membuat perubahan yang amat berarti.
Hidup tak lagi sama. Rutinitas sehari-hari akan berbeda. Menjadi seorang ibu adalah sebuah momen yang mengubah hidup.
Sebelum memiliki anak, saya sering bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi seorang ibu dan mengamati para ibu bersama anaknya. Namun, ternyata itu nggak cukup.
Di dunia ini ada hal-hal yang akan kamu sadari setelah kamu benar-benar mengalaminya.
Berikut tujuh hal yang saya sadari setelah menjadi seorang ibu:
Merasa utuh dan lengkap
Adanya buah hati membuat saya merasa utuh dan lengkap. Ada yang hadir mengisi kekosongan relung jiwa. Kalau dulu saya ke sana ke mari mencari arti hidup, sekarang saya merasa ingin menetap dan tak lagi ingin mencari-cari.
Ternyata saya bisa kuat
Kalau mengenang kembali perjalanan menjadi seorang ibu mulai dari hamil hingga melahirkan, kadang-kadang berpikir, “Kok bisa ya aku sekuat itu?”.
Mulai dari mual muntah hingga cairan lambung keluar, terpukul lantaran janin saya dibilang akan mengalami bibir sumbing (alhamdulillah tidak), memiliki anak yang qadarullah terlahir dengan polidaktili. Belum lagi perjuangan induksi 52 jam (jangan ditanya rasa sakitnya) yang berakhir di atas meja operasi.
I will do anything for my childr(en)
Kata orang, jadi orang tua itu kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Artinya, saya (dan suami, tentu saja) harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Rasa-rasanya saya ingin memberikan apa pun yang terbaik di dunia ini untuk anak.
Nggak hanya tentang kebutuhan yang bersifat materi seperti pangan atau pendidikan, tetapi juga kebutuhan psikologis dia. Saya ingin sekali memiliki anak yang memiliki jiwa utuh dan bahagia.
Tentu anak yang bahagia lahir dari ibu yang bahagia.
Selain itu, tentu saja saya harus membenahi sikap dan perilaku karena seorang anak akan mencontoh orang tuanya.
Saya nggak boleh egois
Ada makhluk kecil yang bergantung hidupnya kepada saya. Ia membutuhkan kasih sayang dan perlindungan. Allah SWT sudah memercayakan saya untuk mengandungnya, melahirkannya, dan mengasuhnya. Sebuah amanah yang berat hingga nanti di akhirat.
Oleh karena itu, saya bukanlah saya yang dulu. Yang bisa mengambil keputusan seorang diri dan tak memikirkan orang lain. Sudut pandang saya sekarang adalah anak : apa yang membuat dia merasa nyaman dan aman.
Misalnya, saya suka sekali jalan-jalan. Namun, tentu saya kini memikirkan untuk berwisata ke tempat rekreasi yang ramah anak.
Saya mengalah mendahulukan kebutuhan anak dibanding keinginan saya memiliki barang.
Menyadari bahwa tak ada ibu yang sempurna
Rasanya ingin ini dan itu seperti ingin mengasuh anak seorang diri. Namun, saya tak bisa, saya masih harus bekerja sebagai seorang pegawai.
Menjadi seorang ibu artinya menyadari bahwa tak ada ibu yang sempurna. Ada hal-hal yang di luar jangkauan, ada hal-hal yang terpaksa dikorbankan.
Terkadang kita perlu menurunkan ekspektasi.
Namun, tentu bukan berarti seadanya.
Semakin menghargai orang tua
Ya, menjadi seorang ibu membuat saya semakin menghargai orang tua. Menyadari bahwa orang tua adalah sosok yang berupaya melakukan apa pun yang terbaik yang bisa mereka lakukan di tengah segala keterbatasan dan kekurangan.
Saya lemah, tetapi ada Allah SWT yang menguatkan
Di depan mata saya saja, anak bisa jatuh. Sungguh saya lemah dan membutuhkan pertolongan. Saya yang memiliki banyak kekurangan ini harus membesarkan seorang manusia agar kelak ia bisa mengenal Tuhan dan agamanya.
Berbagai ketakutan hinggap di pikiran seperti bagaimana jika saya tak mampu mendidiknya.
Namun, sejauh ini, ada saja pertolongan Allah yang saya rasakan. Misalnya saya bisa menyusui anak selama 2 tahun penuh tanpa harus pumping karena masih ada jadwal bekerja dari rumah. Anak baru masuk tempat penitipan anak di usianya yang kedua, itu pun tidak setiap hari. Sebuah nikmat yang harus saya syukuri.
Menjadi ibu adalah salah satu hal paling luar biasa yang terjadi pada diri saya. Tak ternilai dan tak tergantikan.
Bagaimana denganmu? Apa hal yang kamu rasakan setelah menjadi seorang ibu?
—
1 Comment. Leave new
Pas berencana kaya semua bakal bisa Di handle sendiri, tapi ternyata di awal perjalanan yg sebenernya nangis kaya gak kuat, dan kemudian nangis karena terharu karena saking baiknya Allah.
Kaya masing2 anak membawa pesan atau hikmah sendiri untuk orang tua. Anak pertama di iringi kisah yg ngingetin untuk sabar dan sholat. Anak kedua diiringi kisah ngingetin untuk selalu ikhlas dan berhuznudzon terhadap semua ketentuan Allah.
Semangat. Semoga menjadi ibu yang amanah..