Prinsip Investasi untuk Pemula – Keanu baru saja menyelesaikan pendidikan perguruan tingginya. Tak lama kemudian, ia diterima bekerja menjadi seorang pegawai di perusahaan swasta dengan gaji yang lumayan. Ia pun mulai memikirkan untuk berinvestasi untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Kira-kira, prinsip investasi apa saja ya yang harus diketahui oleh investor pemula seperti Keanu?
Investasi Ilmu Sebelum Investasi Uang
Tahun 2020 lalu, Satgas Waspada Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kerugian masyarakat akibat investasi bodong mencapai Rp92 triliun dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Kira-kira kalau jadi proyek pembangunan sekolah, ada berapa sekolah baru yang terbangun ya?
Nah, berita buruknya, para penipu acapkali menyasar investor pemula. Mengapa? Karena investor pemula seringkali masih belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang investasi. Misalnya, teman saya pernah tertipu investasi yang memperjanjikan tingkat pengembalian 10% setiap bulannya selama tiga bulan alias 120% dalam setahun.
Padahal, suku bunga deposito saat itu cuma 6% setahun. Bisa kelihatan kan perbandingannya yang nggak masuk akal?
Berinvestasi bukan hanya tentang menanamkan uang dan kemudian memetik hasil investasi. Namun, diperlukan literasi keuangan yang cukup sebelum memutuskan untuk investasi.
Contoh sederhananya, tak mudah tertipu dengan pihak yang menjanjikan imbal hasil tinggi dengan risiko rendah karena kita mengetahui prinsip investasi high risk, high return. Artinya, makin tinggi risiko, makin tinggi pengembalian, dan juga sebaliknya.
Apa saja prinsip investasi yang harus diketahui oleh investor pemula? Yuk, kita bahas
Prinsip Investasi yang Harus Diketahui Pemula
- Investasi dengan Uang Dingin
Uang dingin artinya sejumlah uang yang idle alias nganggur benar-benar tidak terpakai. Bukan uang yang memiliki peruntukan tertentu misalnya uang untuk membayar sekolah anak yang akan dibayarkan dalam tiga bulan lagi. Mengapa? Karena di dalam investasi selalu ada risiko kerugian sehingga jika kita berinvestasi dengan uang dingin dan rugi, hal tersebut tidak mempengaruhi kondisi keuangan.
Kita ambil contoh investasi logam mulia yang merupakan investasi dengan risiko rendah. Apabila kita membeli hari ini, kita akan langsung mengalami unrealized loss alias rugi yang belum direalisasi karena adanya selisih antara harga jual (Antam misalnya) dengan harga beli. Investasi emas sebaiknya ditujukan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun).
Sebelum investasi tanyakan pada diri, sudahkah dana darurat aman? Dana darurat artinya dana dalam jumlah 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan kita. Berjaga-jaga apabila berhenti dari pekerjaan, kita masih memiliki dana untuk bertahan hidup hingga memperoleh pekerjaan lainnya.
- Jangan berutang untuk investasi
Kalau investasi dengan uang “panas” alias uang yang ada peruntukannya saja tidak disarankan, apalagi berutang untuk investasi. Big no.
Lagi-lagi, investasi adalah kegiatan yang senantiasa memiliki risiko sehingga seharusnya dilakukan dengan uang dingin.
- Jangan taruh telur dalam satu keranjang
Don’t put your eggs in one basket. Artinya, lakukanlah diversifikasi atas investasi yang dilakukan, Misalnya, saya memiliki investasi reksadana dan logam mulia sebagai investasi dengan risiko rendah serta saham yang merupakan investasi dengan risiko sedang.
Apa tujuan melakukan diversifikasi investasi? Apabila salah satu investasi mengalami kerugian maka kerugian dapat diminimalisir.
Berinvestasi saham pun juga demikian. Jangan meletakkan seluruh uang untuk saham satu emiten saja, tetapi lakukanlah diversifikasi saham.
- High risk high return, low risk low return
Ingin investasi dengan imbal hasil tinggi? Kita harus bersiap dengan risiko yang tinggi. Deposito memiliki risiko rendah tetapi suku bunga juga rendah hanya sekitar 3%. Investasi bitcoin memiliki pengembalian tinggi, tetapi risiko investor juga tinggi.
Ingin investasi hasil tinggi dengan risiko rendah? Hati-hati, kamu bisa jadi incaran penipuan dengan modus investasi bodong. Saya sudah menuliskan tips agar terhindar dari penipuan investasi skema Ponzi.
- Ketahui tujuan investasi
Tujuan investasi orang berbeda-beda. Ada yang ingin memperoleh keuntungan jangka pendek, ada pula yang menargetkan keuntungan jangka panjang. Tujuan investasi akan mempengaruhi investasi mana yang kita ambil dan cara kita berinvestasi.
Misalnya, apabila ingin berinvestasi untuk keuntungan jangka pendek (<1 tahun), kita bisa melakukan trading saham. Adapun bila ingin berinvestasi dalam jangka panjang kita bisa membeli saham perusahaan dengan melakukan analisis fundamental.
- Ketahui profil risiko
Apakah kamu seseorang yang berani mengambil risiko tinggi atau seseorang yang memilih bermain aman? Profil risiko kita akan menentukan investasi apa yang sebaiknya kita ambil.
Misalnya, jika kamu menyukai tantangan dan berani mengambil risiko tinggi, kamu bisa melakukan forex trading. Namun, jika kamu suka bermain aman, kamu bisa memilih deposito atau reksadana pendapatan tetap. Karena profil risiko saya sedang ke rendah, saya memilih berinvestasi logam mulia, reksadana, dan saham.
- Perhatikanlah tingkat inflasi
Inflasi merupakan tingkat kenaikan harga barang dan jasa dari tahun ke tahun. Misalnya, tingkat inflasi 5% menunjukkan tingkat kenaikan harga sebesar 5% dibanding tahun sebelumnya. Inflasi dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan nilai riil dan investasi dan mengukur beraa kira-kira tingkat pengembalian yang kita perlukan agar bisa memperoleh barang dengan standar yang sama.
Jika tingkat inflasi 5%, kita dapat mencari investasi yang bisa memberikan pengembalian lebih dari 5% setahun agar nilai uang kita tidak berkurang.
Misalnya, dengan uang 10 ribu di tahun 2013, kita bisa memperoleh 2 liter bensin, tetapi di tahun 2021 hanya bisa memperoleh 1 liter saja. Artinya, nilai uang Rp10 ribu yang kita miliki berkurang karena inflasi.
- Buy what you know, know what you buy
Warren Buffet, salah seorang pakar investasi dan orang terkaya di dunia, memberikan nasihat agar kita berinvestasi pada hal yang kita ketahui dan kita juga harus mengetahui apa yang kita belanjakan.
Misalnya, sebelum berinvestasi, ketahuilah seluk beluk investasi yang akan kita lakukan. Jika kita memilih investasi saham, ketahuilah aspek-aspek keuangan dan non keuangan dari saham yang akan kita beli. Jangan gambling.
- Reinvesting
Jika kita ingin memiliki kebebasan finansial melalui investasi, kita harus bersabar dalam menunggu hasilnya. Misalnya, acapkali memperoleh keuntungan dari investasi, kita investasikan kembali, begitu seterusnya. Jangan tergesa-gesa untuk menikmati keuntungan investasi tetapi lakukan investasi lagi agar dana kita semakin berkembang.