Bagaimana kita memantaskan diri agar pada
saat jodoh datang kita melakukan hal-hal yang benar-benar ibadah?
Foto diambil di Pantai Kertasari, Kabupaten Sumbawa Barat |
Tak selamanya pernikahan menjadi sebuah
karunia, bisa jadi berubah menjadi musibah, misalnya ketika terjadi perceraian.
Memantaskan diri adalah upaya menjaga agar pernikahan menjadi sebuah karunia
(rahmat). Bagi yang belum bertemu jodohnya, bisa jadi memang belum ‘pantas’
jika diberikan saat ini.
Belajar dari Nabi Zakariya
Belajarlah dari kisah Nabi Zakariya as yang
tak berputus asa dalam meraih rahmat Tuhannya. Tatkala ia begitu menginginkan
seorang putra sementara usianya saat itu telah merambat senja, 80 tahun. Tatkala
sang istri dikatakan tak mampu memiliki keturunan.
tak berputus asa dalam meraih rahmat Tuhannya. Tatkala ia begitu menginginkan
seorang putra sementara usianya saat itu telah merambat senja, 80 tahun. Tatkala
sang istri dikatakan tak mampu memiliki keturunan.
Nabi Zakariya as tak berputus asa meminta
kepada Tuhannya. Ia memiliki keyakinan yang amat kuat, tak ada yang tak mungkin
jika Allah berkehendak. Seruan kesungguhan doanya diabadikan dalam
Q.S. Al Anbiyaa (21):89,
kepada Tuhannya. Ia memiliki keyakinan yang amat kuat, tak ada yang tak mungkin
jika Allah berkehendak. Seruan kesungguhan doanya diabadikan dalam
Q.S. Al Anbiyaa (21):89,
“Rabbi, laa tadzarni fardan wa anta khoirul
waaritsin,”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku
hidup seorang diri dan Engkau sebaik-baik pewaris
Namun, tidak cukup dengan berdoa semata.
Bagaimana pada akhirnya nabi Zakariya as memperoleh anugerah keturunan tak
lepas dari upayanya ‘memantaskan diri’. Ia menjadi ayah asuh dari Maryam binti
Imran, salah seorang perempuan paling suci yang namanya diabadikan menjadi nama
surat di Al Qur’an. Ia menunjukkan kepada Allah SWT bahwa ia layak menjadi
seorang ayah.
Bagaimana pada akhirnya nabi Zakariya as memperoleh anugerah keturunan tak
lepas dari upayanya ‘memantaskan diri’. Ia menjadi ayah asuh dari Maryam binti
Imran, salah seorang perempuan paling suci yang namanya diabadikan menjadi nama
surat di Al Qur’an. Ia menunjukkan kepada Allah SWT bahwa ia layak menjadi
seorang ayah.
Laki-laki yang Dapat Diandalkan
Dalam konteks jodoh, seberapa pantas
seseorang memperoleh jodoh dapat bermakna seberapa pantas kita menjadi seorang
istri atau suami (bahasa kerennya ‘istriable’
atau ‘suamiable’). Untuk suami,
milikilah sifat Al Qawwam (atau bahasa sederhananya ‘dapat diandalkan’) dan
untuk perempuan memiliki sifat Al Walud (menebarkan kasih sayang yang mampu
memberikan kenyamanan). Fenomena yang terjadi pada anak seperti ‘mother distrust ’ menunjukkan bahwa kurangnya
sifat al walud pada diri seorang ibu sehingga kehadirannya malah menimbulkan
ketidaknyamanan bagi sang anak.
seseorang memperoleh jodoh dapat bermakna seberapa pantas kita menjadi seorang
istri atau suami (bahasa kerennya ‘istriable’
atau ‘suamiable’). Untuk suami,
milikilah sifat Al Qawwam (atau bahasa sederhananya ‘dapat diandalkan’) dan
untuk perempuan memiliki sifat Al Walud (menebarkan kasih sayang yang mampu
memberikan kenyamanan). Fenomena yang terjadi pada anak seperti ‘mother distrust ’ menunjukkan bahwa kurangnya
sifat al walud pada diri seorang ibu sehingga kehadirannya malah menimbulkan
ketidaknyamanan bagi sang anak.
Pada momen sebelum jodoh
datang, pelajarilah beberapa keahlian (skill)
yang membuat kita layak menikah. Persiapkan diri sebaik-baiknya. Salah satu keteladanan yang ditunjukkan Rasulullah saw adalah pada saat berusia 21 tahun, beliau mengikuti sebuah organisasi penegak
hukum di kota Mekah sebagai simpatisan. Rasul tidak ‘ujug-ujug’ menjadi
pemimpin tetapi sudah ditempa. Seorang kepala keluarga haruslah dapat
diandalkan.
datang, pelajarilah beberapa keahlian (skill)
yang membuat kita layak menikah. Persiapkan diri sebaik-baiknya. Salah satu keteladanan yang ditunjukkan Rasulullah saw adalah pada saat berusia 21 tahun, beliau mengikuti sebuah organisasi penegak
hukum di kota Mekah sebagai simpatisan. Rasul tidak ‘ujug-ujug’ menjadi
pemimpin tetapi sudah ditempa. Seorang kepala keluarga haruslah dapat
diandalkan.
Perempuan yang Mampu Memberikan Rasa Nyaman
Untuk para perempuan,
pentingnya kemampuan untuk membuat rumah menjadi ‘tempat bermain’, bukan ‘markas
militer’. Terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh perempuan sebagai berikut
:
pentingnya kemampuan untuk membuat rumah menjadi ‘tempat bermain’, bukan ‘markas
militer’. Terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh perempuan sebagai berikut
:
1.
Beremosi positif
Beremosi positif
Emosi atau perasaan positif
ditunjukkan melalui bahasa tubuh. Istri akan menyebarkan emosi itu kepada dua
pihak : suami dan anak. Selain itu, penting bagi perempuan untuk memiliki
kemampuan mengkontrol emosi. Jangan menyimpan marah lama-lama. Ustadz Bendri
menyarankan bahwa kemampuan pertama perempuan yang harus dilatih adalah menulis
sebagai sarana untuk menetralisir perasaan. Perempuan memiliki kebutuhan yang
jauh lebih besar dibandingkan laki-laki untuk mengeluarkan kata-kata sehingga
menulis bisa menjadi media yang tepat.
ditunjukkan melalui bahasa tubuh. Istri akan menyebarkan emosi itu kepada dua
pihak : suami dan anak. Selain itu, penting bagi perempuan untuk memiliki
kemampuan mengkontrol emosi. Jangan menyimpan marah lama-lama. Ustadz Bendri
menyarankan bahwa kemampuan pertama perempuan yang harus dilatih adalah menulis
sebagai sarana untuk menetralisir perasaan. Perempuan memiliki kebutuhan yang
jauh lebih besar dibandingkan laki-laki untuk mengeluarkan kata-kata sehingga
menulis bisa menjadi media yang tepat.
2.
Kemampuan
untuk membuat anggota keluarga ‘kangen pulang’
Kemampuan
untuk membuat anggota keluarga ‘kangen pulang’
Salah satu hal yang membuat suami dan
anak rindu pulang ke rumah adalah masakan istri atau ibu. Memasak memang bukan
kewajiban istri, tetapi akan lebih baik jika seorang istri memiliki kemampuan
memasak yang bisa membuat suami atau anaknya ingin segera pulang ke rumah.
anak rindu pulang ke rumah adalah masakan istri atau ibu. Memasak memang bukan
kewajiban istri, tetapi akan lebih baik jika seorang istri memiliki kemampuan
memasak yang bisa membuat suami atau anaknya ingin segera pulang ke rumah.
3.
Kemampuan
memijit
Kemampuan
memijit
Ustadz Bendri menyarankan jika seorang
suami tampak menghadapi masalah, jangan langsung ditanya, tetapi dipijit
terlebih dahulu. Buat ia merasa nyaman untuk melepaskan perasaaanya. Bagi anak
yang beranjak dewasa, ia akan sungkan jika dicium tetapi ia tak menolak jika
dipijit.
suami tampak menghadapi masalah, jangan langsung ditanya, tetapi dipijit
terlebih dahulu. Buat ia merasa nyaman untuk melepaskan perasaaanya. Bagi anak
yang beranjak dewasa, ia akan sungkan jika dicium tetapi ia tak menolak jika
dipijit.
4.
Kemampuan
mendengar
Kemampuan
mendengar
Jika istri tak memiliki kemampuan untuk mendengar,
suami bisa mencari orang lain untuk mendengar.
suami bisa mencari orang lain untuk mendengar.
Pantaskan diri Dari Sekarang
Hal yang perlu dilakukan
pertama adalah evaluasi kebiasaan yang bisa mencabut keberkahan seperti tidak
membaca Al Qur’an, tidur sesudah sholat Subuh, dan kurang berzikir. Tingkatkan kemampuan
diri agar layak mendapatkan jodoh, tentu tak sekadar jodoh. Tetapi jodoh yang
baik. Karena jodohmu, cerminanmu.
pertama adalah evaluasi kebiasaan yang bisa mencabut keberkahan seperti tidak
membaca Al Qur’an, tidur sesudah sholat Subuh, dan kurang berzikir. Tingkatkan kemampuan
diri agar layak mendapatkan jodoh, tentu tak sekadar jodoh. Tetapi jodoh yang
baik. Karena jodohmu, cerminanmu.
***
Disarikan dari kajian
berjudul “Jodohmu, Cerminanmu” oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman di Masjid Agung
Sunda Kelapa pada tanggal 5 Februari 2016
berjudul “Jodohmu, Cerminanmu” oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman di Masjid Agung
Sunda Kelapa pada tanggal 5 Februari 2016
12 Comments. Leave new
Dari 4 point di atas, saya udah punya yg mana ya *tanya ke diri sendiri*
Makasih Mbak… Diingatkan lagi nih saya… ����
mba mon, makasi buat postingan nya.. salam kenal yaah 🙂
Indah sekali pernikahan itu. Hayuu yang masih pada betah pacaran. Buat apa sih lama lama pacaran. Hiehiehie. Sayang sekali saya tidak pake pacaran, tapi saya menghargai dan menghormati mereka yang menganut (pacaran)
makasih banyak sharingnya 😀
Alhamdulillah, bermanfaat banget.
Penulisnya istriable banget. Semoga segera menikah..
Kayak lagunya Justin Timberlake yang Mirror..hihi
Duh, aku yang udah nikah juga tersentil pas baca al walud.. Semoga aku bukan markas militer untuk anak-anak aku ya.. Makasi sharingnya ya maaaak
tulisan ini menjadi refleksi diriku
Nice share kak…makasih yaaah diingetin
Kelar baca, saya langsung kesetrum semangat
Ijin tulis ulang di blog saya. nama dan akreditas tetap original 🙂