Bahagia adalah kata sifat yang absurd. Katanya, bahagia itu sederhana. Namun, mengapa ada tokoh kaya, cantik atau tampan dan populer meninggal dengan cara mengakhiri hidupnya, bukankah ia seharusnya menjadi orang yang paling berbahagia?
Apakah bahagia itu? Apakah definisi bahagia? Bagaimana seharusnya bahagia disematkan? Bagaimana kebahagiaan dalam Islam?
Ibnu Abbas menyebutkan terdapat tujuh indikator kebahagiaan dunia bagi kaum Muslim.
Pertama, qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur. Kedua, al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh. Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang saleh. Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita. Kelima, al malul halal, atau harta yang halal. Keenam, tafaquh fiddin atau semangat untuk memahami agama. Ketujuh, umur yang barokah.
Kebahagiaan hakiki seorang Muslim antara lain :
- Bahagia menjadi seorang Muslim
Memperoleh hidayah Islam dan mengucapkan kedua kalimat syahadat merupakan anugerah yang tak terkira dari Allah SWT. “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Ali ‘Imran: 19)
- Musibah dan nikmat bagi seorang Muslim bisa jadi sama saja
Musibah bisa menjadi berkah apabila seorang Muslim mampu menjadikannya sarana untuk semakin dekat kepada Allah. Nikmat bisa menjadi musibah jika nikmat itu justru melalaikan seorang Muslim dari mengingat Allah. “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits sahih, diriwayatkan oleh Muslim)
- Kebahagiaan di akhirat yang abadi
Seorang Muslim boleh saja dikalahkan oleh orang kafir di kehidupan dunia yang sementara. Akan tetapi, dia akan kebahagiaan yang abadi di akhirat. “Katakanlah, kesengsaraan dunia ini hanya sedikit, sedangkan akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, dan kamu sekalian, baik yang bertakwa maupun yang tidak bertakwa, tidak akan dianiaya sedikit pun.” (QS. An-nisa: 77).
- Kebahagiaan melihat wajah Allah SWT
Kebahagiaan seorang Muslim yang tertinggi adalah dibukanya tabir penyingkap antara Allah SWT dan hamba-Nya. “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian (pada hari kiamat), sebagaimana kalian melihat bulan ini (purnama). Kalian tidak berdesak-desakan ketika melihat-Nya,” (HR Bukhari Muslim)
- Kebahagiaan dalam beriman dan beramal sholeh
Nikmat beriman dan beramal soleh adalah manisnya iman di dada kaum Muslim. “Sesungguhnya Allah memasukkan orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Al Hajj:14)_k18
Jadi, bahagia bagaimana yang Anda ingin cari? Ikuti definisi kebahagiaan dalam Islam agar hakiki.
***
Referensi :
- https://www.eramuslim.com/oase-iman/7-indikator-kebahagiaan-dunia-menurut-sahabat-ibnu-abbas.htm#.WgWip1uCyM8
- https://muslim.or.id/29994-kebahagiaan-melihat-wajah-allah-taala-di-akhirat.html