“Kalau minus tinggi nggak bisa lahiran normal, nanti retinanya bisa robek,”
Dari semenjak belum bertemu jodoh, beberapa orang sudah mengatakan kalau perempuan dengan mata minus tinggi tidak bisa melahirkan normal. Harus operasi caesar karena dikhawatirkan retina lepas akibat mengejan pada proses persalinan normal. Karena itu sebagai perempuan dengan minus tinggi (kategori minus tinggi jika lebih dari minus enam), saya pun sudah mempersiapkan mental jauh-jauh hari jika memang harus melahirkan dengan jalan operasi.
Hingga saya mengikuti kelas Amani Gentle Birth yang memberikan pengetahuan bahwa perempuan berminus tinggi bisa melahirkan normal. Begitu pula ketika saya membaca situs Bidan Kita yang juga merupakan penggiat gentle birth. Membuat saya bersemangat untuk berikhtiar melahirkan normal.
Tentu, ketika periksa kandungan ke dr. Oni Khonsa di RSIA Tambak Jakarta Pusat, saya menanyakan hal tersebut kepada beliau.
“Dok, kalau minus tinggi bisa lahiran normal?’
“Bisaaa,” (dengan nada bersemangat)
Namun, sebagai bentuk kehati-hatian, saya pun menemui dr. Siti Sundari Sutedja Sp.M (k). yang praktik di Candi Eye Center, Semarang (saya berencana melahirkan di kota kelahiran). Di klinik mata tersebut dilakukan berbagai pengecekan mata yakni pengecekan minus, cek retina, USG mata, dan mengecek axial length (panjang axis bola mata).
Pengecekan mata minus dilakukan oleh tenaga medis Candi Eye Center sebagaimana biasa di optik. Selanjutnya, dokter memeriksa retina dan kemudian tenaga medis melakukan USG mata sebelum hasil USG mata dianalisis oleh dokter. USG mata seperti halnya USG pada kandungan, saya menutup mata dan kemudian kelopak mata saya diberi gel dan dilakukan pemeriksaan USG.
Bu dokter menjelaskan bahwa mengejan pada saat persalinan normal tidak menyebabkan lepasnya retina mata. Namun, perempuan dengan mata minus tinggi memiliki risiko (ada kemungkinan) bertambah minus pasca melahirkan normal apabila axial length pada mata melebihi ambang normal.
Sebagai orang awam, saya menangkap bahwa axial length yang semakin panjang menunjukkan semakin banyak minus mata seseorang. Jika di atas ambang normal maka semakin lentur sehingga makin besar kemungkinan bertambah minus.
Karena axial length saya sepanjang 27 mm yang berada di ambang normal, dokter menyatakan bahwa terdapat risiko minus mata saya bertambah apabila nantinya melahirkan normal. Selaras dengan penjelasan dr Siti Sundari Sutedja Sp.M (k) tersebut di atas, sebelumnya saya membaca tweet dr. Ferdiriza Hamzah, Sp. M yang menjelaskan hal senada. Tidak ada hubungannya antara mengejan dengan lepasnya retina. Namun, tentu saja, disarankan untuk konsultasi dengan dokter spesialis mata terlebih dahulu sebelum melahirkan.
Ngomong-ngomong, berapa biaya memeriksakan mata?
Biaya periksa mata di Candi Eye Center pada bulan Januari 2020 sebesar Rp280 ribu untuk konsultasi standar (termasuk tes minus dan tes retina) serta Rp391 ribu untuk biaya USG per satu buah mata.
Jadi kesimpulannya?
Perempuan dengan mata minus tinggi bisa melahirkan normal. Mengejan pada saat proses persalinan normal tidak menyebabkan retina mata lepas. Namun, terdapat kemungkinan (risiko) minus mata akan bertambah jika melahirkan normal. Kemungkinan itu, secara teori, terjadi apabila axial length perempuan tersebut melebihi ambang normal.
Kesimpulan :
Jadi, untuk perempuan berminus mata tinggi yang ingin melahirkan secara normal, ada baiknya cek mata ke dokter spesialis mata terlebih dahulu sebelum melahirkan. Tidak serta merta memutuskan untuk melahirkan normal tanpa konsultasi ke dokter spesialis mata terlebih dahulu tapi juga tidak langsung memutuskan untuk melahirkan melalui operasi caesar hanya karena memiliki mata minus tinggi.
Apapun proses melahirkannya nanti, semoga ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan selamat ya!
***
Disclaimer : Jika ada hal yang kurang pas secara medis mohon dikoreksi ya karena tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman konsultasi pribadi, barangkali ada salah menangkap penjelasan dokter.