Cara mendapatkan beasiswa luar negeri – Siapa yang tak ingin mendapatkan beasiswa luar negeri? Tentu, banyak orang yang menginginkannya. Salah satu beasiswa bergengsi di Indonesia adalah beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Namun, bagaimana cara mendapatkan beasiswa LPDP?
Dimas Muhammad, penerima beasiswa LPDP yang sekaligus kandidat Master of Public Policy dari Harvard Kennedy School (HKS) Amerika Serikat membagikan pengalaman dan tipsnya. Bertempat di aula Kantor Pusat Ditjen Kekayaan Negara, Rabu (2/5/2018), penerjemah resmi Presiden Joko Widodo ini mempresentasikan tentang “How to Make an Outstanding Personal Statement and Interview”.
“Sebenarnya tidak ada hal baru yang saya bagikan, saya hanya mencoba memberikan insight tentang bagaimana cara ‘bringing out the best in you’,”
Menurut lelaki yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Luar Negeri ini, hal yang terpenting bukan tentang apa yang disampaikan tetapi bagaimana cara menyampaikan. It is all about the matter of presenting the best.
Jadi, apa saja tips menembus seleksi esai dan wawancara beasiswa luar negeri ala Dimas? Berikut cara Dimas mendapatkan beasiswa LPDP.
First, it ain’t all about you
Esai yang kamu tulis atau wawancara yang kamu lakukan bukanlah semata tentang kamu. Bukan tentang seberapa hebat dan kompetennya dirimu untuk menjadi penerima beasiswa, tetapi lebih dari itu. Tunjukkan bahwa kamu memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh kampus yang dituju.
“It is not about that you are perfect. But you are perfect match,”
Dalam esai yang dituliskannya untuk menembus seleksi beasiswa LPDP, Dimas menuliskan “Pursuing Master in Public Policy at the Harvard Kennedy School would leverage my aforementioned strengths and my public policy analysis skill in general. The first year core curriculum such as the market and its failure course would hone my conceptual public policy proficiency. The second year’s Policy Analysis Exercise and the International and Global Affairs (IGA) Policy Area of Concentration which I intend to choose will refine my practical competence on public policy,” setelah sebelumnya menyebutkan kekuatan yang ia miliki.
Singkatnya, jangan hanya membicarakan tentang prestasi/kelebihanmu, tapi kamu juga harus bisa menyambungkan antara prestasi/kelebihanmu itu dengan kriteria yang dicari, baik oleh universitas maupun pemberi beasiswa. Apa dan bagaimana kaitannya.
Second, don’t try to look magnificent, try to show you’re different
Tunjukkan keunikan yang kamu miliki. Dimas menceritakan bahwa meskipun ia termasuk staf junior di Kemenlu, ia berani menyampaikan argumen berbeda dengan para seniornya.
Lalu, bagaimana jika kamu merasa sebagai seorang ASN yang biasa-biasa saja (mediocre)? Tunjukkan kamu memiliki usaha yang lebih dari yang lain dan hubungkan dengan pengalaman di dunia nyata, Dimas memberikan tips.
Lebih lanjut lagi, lelaki kelahiran Bandung, 16 April 1992 ini memberikan contoh. Dalam esai tentang kelebihan dan kelemahan personal dalam kaitannya dengan studi yang hendak ditempuhnya, Dimas menjelaskan kepeduliannya dengan tahu dan tempe. Ya, tahu dan tempe. Unik bukan?
Menurut saya, paragraf pembuka esai ini sangat menarik, “’Tahu” and ‘Tempe’ are to Indonesians, what fish and chips are to the British. However, Indonesia still imports more than half of their main ingredient, namely soybeans. The fact that Indonesia imports nearly everything from manufactured goods to soybeans really ticks me. In this essay I focus on an episode that not only reveals my strengths but also my passion for an international trade policy that better safeguards the interest of Indonesian people, which is my participation in the national ad-hoc cross-ministerial research team on Indonesia and the Trans-Pacific Partnership (TPP).”
Third, the devil is in the detail
Jangan lupa untuk memberikan detail tentang informasi yang kita tulis dalam esai. Contohnya, ‘tahu’ dan ‘tempe’ merupakan detail yang bisa memberikan gambaran lebih konkrit tentang sesuatu yang ‘sangat Indonesia’.
Fourth, don’t just recycle your Curriculum Vitae (CV)
Jangan hanya menulis ulang apa yang sudah tertulis pada CV tetapi juga tuliskan nilai lebih selain menulis apa yang bisa dilihat di CV.
Fifth, mind your word choice. Don’t just sell the steaks, sell the sizzle
Substansi/cerita yang kamu miliki itu penting tetapi bagaimana kamu menyampaikannya jauh lebih penting.
Sixth, grammatical mistakes are inexcusable
Pastikan tidak ada kesalahan gramatikal dalam esai yang kamu tulis.
Last but not least, it doesn’t have to be a one man show
Setelah selesai menulis esai, mintalah bantuan teman-temanmu (khususnya yang sudah berhasil mendapatkan beasiswa, lebih khusus lagi yang menembus beasiswa di universitas yang kamu tuju) untuk memberikan respon (feedback) atas esaimu.
Nah, tujuh hal di atas adalah tips Dimas terkait dengan penulisan esai/wawancara. Khusus untuk menembus seleksi beasiswa LPDP, Dimas memberikan tips tambahan.
Pertama, tunjukkan apa dan bagaimana kontribusimu pada Indonesia jika kamu mendapatkan beasiswa LPDP. Dimas bercerita bahwa ada temannya yang gagal dalam memperoleh beasiswa LPDP bukan karena ia tidak kompeten tetapi lebih karena temannya itu tidak mampu menunjukkan kontribusinya pada negara jika ia lolos seleksi. Temannya menceritakan ingin berkontribusi untuk mengatasi kelaparan di Afrika yang mana hal tersebut tidak terkait dengan Indonesia.
Ngomong-ngomong, beasiswa LPDP tidak mempersyaratkan kontribusi khusus seperti harus menjadi ASN dan sebagainya, tetapi apapun kontribusi ke Indonesia yang bisa diberikan oleh para penerima beasiswa.
Kedua, kamu tak hanya harus menjadi ‘benar’, tapi juga terdengar ‘benar’. Say the right thing and say in the right way. Perhatikan pemilihan kata, bahasa tubuh, intonasi suara, dan sebagainya. Kamu harus terdengar meyakinkan. Namun, lakukan semua itu secara natural.
Dimas memberikan tips tentang kelemahan diri. Apakah kita perlu menunjukkannya dan bagaimana cara terbaik menunjukkannya? Menurutnya, cara terbaik menunjukkan kelemahan adalah sekaligus tentang bagaimana kamu mengatasi kelemahan tersebut.
Misalnya, kamu seorang yang terlalu detail sehingga membuatmu lama dalam menyusun sesuatu, kamu bisa mengkaitkan kelemahan tersebut dengan ketelitian yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaanmu.
“I am weak, but I can be strong if I am with you. We are perfect match,”
Kesimpulannya, tunjukkan versi terbaik dari dirimu, sampaikan dengan cara terbaik yang kamu bisa, serta tunjukkan keterkaitan antara kelebihan/kekuranganmu dengan universitas/jurusan yang kamu tuju dan pekerjaanmu/kontribusi yang bisa kamu berikan untuk Indonesia.
Good luck for us!
***
5 Comments. Leave new
Sangat menginspirasi sekali yaa, jadi kepikiran buat dapat beasiswa ke luar negeri, hehe.
Tanks…
Tanks…
Thankss….
Thankss….