The best lens in the
world is your eye
Sebelumnya, danau Kelimutu hanyalah suatu tempat yang
tercetak pada lembaran uang lima ribu lama. Keindahan danau yang juga disebut
sebagai danau tiga warna ini hanya sempat sekilas tergambar dari foto demi foto
di artikel jalan-jalan. Hingga beberapa waktu lalu, saya berkesempatan
menjejakkan kaki di Pulau Flores. Danau Kelimutu merupakan destinasi pertama
dari perjalanan sembilan hari ini. Dari Jakarta, saya dan beberapa orang teman transit
di Denpasar untuk kemudian melanjutkan penerbangan dengan maskapai berbeda ke
Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, yang merupakan pintu gerbang wilayah Timur
pulau yang mendapatkan namanya dari bahasa Portugis yang berarti ‘bunga’ ini.
tercetak pada lembaran uang lima ribu lama. Keindahan danau yang juga disebut
sebagai danau tiga warna ini hanya sempat sekilas tergambar dari foto demi foto
di artikel jalan-jalan. Hingga beberapa waktu lalu, saya berkesempatan
menjejakkan kaki di Pulau Flores. Danau Kelimutu merupakan destinasi pertama
dari perjalanan sembilan hari ini. Dari Jakarta, saya dan beberapa orang teman transit
di Denpasar untuk kemudian melanjutkan penerbangan dengan maskapai berbeda ke
Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, yang merupakan pintu gerbang wilayah Timur
pulau yang mendapatkan namanya dari bahasa Portugis yang berarti ‘bunga’ ini.
Selama tiga jam, mobil Avanza yang kami sewa melaju menuju
Moni, sebuah desa terakhir sebelum memasuki Taman Nasional Kelimutu. Malam
telah menjelang tatkala kami tiba di desa kecil tersebut, kami memutuskan untuk
bermalam di sebuah homestay bertarif
250 ribu per malam. Tujuan utama kami adalah mengejar sunrise di puncak gunung Kelimutu, sambil memandang indahnya danau
yang berisi air yang dapat berubah-ubah warna. Danau Kelimutu.
Moni, sebuah desa terakhir sebelum memasuki Taman Nasional Kelimutu. Malam
telah menjelang tatkala kami tiba di desa kecil tersebut, kami memutuskan untuk
bermalam di sebuah homestay bertarif
250 ribu per malam. Tujuan utama kami adalah mengejar sunrise di puncak gunung Kelimutu, sambil memandang indahnya danau
yang berisi air yang dapat berubah-ubah warna. Danau Kelimutu.
Sekitar pukul lima pagi kurang WITA, kami memulai perjalanan
dari Moni. Kira-kira sekitar tiga belas kilometer sebelum kami bertemu dengan
pos jaga Taman Nasional Kelimutu. Tarif masuk yang kami bayar bisa dibilang
sangat murah, hanya Rp2.500,00 per orang ditambah Rp5.000 per kamera (kamera
DSLR, kamera saku digital tidak) dan Rp6.000,00 untuk ongkos parkir mobil. Dari
parkiran mobil, pendakian menuju puncak gunung kami mulai.
dari Moni. Kira-kira sekitar tiga belas kilometer sebelum kami bertemu dengan
pos jaga Taman Nasional Kelimutu. Tarif masuk yang kami bayar bisa dibilang
sangat murah, hanya Rp2.500,00 per orang ditambah Rp5.000 per kamera (kamera
DSLR, kamera saku digital tidak) dan Rp6.000,00 untuk ongkos parkir mobil. Dari
parkiran mobil, pendakian menuju puncak gunung kami mulai.
Angin bertiup cukup kencang tatkala kami melangkahkan kaki
mendaki gunung Kelimutu. Gemerisik suara pohon memecah pagi, menambah suasana
mistis sekitar danau. Pemerintah setempat agaknya telah mempersiapkan sarana
pendakian dengan baik, jalur pendakian telah dibuat nyaman untuk mendaki. Matahari
belum menyembulkan sinarnya tatkala kami tiba di puncak gunung sekitar tiga
puluh menit kemudian, kami sholat subuh berjama’ah di tengah terpaan angin.
mendaki gunung Kelimutu. Gemerisik suara pohon memecah pagi, menambah suasana
mistis sekitar danau. Pemerintah setempat agaknya telah mempersiapkan sarana
pendakian dengan baik, jalur pendakian telah dibuat nyaman untuk mendaki. Matahari
belum menyembulkan sinarnya tatkala kami tiba di puncak gunung sekitar tiga
puluh menit kemudian, kami sholat subuh berjama’ah di tengah terpaan angin.
Perlahan-lahan keindahan itu tersibak. Surya seakan muncul
malu-malu. Seindah apapun kamera mengabadikan, tak ada yang lebih indah
dibandingkan dengan kecantikan yang tertangkap langsung oleh lensa mata. Dari
atas tugu di puncak gunung Kelimutu, jepret kamera kami beradu. Untuk sekian
lama, waktu seakan berhenti, memberi jeda untuk sang insan menarik nafas
menikmati. Perpaduan birunya air danau (tatkala kami datang air berwarna biru),
kuning matahari pagi, biru langit dan putihnya awan berarak membuat pagi itu
terasa begitu memukau. Pagi itu begitu syahdu.
malu-malu. Seindah apapun kamera mengabadikan, tak ada yang lebih indah
dibandingkan dengan kecantikan yang tertangkap langsung oleh lensa mata. Dari
atas tugu di puncak gunung Kelimutu, jepret kamera kami beradu. Untuk sekian
lama, waktu seakan berhenti, memberi jeda untuk sang insan menarik nafas
menikmati. Perpaduan birunya air danau (tatkala kami datang air berwarna biru),
kuning matahari pagi, biru langit dan putihnya awan berarak membuat pagi itu
terasa begitu memukau. Pagi itu begitu syahdu.
Masyarakat sekitar danau percaya bahwa roh-roh orang yang
telah mati akan tinggal di danau Kelimutu selamanya. Roh (atau dalam bahasa
setempat disebut Mae) akan dikelompokkan berdasarkan usia dan karakter ketika
hidup. Warna air berubah tanpa ada tanda-tanda alam sebelumnya disebabkan oleh
mineral yang terkandung di dalam air dan perubahan iklim. Diyakini bahwa
perubahan warna air merupakan salah satu pertanda alam yang patut diperhatikan.
Kami beruntung, tak turun hujan di pagi itu setelah selama
beberapa hari sebelumnya hujan. Beberapa turis mancanegara asyik menikmati
pemandangan bersama kami, beberapa pedagang menggelar dagangannya menyajikan
berbagai minuman dan makanan untuk menghangatkan badan. Tak ketinggalan, seekor
anjing berwarna hitam berlari-lari di sekitar kami.
beberapa hari sebelumnya hujan. Beberapa turis mancanegara asyik menikmati
pemandangan bersama kami, beberapa pedagang menggelar dagangannya menyajikan
berbagai minuman dan makanan untuk menghangatkan badan. Tak ketinggalan, seekor
anjing berwarna hitam berlari-lari di sekitar kami.
Setelah dua jam, kami turun dan mencari spot lain. Gunung Kelimutu sendiri memiliki tiga danau dengan warna
yang bisa jadi berbeda-beda tergantung aktivitas vulkanik yang ada di sekitar.
Ketiga danau tersebut bernama Tiwu Ata Polo, Tiwu Nua Muri Koo Fai dan Tiwu Ata
Mbupu. Tercatat hingga tahun 2011, Tiwu Ata Polo telah mengalami 44 kali
perubahan warna, Tiwu Nua Muri Koo Fai mengalami sekitar 25 kali perubahan warna
dan Tiwu Ata Mbupu mengalami sekitar 18 kali perubahan warna.
yang bisa jadi berbeda-beda tergantung aktivitas vulkanik yang ada di sekitar.
Ketiga danau tersebut bernama Tiwu Ata Polo, Tiwu Nua Muri Koo Fai dan Tiwu Ata
Mbupu. Tercatat hingga tahun 2011, Tiwu Ata Polo telah mengalami 44 kali
perubahan warna, Tiwu Nua Muri Koo Fai mengalami sekitar 25 kali perubahan warna
dan Tiwu Ata Mbupu mengalami sekitar 18 kali perubahan warna.
Kalau tadi kami berangkat tatkala hari masih gelap, pagi
menjelang siang kami menuruni gunung dengan mata tak henti memandang keindahan
sekitar. Panorama gunung dengan pepohonan hijau begitu memanjakan mata, gesekan
dedaunan mengalunkan irama dan tak bisa dipungkiri, suasana pagi itu memang
memukau.
menjelang siang kami menuruni gunung dengan mata tak henti memandang keindahan
sekitar. Panorama gunung dengan pepohonan hijau begitu memanjakan mata, gesekan
dedaunan mengalunkan irama dan tak bisa dipungkiri, suasana pagi itu memang
memukau.
Catatan : Keseluruhan foto dalam tulisan ini merupakan dokumentasi pribadi dan tanpa pengeditan apapun.
8 Comments. Leave new
wow..cakep ih lokasinya. Pengen bisa kesini 🙂
btw….kenapa sekarang DSLR harus bayar ya di beberapa lokasi gini 🙁
Masya Allah… indah bangeet.. semoga suatu saat nanti bisa kesana juga 🙂
Masya Allah.. luar biasa indaaaahhh :)) wooww, saya bener2 penasaran sama danau yang berubah warna tersebut..hmm..
Panorama alam Indonesia,,, masih banyak menyimpan keindahan yang alami,,,
Sya rasa ini danau yang paling indah di Indonesia…bener2 kereeeennn !
kerennnn alamnya… suatu saat nanti kubisa menjelajahi negeri kalimutu ya .. agar menjadi episode episode sejarah ku
masyaAllah..kerennyaaa! semoga bisa kesana suatu hari nanti >.<
salam kenal, monik! 🙂
Wow indahnya,,,, Sekarang hanya bisa memandang di mata uang 5rb an dahulu… dipandangi dan dipandangi, siapa tahu nanti bisa memandangi yang beneran,,, hehehe