Pernahkah Anda terheran-heran dengan harga barang dari China yang begitu murah? Selain itu, ongkos kirimnya pun murah, bahkan terkadang gratis. Berbeda misalnya apabila kita mengirimkan barang dari Jakarta ke Indonesia Timur yang dikenakan ongkos pengiriman tinggi.
China memang dikenal dengan pengiriman murah sebagai akibat kinerja logistik baik. Dengan ongkos kirim yang murah, e-commerce di China berkembang pesat. Barang-barang made in China dapat dengan mudah ditemui di mana-mana, termasuk di Indonesia.
Biaya logistik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap daya saing suatu negara. Biaya logistik agregat akan berpengaruh terhadap pasar ekspor dan impor. Sederhananya, biaya logistik akan berpengaruh ke harga barang.
Makin tinggi biaya logistik, makin tinggi harga barang
Penyebab utama tingginya biaya logistik di Indonesia adalah sistem logistik dan infrastruktur yang masih belum memadai. Sektor transportasi merupakan infrastruktur yang berkaitan langsung dengan logistik, terutama infrastruktur pelabuhan dan jalan.
Memperbaiki Sistem Logistik dengan Memperbaiki Pelabuhan
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan transportasi laut yang andal. Rute jalur laut merupakan rute penting dalam rute arus pengiriman barang kebutuhan logistik.
Di sisi lain, posisi geografis Indonesia sangat strategis. Rute perdagangan jalur laut global yang paling sibuk berada di kawasan Pasifik Utara, Atlantik Utara, Mediterania, serta Samudera Hindia. Beberapa rute utama tersebut melewati wilayah Indonesia, khususnya Selat Malaka.
Tak berlebihan jika dikatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang maritim.
Sayangnya, potensi tersebut belum mampu berkontribusi maksimal terhadap biaya logistik Indonesia yang mencapai sekitar 23% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sebagai perbandingan, biaya logistik Malaysia hanya sebesar 15% dari PDB mereka, bahkan biaya logistik Jepang hanya sebesar 10% dari PDB.
Besarnya biaya logistik dipengaruhi beberapa komponen mulai dari sektor laut, darat, pergudangan stok, dan unsur distribusi lainnya. Saat ini, moda angkutan barang masih didominasi oleh angkatan darat sebesar 90,6 persen. Padahal, Indonesia merupakan negara kepulauan.
Di sisi lain, biaya logistik laut sendiri masih tinggi akibat operasional dan infrastruktur pelabuhan yang kurang optimal sehingga menyebabkan tingginya waktu tunggu dan kurang meratanya konektivitas.
Salah satu cara untuk menurunkan biaya logistik laut adalah dengan memperbaiki pelayanan pada pelabuhan. Mengingat, pelabuhan
merupakan infrastruktur transportasi laut yang berperan dalam mata rantai distribusi barang dan penumpang.
Pelabuhan merupakan penggerak perbaikan di sektor logistik maritim. Pelabuhan dengan kinerja yang lebih baik akan meningkatkan kinerja sektor pelayaran, transportasi darat dan lainnya.
Salah satu perpanjangan tangan Pemerintah di pelabuhan adalah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I-IV.
Mengenal Lebih Dekat PT Pelindo I-IV
Yuk, kita kenal lebih dekat dengan PT Pelindo I hingga IV!
Pelindo I
Pelindo I mengelola 16 cabang pelabuhan yang berada di kawasan barat Indonesia dari Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Posisinya strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan salah satu perairan tersibuk di dunia.
Pelindo II/IPC
Pelindo II (Persero) atau lebih dikenal dengan Indonesia Port Corporation (IPC) mengelola 12 cabang pelabuhan yang tersebar di Jawa, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Banten, Bengkulu, Jambi, dan Bangka Belitung. IPC mengelola Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan paling sibuk di Indonesia.
Pelindo III
Pelindo III (Persero) mengelola 43 pelabuhan yang berada di tujuh provinsi : Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pelindo III telah menghubungkan wilayah barat dan timur Indonesia untuk mendukung pemerataan ekonomi negara.
Pelindo IV
Pelindo IV mengelola 24 cabang pelabuhan yang tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Pelindo IV mendukung perekonomian di wilayah Indonesia Timur.
Integrasi Pelindo untuk Sistem Logistik Lebih Baik
Tahukah kamu? PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV merupakan empat perusahaan berbeda meski sama-sama menyandang nama Pelindo. Perbedaan layanan kepelabuhanan yang diberikan merujuk pada pembagian wilayah operasional.
Nah, adanya empat perusahaan berbeda tersebut menimbulkan berbagai tantangan seperti kurangnya koordinasi antar pelabuhan nasional serta operasional pelabuhan yang belum terstandar dan belum efisien.
Oleh karena itu, Pemerintah memutuskan untuk melakukan penggabungan keempat PT Pelindo tersebut yang ditargetkan selesai pada tahun 2021 ini.
Apa saja manfaat penggabungan PT Pelindo I-IV?
Tentu, Pelindo Bersatu akan menyebabkan adanya kendali strategis untuk perencanaan keseluruhan operasional pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo I-IV. Dengan demikian, operasional pelabuhan bisa terstandar sehingga diharapkan menjadi lebih efisien.
Setelah penggabungan PT Pelindo I-IV, akan terdapat empat operasional bisnis utama atau subholding yakni operasional peti kemas, non peti kemas, marine and equipment, serta logistik untuk memastikan layanan PT Pelindo di seluruh Indonesia memiliki standar operasional yang sama.
Lantas apa dampaknya?
Integrasi ini akan semakin meningkatkan peluang PT Pelindo untuk bersaing di kancah global karena untuk menjadi pelabuhan hub internasional, sistem logistik harus efisien.
Misalnya, penggabungan PT Pelindo diperkirakan akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar kedelapan di dunia dengan total target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs. Saat ini, posisi PT Pelindo II/IPC sebagai operator peti kemas memiliki throughput peti kemas sebesar 7,64 juta TEUs. Artinya, dengan integrasi diharapkan ada peningkatan dua kali lipat lebih.
Selain itu, efisiensi terwujud melalui perbaikan waktu bongkar muat. Misalnya, di Pelindo II terdapat pelabuhan yang sebelum dilakukan transformasi membutuhkan waktu bongkar muat selama 5-6 hari, setelah transformasi hanya butuh waktu sehari.
Dengan waktu lebih cepat, perekonomian pun tak terhambat!
Pelindo Bersatu, Indonesia Maju
Jika BUMN makin maju, tentu Pemerintah RI sebagai pemiliknya akan semakin diuntungkan. Peningkatan daya saing Pelindo Satu akan membuat Indonesia memiliki BUMN Kepelabuhanan yang makin kompetitif di kancah internasional.
Sistem logistik akan menjadi lebih efisien sehingga akan menyebabkan kinerja logistik Indonesia lebih baik : lebih cepat dan lebih murah. Akibatnya, daya saing Indonesia meningkat, perekonomian pun dapat tumbuh makin pesat.
PT Pelindo juga akan membukukan kinerja lebih baik sehingga bisa memberikan kontribusi dividen dan pajak kepada negara dalam jumlah yang lebih besar. Selain itu, semakin besar perusahaan akan semakin banyak investasi yang mungkin diperoleh.
Di tengah pandemi Covid-19, terdapat disrupsi pandemi selain disrupsi teknologi sehingga dibutuhkan inovasi seperti integrasi PT Pelindo agar dapat bertahan dan menjadi pemenang. Seperti kata Rhenald Kasali, seorang akademisi dan praktisi bisnis terkemuka Indonesia, ”Integrasi Pelindo jadi kekuatan besar dunia logistik!”
***
(993 kata)
***
Sumber foto : Pexels, Pelindo I, Pelindo II/IPC, Antara, Merdeka
Referensi :
http://dephub.go.id/post/read/tingginya-biaya-logistik-di-indonesia-10694
https://tirto.id/rahasia-barang-murah-cina-dengan-ongkir-gratis-via-belanja-online-cGT7
https://supplychainindonesia.com
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210528/98/1398879/setelah-merger-pelindo-ada-rencana-ipo
5 Comments. Leave new
Nah iya, sering banget bertanya-tanya kok bisa murah daripada di Indonesia gak tahunya … the best terima kasih informasinya, Mbak.
Ternyata ini masalahnya, wah keren sih Pelindo
v7uc9k
ckvdqp
nsquzl