Kebahagiaan kita seharusnya tidak bergantung pada pandangan orang. Namun, acapkali, kita merasa sangat bahagia apabila kita disukai orang lain.
Misalnya, apakah kebahagiaan berbeda jika sebuah foto yang kita unggah di Instagram memperoleh 100 likes atau 1.000 likes?
Buku The Courage to Be Disliked (Berani Tidak Disukai) yang ditulis oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga akan menunjukkan cara bagaimana membebaskan diri kita dari pandangan orang untuk memperoleh kebahagiaan sejati. Buku yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar di seluruh dunia ini menggunakan teori Adlerian yang dicetuskan oleh Alfred Adler, tokoh besar psikologi abad 19 selain Freud dan Jung.
Istilah Adlerian Psychology disebut juga Psikologi Individual yang merujuk pada teori yang mempelajari kepribadian seseorang dengan mengeksplorasi konteks sosial seseorang seperti gaya hidup dan pendidikan orang tua. Selain itu, Adler berpandangan bahwa semua orang berupaya untuk merasa penting. Sebagai tambahan, manusia seharusnya menjadi sosok aktif yang memiliki kuasa (kontrol) atas apapun yang terjadi dalam hidupnya.
Buku Berani Tidak Disukai berisi dialog antara seorang pemuda dengan seorang filsuf tentang kehidupan, bagaimana cara menjaga kesehatan mental dengan membebaskan diri dari pandangan orang lain.
Masa Lalu Tidak Menentukan Masa Depan
Kita barangkali beranggapan bahwa pengalaman masa lalu memiliki dampak yang besar atas perilaku di masa depan. Contohnya, anak yang memiliki trauma masa kecil lantaran kekerasan yang dilakukan oleh orang tua akan mengalami situasi sosial tak menyenangkan ketika dewasa.
Namun, tak semua sosok yang mengalami kekerasan di masa kecil akan menjadi sosok bermasalah di masa dewasanya. Pasti ada penjelasan tentang hal ini, bukan?
Trauma itu tidak ada. Kondisi seseorang tidak bersifat permanen. Manusia selalu memiliki pilihan untuk mengambil aksi yang dibutuhkan dan memiliki kesempatan untuk bertransformasi. Dalam teori psikologi Adler, kita tidak memikirkan “sebab” yang sudah lewat, tetapi “tujuan” saat ini.
Manusia Bergerak Menuju Tujuan yang Mereka Tetapkan Sendiri
Dalam lingkaran sosial, kita berhubungan dengan berbagai tipe karakter. Adler beranggapan bahwa mood orang tidak ditentukan oleh konstitusi mendalam. Namun, mood merupakan artikulasi pandangan-pandangan individu. Misal, jika cara pandangmu terhadap dunia negatif, pesimisme akan menguasaimu.
Adler meyakini bahwa kita memilih gaya hidup dan pandangan kita secara aktif pada usia sekitar 10 tahun. Keputusan yang kita ambul didasarkan pada pengalaman hidup sebelumnya, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Pernahkah kamu mendengar tentang orang-orang yang sering bercerita tentang kesialan mereka dan ingin sekali hidup mereka menjadi berbeda. Ya, mereka memang ingin berubah tetapi apakah mereka benar-benar berupaya untuk berubah?
Perubahan membutuhkan keberanian. Kita harus mempersiapkan diri atas hal yang tidak ketahui dan kemungkinan bahwa kita akan gagal.
Kita tidak berani menjadi bahagia.
“One might say you are lacking in the courage to be happy,”
Hiduplah dengan caramu sendiri
Jangan hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Terkadang, kita melakukan perbuatan yang tak perlu untuk membuat orang lain terkesan. Bebaskan dirimu dari pandangan orang yang bisa jadi membelenggu langkah kita.
3 Comments. Leave new
Wah aku baru tahu kak kalau trauma itu ga permanen, harus baca buku ini nih aku
Iya karena kita memiliki pilihan untuk bermental ‘korban yang tak berdaya’ atau memegang kontrol atas hidup kita. Kalau yg saya tangkap dari buku ini hehe
Waah, aku jadi tertarik mau baca versi lengkapnya, krn aku selalu suka buku dgn tema self-development begini. Thank you mbak.