Traveling ke Flores – Petualangan di Pulau Flores berlanjut. Dari Kelimutu, kami beranjak menuju Riung, sebuah kecamatan di kabupaten Ngada, sebuah kabupaten di bagian utara pulau Flores. Tujuan kami berikutnya adalah Taman Laut 17 Pulau Riung yang pernah masuk dalam daftar sementara World Heritage oleh Unesco.
Rumah Peristirahatan Bung Karno di Ende. Sayang tak bisa masuk. |
Jika Nusa Tenggara Timur disebut-sebut sebagai salah satu daerah paling gersang di Indonesia, kesan yang kami tangkap saat perjalanan overland Flores pada awal Februari ini adalah sebaliknya. Hijau. Pepohonan nan meneduhkan mata dan sabana yang terhampar luas di kanan kiri jalan. Bang Us, pengemudi mobil Avanza yang kami sewa menunjukkan keahliannya mengemudi, ia melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
Padahal kami melewati jalur yang berkelok-kelok, tak jarang lebar jalan hanya satu meter dengan semak lebat menghalangi pandangan, sehingga membuat pengemudi harus senantiasa waspada karena kendaraan dari arah berlawanan tak nampak oleh pandangan mata.
Seperti membentuk mata bukan? |
Jalanan berkelok dengan pemandangan sabana |
Tak cukup sampai di situ, sebuah bukit bernama Tanjung Lima Belas (lepas Nagakeo) merupakan spot yang amat sayang untuk dilewatkan.Dari atas bukit, kami memandang Riung dari kejauhan seraya membidik
lanskap sabana.
Matahari bersinar amat cerah siang itu.
Dari atas Tanjung Lima Belas |
Kami tiba di Riung saat hari menjelang sore. Selepas meletakkan barang-barang di sebuah penginapan kami berjalan-jalan ke dermaga seraya menikmati pemandangan senja. Pak Alex, seorang nelayan warga setempat, memandu kami. Ia yang akan mengantarkan kami menjelajah Taman Wisata 17 Pulau keesokan harinya. Saya sempat tertegun sejenak mendengarkan suara azan melengking dari sebuah pengeras suara sebuah masjid kecil pada saat perjalanan pulang dari dermaga menuju penginapan.
Maklum, Flores merupakan daerah minoritas Muslim. Rupanya, penduduk Nangamese (nama kelurahan dermaga berada) yang mayoritas
nelayan sebagian merupakan keturunan dari suku Bugis yang notabene merupakan Muslim. Mereka meninggalkan tanah kelahiran di Sulawesi dan mengadu nasib di pulau seberang. Yang perlu dicatat, kehidupan di Nangamese antara penduduk asli Riung dengan pendatang dari Bugis berjalan rukun dan harmonis.
Aktivitas para nelayan |
Kelelawar. Maafkan keterbatasan kamera. |
salah satu pulau yang disebut-sebut sebagai surga untuk para pecinta snorkeling. Mawar laut yang merah menyala merupakan biota laut yang terkenal dari pulau ini. Namun tak perlu snorkeling, keindahan terumbu karang sudah bisa dinikmati hanya dengan berjalan sejauh tiga meter dari tepi pantai. Airnya begitu jernih menampakkan kecantikan terumbu karang. Tak hanya itu, pemandangan di pulau ini begitu menakjubkkan, baik pulau hingga bawah lautnya. Perpaduan biru langit, bukit nan nampak hijau kebiru-biruan dan biru jernihnya
air membentuk gradasi yang sempurna. Tak bosan-bosan mata ini memandang.
Panorama Pulau Tiga |
Terumbu Karang telah nampak dari permukaan |
Cantik. Awas jangan menginjak. |
Pemandangan bawah laut (Photo Credit : Adhi Kurniawan, salah seorang teman perjalanan) |
menjadi sajian istimewa siang itu. Hmm, lazisnya…
.
Ikan Bengkolong (Photo Credit : Ikhsantino, salah seorang teman perjalanan) |
Dari atas bukit di Pulau Rutong |
Panorama dari atas bukit di Pulau Rutong |
Downhill |
Aih, Taman Wisata 17 Pulau ini sungguh memesona. Tak terkatakan. Lukisan Tuhan begitu sempurna. Flores sungguh amat kaya. Datang sendiri dan buktikan.
Keterangan : Keseluruhan foto merupakan dokumentasi pribadi kecuali disebutkan photo credit. Tanpa edit.
15 Comments. Leave new
masya Allah… indahnya Allohu akbar..
traveller kesana luar biasa MOn,
aku hanya bisa kagu, apalagi kalo liat di TV kapan ya bisa ke sana? hehe
Ikut nyelem juga ya Mon?
masya Allah … takjub ^_^
MasyaAllah..bagusnya 🙂
Berdoa ah semoga bisa kesana hehhee
Wah, keren banget ini. Semoga nanti bisa deh kesana, kalau bisa punya pulau pribadi juga di sana. Hahaha….
Salam kenal mbak.
wah, indah dan unik sekali ya sampai kaya mordor, hehehe. apalagi ada kelalawar2nya 😀
asik euy, udah sampe nusa tenggara
sama, aku kira disana gersang loh. padahal gak juga ya. atau emang bukan pas musim kemarau? 😀
Subhanallah,…
Ini harus dicatet ini nama tempatnya,…
Cantik, Masya Allah. Kapan ya bisa maen ke sana? Envy nih
MBak, pengalaman ini karena kerja, tamasya atau suka aja…… saya baru baca 1 post sih – tapi keren banget nih.
kunjungan pertama dan salam kenal
wisata/traveling aja Mas.. salam kenal ^^
Jadi ingin traveling ke sana hehe 😀
Itu foto yang panjang pake kamera apa ya? Makasih 🙂
Pakai kamera hape Samsung Android aja mba (setting panorama) ^^
Riung memang yang paling direkomendasikan di flores selain pulau komodo dan kawah kelimutu. Pas banget milih waktunya. Kalau musim kemarau padang sabana yang di foto jadi coklat mbak kayak abis kebakar…hehe..terus di kawah kelimutu bisa-bisa cuma lihat kabut saja kalau musim kemarau. Btw, mabuk daratnya berapa kali mbak?
Seru jalan jalan nya…kapan kapan pgn juga…
Lautnya bersih ya…
Itu di tempat ijo itu dingin ga mon?
tarif Avanzanya berapa Mbak? Ada simpan HP bang Yus ama Bp.Alex Mbak? Bagi dong…Ada rencana overland Flores juga saya…Tq
wih super keren abis, tempatnya indah banget mb