“Breastfeeding is a mother’s gift to herself, her baby, and the earth.” -Pamela K. Wiggins
Sebagai ibu yang bekerja sebagai seorang PNS, saya tak pernah bermimpi bisa menyusui secara langsung (direct breastfeeding/DBF) sering-sering setelah cuti melahirkan usai mengingat jam kerja yang cukup panjang (07.30-17.00). Namun, pandemi memberi blessing in disguise.
Karena pandemi, kantor memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah (Work from Home/WFH). Hanya satu/dua kali seminggu masuk ke kantor. Alhasil, saya bisa menyusui Rafandra secara langsung hingga usianya dua tahun bahkan lebih, sekarang usianya dua tahun lebih satu bulan dan belum mau disapih. Ketika masuk kantor, saya pulang di jam istirahat makan siang untuk menyusui. Alhamdulillah jarak rumah dan kantor hanya sepuluh menit naik motor.
Alhamdulillah ASI saya selalu cukup. Nggak berlebih karena saya memang ibu yang malas memompa PD (stok ASI paling-paling 20 plastik hingga anak usia satu tahun). Namun, insya Allah, lebih dari cukup untuk kebutuhan anak saya.
Saya tetap menyusui dalam keadaan berpuasa Ramadhan ketika usia anak 3 bulan dan 14 bulan. Disambung puasa membayar utang dan puasa syawal 6 hari. Jadi, saya langsung membayar utang puasa Ramadhan di bulan Syawal sebelum lanjut puasa syawal.
Alhamdulillah Allah SWT memberi kekuatan dan kecukupan ASI. Walau badan rasanya lebih lemas dibanding ketika berpuasa dalam kondisi biasa (ketika tidak hamil/menyusui).
Insya Allah bukan bermaksud untuk pamer. Namun untuk memberikan gambaran bahwa ibu menyusui bisa lho kuat berpuasa dan memiliki ASI cukup. Bagi yang memiliki pendapat kalau ibu menyusui lebih baik tidak berpuasa ya tidak apa-apa. Masing-masing ibu memiliki pertimbangan tersendiri dan lebih paham kondisi masing-masing.
Pertimbangan saya tetap menyusui karena saya ingin berupaya mengoptimalkan ibadah. Selain itu, saya tidak memiliki kekhawatiran akan kondisi kesehatan saya atau bayi saya. Saya juga merasa sangat berat kalau memiliki utang puasa banyak, kecuali memang sangat terpaksa.
Perjalanan Menyusui Tak Selalu Mudah
Menyusui adalah satu hal yang saya ikhtiarkan banget bahkan sebelum anak terlahir ke dunia. Mengapa? karena ASI mengandung nutrisi terbaik bagi bayi dan merupakan hak anak. Ketika saya hamil, saya mempelajari bahwa ASI sudah bisa keluar di trimester akhir kehamilan. Salah satu cara merangsangnya adalah memakan makanan bergizi seperti kacang-kacangan. Waktu hamil saya rutin mengkonsumsi kacang Almond, edamame, dan susu kedelai.
Alhamdulillah, ketika anak saya lahir, air susu saya sudah keluar dengan kencang.
Namun, tentu saja, perjalanan menyusui tak selamanya mulus. Belum ada sehari umur anak, dokter mengatakan bahwa badan anak kuning dan harus disinar semalaman. Saya dan suami sempat panik, duh gimana anak ini menyusu.
Kemudian buru-buru kami mencari pompa ASI elektrik agar saya bisa segera memompakan ASI, nanti perawat yang akan membantu anak minum ASI dari pipet. Ya, sebelum lahiran saya sama sekali belum terpikir untuk membeli pompa ASI. Saya pikir nanti-nanti saja karena cuti melahirkan masih ada sekitar dua bulan.
Tantangan menyusui selanjutnya ketika payudara saya keras sekali lantaran telat menyusui anak. Kala itu anak tidur, saya sudah masuk bekerja walau masih Work from Home dan menunda pumping lantaran masih ada pekerjaan. Rasanya, ampun-ampunan, sekujur tubuh sakit sekali.
Saya sempat panik kalau-kalau saya kena mastitis atau peradangan di payudara yang kalau gawat bisa sampai butuh operasi. Segera saya pompa payudara dengan pompa ASI. Rasanya masya Allah, sakit sekali, seluruh tubuh seperti ditusuk-tusuk. Setelah saya pompa, ternyata payudara masih keras.
Ketika kemudian anak menyusu, sekujur tubuh nyeri sekali tapi saya tahan-tahan dan saya susukan terus makin sering. Alhamdulillah kemudian payudara sudah tidak mengeras lagi.
Tips ASI Lancar untuk Ibu Berpuasa
Berikut tips ASI lancar yang sudah saya jalani hingga anak berusia dua tahun (melewati dua bulan Ramadhan alias terus berpuasa dalam keadaan menyusui) :
Pertama, yakin ASI cukup
Ketika Allah SWT memberikan anugerah kepada seorang perempuan, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa karunia memiliki anak satu paket dengan karunia menyusui. Tentu dikecualikan bagi ibu yang memiliki kondisi medis tertentu.
Alhamdulillah, dengan keyakinan itu, ASI selalu cukup. Walau ASI sempat seret tetapi anak saya kekurangan ASI. Tanda anak kekurangan ASI antara lain frekuensi buang air kurang dan kenaikan berat badan kurang ketika usia enam bulan pertamanya.
Kedua, makanan makanan bergizi dan sayuran hijau
Ya, seperti saya sempat singgung di atas, saya rutin mengkonsumsi kacang-kacangan mulai saat hamil tua. Selain itu, saya juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah, apa saja. Tak lupa makan harus selalu ada proteinnya minimal telur.
Porsi makan saya sama saja karena memang pada dasarnya porsi saya cukup banyak. Ngemil juga kalau ingin saja.
Saya juga mengkonsumsi susu full cream atau susu V Soy secara rutin. Khusus ketika bulan puasa, saya mengkonsumsi susu kurma. Caranya kurma yang sudah diambil bijinya (sebanyak 5/7 kurma) diblender dengan susu UHT, terkadang saya tambahkan madu. Diminum ketika sahur.
Alhamdulillah, saya hanya merasa lemas sedikit dan kuat berpuasa dalam kondisi menyusui.
Ketiga, tiga kali makan ketika puasa
Ketika bulan Ramadhan, pola makan tetap tiga kali sehari hanya saja waktu makan yang berbeda. Saya langsung makan besar ketika berbuka atau setelah salat Maghrib, lalu makan lagi setelah salat tarawih, dan makan ketika sahur. Porsi seperti biasa.
Keempat, minum banyak air putih
Konsumsi air putih itu penting banget untuk ibu menyusui. Saya pernah membaca kalau ibu menyusui membutuhkan konsumsi air putih hingga 2,5 liter sehari. Jadi, saya banyak-banyak minum air putih agar ASI semakin lancar.
Ketika sedang berpuasa, jadwal minum air putih (minimal 8 gelas sehari) bisa sebagai berikut : minum segelas air putih ketika bangun – minum dua gelas air putih sebelum sahur dan sesudah sahur – minum segelas air putih ketika buka puasa – minum segelas air putih setelah menyantap kurma cemilan berbuka puasa – minum dua gelas air putih sebelum dan sesudah makan besar – minum segelas air putih sebelum tidur.
Kalau saya biasanya lebih, pokoknya minum air putih terus.
Kelima, minta dukungan suami
Menyusui itu tidak hanya urusan ibu tetapi ayah juga wajib terlibat agar proses menyusui semakin lancar. Misalnya, suami saya siaga ketika saya menyusui di malam hari lalu ia dengan sigap menggendong-gendong anak hingga tidur sementara saya langsung tidur begitu selesai menyusui anak, agar saya tak terlalu kelelahan. Selain itu, suami juga sigap menghangatkan ASIP dan membersihkan botol ketika saya lagi masuk kantor (waktu itu suami masih WFH juga).
Keenam, jaga mood agar selalu happy
Menjadi ibu itu wajib bahagia. Nah, sebelum menjadi ibu bahagia, kita harus menjadi istri yang bahagia. Percaya atau nggak, kondisi hati yang bahagia mempengaruhi produksi ASI.
Cara membuat bahagia itu nggak harus mahal. Misal, jalan-jalan di taman.
Ada hal penting yang harus dijaga ketika menyusui yakni stop memedulikan perkataan orang. Ada saja orang berkomentar tentang kondisi saya atau anak, saya cuek saja karena kalau dipikirkan akan merusak kebahagiaan.
Menyusui adalah proses yang luar biasa indahnya. Menyusui tidak hanya tentang memberi makan anak tetapi menyusui adalah proses membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak. Saya betul-betul menikmati momen ketika anak menyusu, ketika mata kecilnya memandang ibunya ini dengan penuh kasih sayang, ketika tangannya menyentuh saya dengan lembut.
Momen menyusui terlalu berharga untuk dilewatkan. Momen ini tidak akan terulang. Ya, menyusui memang seindah itu.
Semoga tips agar ASI lancar di atas bermanfaat bagi ibu yang memutuskan untuk tetap berpuasa ketika menyusui, ya!
11 Comments. Leave new
Waah seneng banget nemu tips ini. Meski aku tipe yang menyusui langsung tanpa pompa2, tapi emang makan tiga kali dan sering minum tuh ngaruh banget ya. Baru sehari diterapin (karena udah mulai puasa hari ini) , alhamdulillah ngga terlalu ngerasa lapar dan haus plus ga lemes juga.
Alhamdulillah… semoga dimudahkan ya mba… untuk beribadah maksimal sekaligus tetap mengasihi buah hati 🙂
Semangat mengASIhi dan selamat menjalankan ibadah puasa bunda.
Makasih bund.. selamat menjalankan ibadah puasa juga yaa
Istri saya pun alhamdulillah lancar dalam hal ASI untuk 4 anak kami. Setuju sekali dengan poin-poin tips dari Kak Mon, termasuk dalam hal dukungan suami.
Maka ada istilah ayah ASI, ayah yang menjadi support sistem terbaik untuk para ibu yang sedang dalam masa-masa menyusui
Kebahagiaan ibu mempengaruhi lancarnya ASI, benar banget tuh. Kalau ibu stress, ASI bakal ga lancar. Sebegitu ngaruhnya faktor psikologis ya.
Kebahagiaan ibu akan mempengaruhi kelancaran ASI. Benar banget tuh. Kalau ibunya stress, produksi ASI bakal sedikit. Sebegitu kuatnya ya faktor psikologis itu.
ASI mnjadi hal utama yang sangat menentukan bagi mereka yang baru dilahirkan. ASi eksklusif harus jadi pilihan ya. Ternyata sebagai pasangan, suami juga punya peran ya dalam menyemangati istri jntuk ASI eksklusif
Aku udah terapin tips di atas alhamdulillah lancar terus selama menyusui dan puasa.
Aku lagi menyusui juga nih…. bener banget tips yg disebutin d sini. Makanan bergizi n mood adl kunci. Tp sometimes aku kalau pas puasa sambil momong anak tuh suka pengen jadi singa… hahaha
MasyaAllah makasih tipsnya mba,, sy juga lagi menyusui. Saya kuat puasa tapi anak yang gak mau menyusu dan berat badan msh kurang jadi galau mau lanjut puasa huhu