Lebih dari dua ratus tahun setelah kematiannya, Adam Smith masih menjadi perbincangan melalui karya fenomenalnya “The Wealth of Nations”. Sebuah buku yang menjadi dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Apa yang dituliskannya menjelma menjadi pengaruh besar bagi kebijakan ekonomi negara.
Pada tahun 1913, sebuah tulisan juga menjadi bahan bakar pergerakan nasional. Soewardi Soerjaningrat atau yang kemudian popular dengan nama Ki Hajar Dewantara menulis esai sensasional berjudul “Als ik een Nederlander was…” atau “Kalau Saya Seorang Belanda…”. Kritikan tentang kebijakan Pemerintah Belanda yang hendak menarik uang rakyat Hindia Belanda untuk membiayai pesta kemerdekaan Belanda dari Prancis itu membuat Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Belanda.
Tulisan menjelma menjadi senjata dalam bentuk segala rupa. J.K. Rowling ‘hanyalah’ seorang ibu tunggal miskin yang memperoleh bantuan finansial dari Pemerintah Inggris ketika ia menulis Harry Potter. Kisah magis sang penyihir yang dituliskannya selama lima tahun mengubah hidupnya menjadi seorang miliarder dunia.
Jika senapan bisa menghilangkan nyawa, maka tulisan adalah senjata yang mampu merasuki jiwa. Tulisan bisa menjadi penyebar gagasan yang mengubah dunia seperti “The Walth of Nations” yang disebut sebagai kitab suci kapitalisme atau setidaknya bisa pula mengubah nasib sang penulis seperti halnya kisah J.K. Rowling.
Bahkan, jika mengubah dunia atau mengubah nasib sang penulis secara dramatis terlalu berat, setidaknya tulisan dapat mewujud senapan perjuangan. Rory Kennedy, putri dari Robert F. Kennedy, Jaksa Agung Amerika Serikat yang dibunuh pada tahun 1968 baru-baru ini menulis esai di The New York Times untuk menentang pembebasan bersyarat pembunuh ayahnya.
Lalu, apakah menulis haruslah “berat”?
Berita baiknya, Anda bisa menulis apa saja. Anda bisa menulis di blog pribadi yang terkunci tentang curhatan yang tak ingin diketahui orang lain semata untuk membuat perasaan jadi lebih lega. Namun, Anda juga bisa memilih membagikannya kepada siapa saja.
Anda boleh menulis untuk terapi pemulihan diri (self-healing). Anda boleh-boleh saja menulis untuk berjualan, mencari penghasilan, atau membangun panggung ketenaran.
Apapun alasan Anda menulis adalah valid.
Namun, jika Anda ingin dikenal sebagai penulis atau memiliki dampak dengan tulisan, tak ada pilihan lain kecuali terus menulis. Tak ada kesuksesan yang datang dalam satu malam. J.K Rowling, misalnya, memperoleh 12 kali penolakan sebelum Harry Potter menjadi serial buku terlaris sepanjang masa.
Mengikuti grup kepenulisan adalah salah satu cara untuk konsisten menulis. Jika sendirian itu berat, maka beramai-ramai akan meringankan beban. Misalnya, saat ini saya sedang mengikuti tantangan menulis selama empat puluh hari berturut yang diadakan oleh Komunitas One Day One Post (Komunitas ODOP).
Sederhana saja, saya ingin membangun habit untuk terus menulis. Konsistensi adalah barang mahal yang belum mampu saya miliki.
Saya tak tahu bagaimana masa depan tulisan-tulisan saya kelak. Namun, saya percaya bahwa setiap tulisan memiliki takdirnya tersendiri. Ada yang hanya meraih puluhan view dan terlupakan, ada yang membawa saya jalan-jalan gratis dengan fasilitas bintang lima seperti ketika menjadi salah satu juara lomba blog Newmont, ada yang memberikan penghasilan tambahan, ada yang membuat saya diajak menjadi juri lomba tulisan.
Namun, yang paling membuat saya bahagia adalah jika tulisan saya bisa bermanfaat bagi pembaca. Hati saya terasa hangat ketika ada yang mengirimi pesan bahwa mereka termotivasi dengan tulisan Dear Perempuan Lajang, Jangan Mau Menurunkan Standar. Beberapa orang teman bilang kalau tulisan 7 Pertanyaan yang Perlu Diajukan Ketika Ta’aruf mereka bagikan kepada orang-orang terdekat yang sedang mencari pasangan. Saya merasa senang ketika ada yang menjadikan saya narasumber untuk skripsi dan tesisnya. Ya, gara-gara tulisan.
Pengharapan terbesar saya akan menulis bukan di dunia yang fana, melainkan nanti di alam baka. Barangkali kelak di hari perhitungan, ketika tak ada lagi amal ibadah yang bisa menambah berat timbangan, ada pahala tak terduga datang. Pahala tulisan.
Tulisan yang bermanfaat. Tulisan yang berkah, membawa kebaikan demi kebaikan.
Ya, semoga.
Teruslah menulis, teruslah menebar kebaikan. Doa ini, khususnya untuk saya yang seringkali angin-anginan.