“The way we talk to our children becomes their inner voice,” – Peggy O’Mara
Berbicara dengan anak kecil terkadang membuat orang dewasa frustasi. Anak-anak bukanlah orang dewasa dalam versi mini. Perkembangan otak mereka bisa dibilang belum sempurna. Bagaimana cara yang tepat berbicara kepada anak-anak mau mendengarkan?
Untunglah, ilmu pengasuhan anak kini semakin mudah diperoleh. Joanna Faber dan Julie King selaku ahli parenting telah menuliskan panduan komprehensif tentang komunikasi efektif dengan anak-anak dalam buku berjudul “How to Talk So Little Kids Will Listen”. Buku ini berisi strategi praktis dan teknik untuk mengatasi tantangan komunikasi, khususnya dengan anak-anak usia 2-7 tahun.
Penulis menerjemahkan pengalaman mereka dalam buku yang memiliki cakupan topik luas ini, mulai dari bagaimana cara membangun kepercayaan hingga teknis untuk mendorong perilaku positif anak. Tak hanya itu, buku setebal 468 halaman ini juga memberikan banyak kisah nyata sebagai ilustrasi konsep yang ditawarkan sehingga buku ini cocok untuk dibaca orang tua atau guru untuk meningkatkan kemampuan berbicara kepada anak-anak.
Berikut cara berbicara kepada anak kecil sehingga mereka mau mendengarkan
Gunakan bahasa yang jelas dan singkat dalam memberikan instruksi dan penjelasan
Berikan anak gambaran tentang dirinya. Minta tolong lah kepada anak sehingga anak dapat menunjukkan kemampuan yang ia miliki. Katakan kepada anak hal-hal yang bisa mereka lakukan, bukan hal yang tidak bisa mereka lakukan. Misal, ketika anak ingin melompat-lompat, janganlah mengatakan jangan melompat tetapi katakanlah mereka bisa melompat-lompat di tempat tertentu.
Gunakan dorongan positif untuk membangun kepercayaan dan kerja sama anak-anak
Jangan menunggu adanya masalah terlebih dahulu untuk menyusun solusi dari permasalahan. Gunakan konsekuensi, bukan hukuman. Konsekuensi disusun ketika sebuah tindakan buruk belum dilakukan, sementara hukuman adalah sebaliknya.
Di sisi lain, jangan memuji anak dengan menjelekkan anak lain sehingga membuatnya merasa superior. Mengapa? Agar anak tak merasa bahwa kebanggaan akan kesuksesannya datang bersama kegagalan orang lain.
Sesuaikan gaya berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan rentang perhatian setiap anak
Setiap anak itu istimewa, gunakan pendekatan personal untuk setiap anak. Bergabunglah ke dalam dunia mereka, hal-hal yang membuat mereka tertarik. Jika diperlukan, gunakan alternatif selain ucapan misalnya tulis sebuah catatan, tunjukkan gesture, menyanyi, atau gambarlah sesuatu yang menunjukkan arahan. Contoh yang saya lakukan ketika menyuruh anak merapikan mainannya adalah dengan bernyanyi. “Rapi, rapi, ayo rapikan. Rapi-rapikan sekarang juga….”
Gunakan teknik mendengarkan secara aktif untuk menunjukkan penerimaan dan memvalidasi perasaan anak
Ketika seorang anak tidak merasa baik-baik saja, mereka tidak bisa berperilaku dengan baik. Maka, kita perlu menjaga perasaan anak terlebih dahulu sehingga meningkatkan kesempatan anak-anak mau bekerja sama. Penulis menekankan bahwa semua perasaan anak dapat diterima tetapi beberapa tindakan harus dibatasi.
Buatlah anak merasa ceria ketika berbincang dengan orang tuanya. Ganti hukuman dengan solusi yang lebih damai dan efektif.
Memang, berbicara kepada anak sungguh menantang. Kita tidak bisa serta merta mengatakan maksud kita lalu berharap mereka paham dan langsung mau mengerjakan apa yang kita minta. Namun, dibutuhkan kesabaran, kreativitas, dan konsistensi dalam menjalin komunikasi kepada anak-anak.
Oleh karenanya, buku “How to Talk So Little Kids Will Listen” ini amat layak dipelajari demi membangun komunikasi efektif dengan anak-anak. Recommended!