Apakah yang paling susah dari sebuah perjuangan? Apa yang lebih susah daripada memperoleh kemenangan? Mempertahankannya. Keduanya membutuhkan jalan panjang nan melelahkan bernama konsistensi.
Ibarat berlari, konsistensi adalah lari maraton. Bagaimana mempertahankan nafas panjang untuk memperoleh tujuan.
Saya sudah menulis sejak tahun 2010 tetapi saya tidak konsisten. Satu bulan sekali belum tentu jadi tulisan.
Hal yang sering menjadi penyesalan. Andai saja saya bisa konsisten, tentu lebih banyak hal baik datang. Di tengah pasang surut tulisan saja, alhamdulillah ada saja hal-hal baik yang datang dari menulis. Rezeki dalam bentuk materi, kesempatan, pengalaman, hingga koneksi.
Hari ini adalah hari ke-28 dari program One Day One Post (ODOP) yang saya ikuti (targetnya 40 hari). Berikut pelajaran yang saya dapatkan :
Teruslah konsisten
Teruslah menulis setiap hari walaupun menulis setiap hari itu berat. Beberapa kali saya ‘bolong’ tulisan yang harus saya ganti di kemudian hari agar dapat dinyatakan lulus dari program ODOP.
Konsisten atas hal yang kamu sukai, hal-hal yang menurut kamu layak diperjuangkan.
Konsistensi membutuhkan gambaran besar
Apa yang kamu lakukan tidak akan terarah tanpa adanya tujuan. Apa gambaran besar dari sesuatu yang terus menerus kamu lakukan?
Konsisten untuk memperoleh tujuan yang lebih besar lagi. Konsistensi membutuhkan THE BIG WHY.
Saya percaya keajaiban dan saya percaya menulis membuka pintu-pintu keajaiban.
Kalahkan kebosanan
Jujur, di hari ke-20 ODOP saya mulai merasa bosan. Mulai merasa menulis setiap hari itu mungkin bukan buat saya. Hampir setiap hari saya menyetor tulisan lewat pukul 11 malam. Pukul 07.30-17.00 saya harus mematuhi jam kantor dan kemudian mengurus rumah. Saya baru benar-benar bisa bebas menulis ketika bocah tidur, paling cepat pukul sembilan.
Namun, saya berusaha mengalahkan kebosanan. Saya membayangkan diri sedang ditempa di kawah candradimuka. Akan manis hasilnya, nanti.
Fokus dengan diri sendiri
Hidup bukanlah tentang mengalahkan orang lain dalam perlombaan melainkan tentang mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan kemalasan, mengalahkan alasan-alasan yang dibuat sendiri. Hidup adalah tentang bagaimana kita hari ini lebih baik dari kita yang kemarin, bagaimana kita esok hari lebih baik dari kita yang sekarang.
Passion saja tidak cukup
Kamu suka nulis? Buktikan. Kalau kamu ingin dikenal sebagai orang yang suka menulis, maka teruslah menulis secara konsisten. Angela Duckworth dalam buku fenomenalnya yang berjudul GRIT mengatakan bahwa kesuksesan adalah kombinasi dari passion dan kegigihan.
Kegigihan adalah hal yang dilatih dengan melakukan sesuatu secara terus menerus.
Menulis perlu modal
Saya percaya kalau seseorang ingin menjadi penulis yang baik maka ia harus rajin membaca. Ibaratnya, membaca adalah input sebelum menghasilkan output berupa tulisan yang berkualitas.
Ingat, penulis yang baik adalah pembaca yang baik.
Jadi, masih sanggupkah kamu meniti jalan kepenulisan? Saya pun terus bertanya pada diri sendiri.
Tempo hari saya membaca sebuah twit bagus dari @pinotski, salah seorang content creator hebat Indonesia “Kalo karya kamu belum dilihat banyak orang, belum dapet spotlight, belum dapet exposure, jangan brenti bikin-bikin. Tetep bikin, karena semuanya akan jadi bibit mesiu
yang akan meledak suatu saat kelak.”
Kamu percaya?