Dua hari lalu seorang rekan kantor mengatakan suatu hal yang menyinggung, “Kok bisa Mon? Kamu kan nggak cantik,” ketika saya memperoleh suatu hal yang diumumkan via surat dan kebetulan si rekan itu melihat saya membaca suratnya. (Btw, apa yang saya peroleh itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan kecantikan atau tampilan fisik)
“Eh?”
Terdiam sejenak sebelum membalas, “Ya nggak masalah juga si lo nganggep gw nggak cantik. Tapi lo nggak usah bilang gitu juga di depan gw kali,”
“Ya itu kan kenyataannya,”
Well. Saya kemudian memilih pergi. Yang pertama, saya nggak di posisi membanggakan diri (pas banget dia pas lewat dan kepo dengan surat saya). Dan yang kedua, saya nggak pernah menyinggung dia secara fisik. Yang ketiga, apa poinnya mengatakan saya nggak cantik? Toh cantik nggak nya saya pun nggak ada hubungannya dengan dia.
Ada orang memang yang memiliki kebiasaan mudah sekali ‘nyinyir’ atau ‘mencela’. Sedikit-sedikit berkomentar. Sedikit-sedikit mencibir. “Eh, liat deh itu orang, aneh banget deh tampilannya, mana jelek pula,” misal demikian perkataan melihat orang yang bahkan sekadar lewat di depannya. Padahal orang itu tidak mengganggunya.
Tak bisakah lisanmu ditahan dari ucapan yang menyakitkan?
Sejujurnya saya nggak terlalu peduli dianggap cantik apa enggak. Toh si rekan bukan orang yang ada dalam lingkaran saya. Bukan orang yang akrab. Nggak ada dia di hidup saya juga nggak masalah.
Tetapi perkataannya yang menyakitkan membuat saya memikirkan betapa ucapan bisa demikian menyinggung. Pelajaran juga buat saya untuk lebih menjaga ucapan. Bisa jadi sesuatu yang kamu anggap sepele itu mengganggu atau bahkan menyakiti orang lain.
And yeah.. like Mahatma Gandhi said, “I will not let anyone walk through my mknd with their dirty feet,”
Kamu harus pandai memilah ucapan mana yang patut kamu dengar dan seyogianya kamu anggap layaknya desau angin yang selintas lalu.
5 Comments. Leave new
oh terus dia cantik/ganteng gitu? :V
hehehe muslimah semua cantik kok
Saya juga baru kemarin menerima kenyataan ttg sebuah perkataan menyakitkan yg cukup bikin saya shock krn saya anggep dia temen baik mbak.
betapa mengerikannya bahaya lisan yg gak terjaga ya 🙁
Buset rude banget ya beliaunyah. Kalau menurut aku sih kamu cantik mon *wink wink*, norekku ntar pm aja ya Mon. Hihi. Parah ah tiba2 ngomenin urusan orang yang dia sebenarnya nggak diajak ngomongin eh malah ngomong begitu. Mana kayaknya nggak nyambung sama surat yg km baca ya Mon. Keep the positive vibes only 😀
wow
burn baby burn
Ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita, ada juga yang gak Mon. Menjaga mulut orang lain itu di luar kendari kita. Aku setuju pendapatnya Gandhi sih, "I will not let anyone walk through my mind with their dirty feet,". Dia tahu mana yg bisa kendalikannya, yaitu pikiran dia.
Kalau judulnya, Don't Walk Through My Mind with Your Dirty Feet, itu lebih ke memerintah orang lain, yang mana bakalan susah dipatuhi orang lain.