“Kalau untuk naik haji yang empat puluh hari saja ada
ilmunya, masak buat nikah yang seumur hidup nggak ada ilmunya?” *perkataan
salah seorang ustadz
“Hah, kursus pranikah? Ada ya?”
“Kursus pranikah, buat apaan?”
“Ah nikah mah nggak usah kursus, tinggal praktek aja,
belajar dari pengalaman juga cukup,”
belajar dari pengalaman juga cukup,”
![](https://i0.wp.com/www.monilando.com/wp-content/uploads/2013/02/apwanikah.jpg?resize=320%2C98)
Indonesia, belum sepopuler seminar pernikahan. Beda seminar dengan kursus tentu
saja, alokasi waktu yang disediakan. Seminar hanya berlangsung setengah hari
dengan materi pernikahan tertentu. Adapun kursus, materi disajikan secara
komprehensif selama sekian pertemuan. Salah satu lembaga yang menyediakan
kursus pranikah adalah Arrahman Qur’an Learning Islamic Centre melalui Ar-rahman Pre Wedding Academy (APWA). Membentuk keluarga islami dan membangun tatanan
sosial ilahiyah adalah tujuan utama dari APWA.
Pernikahan sebagai pintu gerbang awal pembentukan keluarga
yang mana dari keluarga lah tatanan sosial paling inti bermula. Pernikahan tak
hanya sebagai ikatan antara sepasang laki-laki dan perempuan yang saling
mencintai tetapi lebih dari itu pernikahan haruslah dilandasi dengan ilmu demi
mewujudkan keluarga yang sarat dengan nilai-nilai islami, yang akan melahirkan
generasi penerus yang akan menegakkan Islam di muka bumi, perjanjian yang amat
berat yang tentunya tak ingin sekadar berakhir di dunia tetapi hingga kekal di
akhirat. Karena itulah ilmu sebelum pernikahan mutlak diperlukan.
yang mana dari keluarga lah tatanan sosial paling inti bermula. Pernikahan tak
hanya sebagai ikatan antara sepasang laki-laki dan perempuan yang saling
mencintai tetapi lebih dari itu pernikahan haruslah dilandasi dengan ilmu demi
mewujudkan keluarga yang sarat dengan nilai-nilai islami, yang akan melahirkan
generasi penerus yang akan menegakkan Islam di muka bumi, perjanjian yang amat
berat yang tentunya tak ingin sekadar berakhir di dunia tetapi hingga kekal di
akhirat. Karena itulah ilmu sebelum pernikahan mutlak diperlukan.
Selama dua belas pekan setiap hari Ahad, peserta kursus
(dibatasi per angkatan hanya sekitar enam puluh orang saja) mengikuti tiap sesi
kursus dari pukul 08.00-dhuhur. Materi disajikan secara padat dan komprehensif,
mulai dari Fiqh Nikah dan Proses Pernikahan Islami, Hukum Perkawinan bagi Orang
Islam di Indonesia, Akhlaq dan Etika dalam Pernikahan Islami, Kesehatan Pra
Nikah dan Keluarga, Manajemen Rumah Tangga Islami, Pareting (Pola Asuh) Islami,
Psikologi Keluarga Islami, Keuangan Keluarga dan ditutup dengan outbound yang
sarat hikmah.
(dibatasi per angkatan hanya sekitar enam puluh orang saja) mengikuti tiap sesi
kursus dari pukul 08.00-dhuhur. Materi disajikan secara padat dan komprehensif,
mulai dari Fiqh Nikah dan Proses Pernikahan Islami, Hukum Perkawinan bagi Orang
Islam di Indonesia, Akhlaq dan Etika dalam Pernikahan Islami, Kesehatan Pra
Nikah dan Keluarga, Manajemen Rumah Tangga Islami, Pareting (Pola Asuh) Islami,
Psikologi Keluarga Islami, Keuangan Keluarga dan ditutup dengan outbound yang
sarat hikmah.
Yang menarik dari kursus pranikah ini adalah materi
disajikan oleh tokoh-tokoh yang amat mumpuni di bidangnya. Sebut saja misalnya,
hukum pernikahan dibagikan oleh seorang guru besar Fakultas Hukum universitas
paling ternama di Jakarta, kesehatan disajikan oleh seorang profesor di bidang
kedokteran, hingga Sitaresmi Soekamto (sosok yang sudah saya kenal namanya dari
zaman awal-awal mengenal majalah Bobo) dan Ahmad Gozali. Tak ada pemateri yang
tak berkesan. Tak sekadar royal dalam membagikan ilmu tetapi juga dengan senang
hati berbagi cerita dan hikmah yang luar biasa.
disajikan oleh tokoh-tokoh yang amat mumpuni di bidangnya. Sebut saja misalnya,
hukum pernikahan dibagikan oleh seorang guru besar Fakultas Hukum universitas
paling ternama di Jakarta, kesehatan disajikan oleh seorang profesor di bidang
kedokteran, hingga Sitaresmi Soekamto (sosok yang sudah saya kenal namanya dari
zaman awal-awal mengenal majalah Bobo) dan Ahmad Gozali. Tak ada pemateri yang
tak berkesan. Tak sekadar royal dalam membagikan ilmu tetapi juga dengan senang
hati berbagi cerita dan hikmah yang luar biasa.
Pertemuan terakhir yang tak kalah mengesankan adalah outbound
di pondok pesantren Arrahman yang mengajak peserta refreshing sekaligus bermain games
yang tentunya tak sekadar bersenang-senang tetapi membuat para peserta
mengambil hikmah. Misalnya, saat berjalan peserta disuruh mengambil benda
apapun di jalan yang paling menarik hatinya, satu benda saja dan satu kali
saja, sekali mengambil tidak boleh dikembalikan dan tidak boleh melihat ke
belakang. Ada yang mengambil batu, bunga, daun, tanaman pakis, dsb dan juga ada
pula yang tak mengambil apa-apa.Ketika mengambil batu, salah seorang peserta
mengatakan bahwa batu adalah benda yang pertama kali dilihatnya sehingga ia pun
mengambilnya, ada yang mengambil daun karena itulah yang terjatuh di jalan dan
ia tak ingin merusak tanaman dengan memetiknya. Seperti itulah diibaratkan
sebuah pernikahan, point of no return.
Tak ada manusia yang sempurna sehingga sekali kita memilih seseorang sebagai
pendamping hidup, kita harus sekuat tenaga menjaga amanah pernikahan seperti
diibaratkan tatkala para peserta diinstruksikan untuk menggenggam sebutir telur
‘amanah’ yang harus dibawa kemanapun pergi untuk jangka waktu tertentu.
di pondok pesantren Arrahman yang mengajak peserta refreshing sekaligus bermain games
yang tentunya tak sekadar bersenang-senang tetapi membuat para peserta
mengambil hikmah. Misalnya, saat berjalan peserta disuruh mengambil benda
apapun di jalan yang paling menarik hatinya, satu benda saja dan satu kali
saja, sekali mengambil tidak boleh dikembalikan dan tidak boleh melihat ke
belakang. Ada yang mengambil batu, bunga, daun, tanaman pakis, dsb dan juga ada
pula yang tak mengambil apa-apa.Ketika mengambil batu, salah seorang peserta
mengatakan bahwa batu adalah benda yang pertama kali dilihatnya sehingga ia pun
mengambilnya, ada yang mengambil daun karena itulah yang terjatuh di jalan dan
ia tak ingin merusak tanaman dengan memetiknya. Seperti itulah diibaratkan
sebuah pernikahan, point of no return.
Tak ada manusia yang sempurna sehingga sekali kita memilih seseorang sebagai
pendamping hidup, kita harus sekuat tenaga menjaga amanah pernikahan seperti
diibaratkan tatkala para peserta diinstruksikan untuk menggenggam sebutir telur
‘amanah’ yang harus dibawa kemanapun pergi untuk jangka waktu tertentu.
Satu kata untuk menggambarkan kursus pranikah ini adalah :
LUAR BIASA. Mulai dari ilmunya, pengajarnya, pengurusnya, hingga
silaturahminya. Tak sekadar kursus dalam rangka mendapatkan ilmu sekaligus
menjemput kepantasan tetapi juga kuatnya nafas islami yang ada. Mempelajari hal
yang tak terkatakan, mempelajari kehidupan.
LUAR BIASA. Mulai dari ilmunya, pengajarnya, pengurusnya, hingga
silaturahminya. Tak sekadar kursus dalam rangka mendapatkan ilmu sekaligus
menjemput kepantasan tetapi juga kuatnya nafas islami yang ada. Mempelajari hal
yang tak terkatakan, mempelajari kehidupan.
Ohya, investasi kursus ini juga amat murah dibandingkan
dengan betapa banyak hal yang akan didapat. Hanya Rp600.000 (diluar biaya outbond). Kursus pranikah
angkatan berikutnya (angkatan VI) insya Allah akan diadakan pada bulan April/Mei.
APWA juga akan mengadakan seminar pernikahan yang insya Allah dahsyat di bulan
April nanti. Pokoknya dijamin nggak rugi deh ikutan. Tunggu tanggal mainnya ya 🙂
dengan betapa banyak hal yang akan didapat. Hanya Rp600.000 (diluar biaya outbond). Kursus pranikah
angkatan berikutnya (angkatan VI) insya Allah akan diadakan pada bulan April/Mei.
APWA juga akan mengadakan seminar pernikahan yang insya Allah dahsyat di bulan
April nanti. Pokoknya dijamin nggak rugi deh ikutan. Tunggu tanggal mainnya ya 🙂
Bisa follow twitter @apwanikah untuk mendapatkan ilmu-ilmu
menarik dan bermanfaat seputar pernikahan juga lho 🙂
menarik dan bermanfaat seputar pernikahan juga lho 🙂
NB : Beberapa materi kursus dirangkum pada postingan di blog
ini “Mau Dibawa Kemana Anak Kita?”, “Aisyah dan Maisyah: Persiapan Keuangan Menuju Pelaminan”
ini “Mau Dibawa Kemana Anak Kita?”, “Aisyah dan Maisyah: Persiapan Keuangan Menuju Pelaminan”
17 Comments. Leave new
perlu,mba monik. tapi di kotaku kok belum ada ya, heuheuuu :'(
mudah2an nanti APWA ada d kota2 lain k depannya 🙂
sy sgt berminat unt jd asisten psikolog keluarga dan pranikah.. gmna caranya y mb..? pgn bgt..^^
sy lulusan fpsi unair.. 🙂
ada ndak y d Sby?
mungkin ada baiknya juga ya tapi aku dulu ngga ikut kursus mba.. ya udah sekarang learning by doing aja
hihi.. sip mba 🙂
Kayaknya perlu sih, mengingat angka perceraian akhir2 ini makin tinggi
ehehe.. iyah, faktor itu juga 😀
lebih baik pergi belajar kursus pra nikah untuk lebih faham dan tahu tanggungjawab suami isteri..
Iya, cari ilmu dulu sebelum nikah 🙂
perlu banget gan, biar menghindari yg ngga diinginkan
🙂
setuju banget deh sama kata ustadnya
🙂
perlu ya menurut saya……………biar lebih mantap pengetahuannya ttg rumah tangga dan hukum2nya………..hehehe
hehe iya mba.. salam kenal ya mba Lisa 🙂
Saya juga setuju dengan Mbak, acaranya kursus pranikah memang penting sekali. Bahkan, acara yang sebagaimana Mbak tulis di atas, sungguh luar biasa.
Thanks for another wonderful post