Muslim seperti apakah kamu? Saya menganggap diri saya seorang Muslimah pertengahan, tidak ekstrem kanan atau ekstrem kiri.
Menjadi Muslim pertengahan artinya dianggap kurang alim oleh sebagian Muslim seperti salafy, tetapi dianggap terlalu alim bagi sebagian yang lain. Misalnya, pakaian yang dikenakan sehari-hari. Insya Allah, hampir di setiap kesempatan saya mengenakan gamis, kerudung minimal menutup dada, dan kaos kaki. Berwarna-warni.
Penampilan demikian dianggap ‘kurang’ oleh Salafy karena tidak bercadar, jilbab masih kurang panjang tidak menutup punggung hingga (maaf) pantat dan masih berpakaian dengan warna yang mencolok. Namun, di sisi lain, bagi Muslim secara umum. Berpakaian menggunakan gamis dan kerudung menutup dada itu sudah dianggap ‘wah’.
Contoh lainnya. Saya masih memajang foto di media sosial, sesuatu yang dihindari oleh orang Salafy.
Di sini, saya tidak akan membandingkan pilihan orang dalam beragama.
Sependek yang saya pahami, tidak ada paksaan dalam beragama. Bahkan, tidak ada paksaan untuk seseorang memeluk agama Islam. Bebas. Di dunia ini kita bebas memilih. Toh, di akhirat nanti masing-masing dari kita akan bertanggungjawab atas perbuatan sendiri.
Saya memilih menjadi orang yang tidak menghakimi. Toh, nggak ada yang jamin nasib saya aman di kehidupan yang abadi nanti. Saya pernah dengar ceramah ustadz Khalid Basalamah yang pada intinya nggak usah membahas dosa orang, khawatirkan dosa sendiri. Sebesar-besar dosa orang, kita nggak akan menanggungnya. Jadi, jauh lebih menakutkan dosa kita, sekecil apapun nampaknya.
Itulah yang senantiasa saya upayakan. Fokus ke ibadah diri dan keluarga. Memperbaiki kualitas ibadah wajib dan memperbanyak ibadah sunnah sesuai kemampuan saya, saat ini. Sebisa mungkin menghindari dosa.
Saya tidak ingin judge bahwa orang yang ekstrem kanan adalah orang yang berlebihan dalam beragama atau orang yang ekstrem kiri adalah orang yang abai dalam beragama. Kita nggak tahu, amal ibadah andalan apa yang dimiliki seseorang yang bisa jadi membawanya menjadi ahli surga.
Saya berharap hidup yang diberkahi Allah, mati dalam keadaan husnul khotimah, mendapat nikmat kubur, dimudahkan di hari akhir, dan menjadi penghuni surga yang kekal.
Aamiin.
1 Comment. Leave new
Bahas dosa orang jadinya Ghibah.
Tapi tetap harus amar ma’ruf nahi mungkar