Kata orang, ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Seorang sahabat pernah berkata jika calon suaminya harus memiliki sifat-sifat yang sama dengannya. Ya, ayah adalah sosok lelaki pertama yang dijadikan teladan.
Bagaimana rasanya jika kamu memiliki seorang ayah yang juga menjadi seorang tokoh umat? Tentu, keteladanan yang diperoleh sang anak perempuan menjadi dobel : keteladanan ayah selaku sosok dalam keluarga dan keteladanan ayah dalam memberikan manfaat bagi orang banyak.
Pengalaman hidup itu dituliskan secara apik oleh Jihan Mawaddah, anak perempuan KH. Ahmad Taufiq Kusuma, seorang tokoh besar di kota Malang dalam buku berjudul “Narasi Gurunda”. Biografi sang ayah dituliskan secara hangat dalam novel setebal 159 halaman.
Aku titipkan beberapa hal kepada anak-anak. Pertama, masjid kecil di salah satu sudut kota yang menjadi rumah kedua bagi kami. Kedua, kesederhanaan yang harus selalu dijaga karena kemewahan selalu membawa kita pada kelalaian. Ketiga, lanjutkan perjuangan Ayah untuk selalu mengabdi pada agama dan bangs aini. Dan terakhir, cita-cita Ayah saat tua adalah mengurus pondok, mengajar ngaji anak-anak, dan makan bersama mereka – KH Taufiq Kusuma.
Membaca buku ini membuat saya menyusuri kehidupan KH. Taufiq Kusuma. Banyak keteladanan dalam setiap fragmen kisah kehidupan beliau. Misalnya, kegigihan KH. Taufik untuk melanjutkan pendidikan tinggi di tengah-tengah keterbatasan finansial keluarganya. Teman-temannya memilih bekerja menjadi buruh pabrik agar segera mendapatkan uang tetapi KH. Taufik bergeming, beliau fokus pada tujuan besar yang dimilikinya. Beliau tak malu berdagang kue ibundanya demi menabung untuk biaya kuliah.
Kerika kuliah pun, hidupnya penuh keprihatinan. Namun, hal tersebut semakin meningkatkan semangatnya. Beliau menempuh pendidikan sembari mengajar di banyak tempat. Tak hanya mengajar ngaji untuk anak orang kaya, beliau juga mengabdikan diri menjadi guru di sekolah yang tak mampu membayar sang guru.
Ikhlas dan tawakal adalah dua hal yang seyogianya menjadi nafas seorang Muslim. Allah SWT akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman dan bertawakal. Kisah hidup KH Taufiq Kusuma merupakan gambaran buah manis dari usaha, doa, dan sabar dengan hasilnya.
Secara pribadi, ada satu hal yang membekas dari buku ini. Bahwa KH Taufiq meyakini bahwa dunia adalah tempat bersusah payah. Jika ingin istirahat, sebaik-baik tepat peristirahatan adalah akhirat yang kekal. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Ya, sebuah keyakinan yang menambah dorongan semangat ketika Lelah dan ingin menyerah.
Jika ingin merasakan hangatnya cinta anak perempuan dalam balutan kata-kata penuh makna, bacalah buku biografi ulama berjudul “Narasi Gurunda” ini.