Di media sosial riuh orang membahas tentang buku The Psychology of Money. Ah, memang seberapa bagus? Saya harus membuktikannya dengan membacanya sendiri.
Setelah membacanya, saya sungguh setuju. Buku The Psychology of Money memperluas wawasan tentang keuangan. Sebagaimana halnya judul buku, buku ini tentang bagaimana psikologis manusia dalam memandang uang.
Ya, uang. Satu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Money is not everything, but everything needs money, right?
Buku ini tidak memberikan nasihat teknikal tentang bagaimana cara memiliki uang lebih banyak tetapi ia akan memberikan pemahaman lebih baik tentang uang. Dengan demikian, kamu akan bisa berperilaku lebih baik dengan uangmu.
Tentang Buku The Psychology of Money
Buku The Psychology of Money ditulis oleh Morgan Housel, partner di The Collaborative Fund serta mantan kolumnis di The Motley Fool dan The Wall Street Journal. Buku yang saya baca merupakan versi terjemahan Bahasa Indonesia dan memiliki tebal 238 halaman.
Semua orang suka mendengarkan cerita dan semua orang menyukai uang, bukan? Kabar bagusnya, buku ini bukanlah buku dengan narasi panjang membosankan, melainkan buku yang berisi cerita-cerita orang. Ya, cerita orang tentang perilakunya terhadap uang yang bisa diambil pelajaran.
Apa saja pelajaran abadi mengenai kekayaan, ketamakan, dan kebahagiaan yang akan mengubah mindset tentang uang?
Pelajaran Keuangan dari Buku The Psychology of Money
Keputusan keuangan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi masing-masing
Orang memiliki pengalaman hidup masing-masing yang akan membentuk sudut pandang dan keputusannya akan uang. Seseorang yang dibesarkan dalam kondisi keluarga kaya memiliki sudut pandang keuangan yang berbeda dibanding seseorang yang hidup di keluarga miskin.
Kata penulis, orang yang tumbuh dalam kemiskinan berpikir mengenai risiko dan imbalan dengan cara-cara yang tak bisa dimengerti anak bankir kaya.
Dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh National Bureau of Economic Research pada tahun 2016 disebutkan bahwa keputusan investasi orang sepanjang hidup sangat terikat pengalaman para investor di generasinya, terutama pengalaman pada awal masa dewasa.
Ada peran keberuntungan dalam keberhasilan, kesuksesan bukan semata-mata karena kerja keras
Tak ada yang sebagus atau sejelek kelihatannya. Ya, ada faktor keberuntungan atau ‘kesialan’ dalam kesuksesan atau kegagalan seseorang.
Contoh menariknya adalah kisah tentang Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia. Ia pintar? Pasti. Ia bekerja keras? Tentu. Tetapi apakah karena ia pintar dan bekerja keras maka ia sesukses sekarang?
Ia juga memiliki keberuntungan bersekolah di Lakeside, sekolah yang memiliki uang dan wawasan untuk membeli komputer, di tahun 1968.
Ada orang yang secerdas Bill Gates dan bersekolah di tempat yang sama tetapi mati muda karena kecelakaan ketika naik gunung sebelum lulus SMA.
Kesimpulannya, keberuntungan dan risiko sama-sama merupakan realitas bahwa setiap hasil dalam hidup dipengaruhi kekuatan-kekuatan selain upaya individual. Dengan memahami hal itu, kita bisa menyadari bahwa keberhasilan finansial seseorang tidak pernah sebagus atau sejelek kelihatannya.
Morgan Housel menulis surat kepada anaknya :
Orang tak akan pernah merasa cukup. Kamu harus tahu kapan waktunya berhenti mengambil risiko kehilangan hal yang lebih berharga dari uang
Tidak memiliki rasa cukup itu membahayakan. Orang dengan harta yang amat banyak bisa akan terus menerus memiliki keinginan menumpuk kekayaan, bahkan jika itu dilakukan dengan melanggar hukum.
Kisah Raja Gupta akan memberikan pelajaran berharga. Ia pernah menjadi CEO Mc Kinsey, salah satu perusahaan konsultan paling bonafit di dunia. Oa memiliki harta 100 juta dollar pada tahun 2008. Namun, ia tak memiliki rasa cukup. Kesuksesannya tercoreng karena penipuan yang dilakukannya. Karier dan reputasinya rusak.
Reputasi sangat berharga, kebebasan sangat berharga, keluarga sangat berharga. Cara terbaik menjaga hal-hal yang berharga adalah mengetahui kapan waktunya berhenti mengambil risiko yang bisa mengancam semuanya. Mengetahui kapan itu cukup.
Reputasi, kebebasan, dan keluarga jauh lebih berharga dibandingkan dengan uang.
Konsistensi akan memberikan hasil terbaik
Kamu pasti pernah mendengar Warren Buffet yang seringkali disebut sebagai investor fenomenal. Banyak ulasan tentang bagaimana ia membangun kekayaaannya, tetapi ada fakta sederhana yang perlu diketahui banyak orang.
Harta luar biasa yang dimiliki Buffet bukan hanya karena ia adalah seorang investor hebat, melainkan juga karena ia merupakan investor sejak masih anak-anak. Alias ia konsisten berinvestasi.
Semua keberhasilan finansial Warren Buffet dapat dihubungkan dengan dasar finansial yang ia bangun sejak kecil dan panjangnya umur yang ia miliki.
Keahliannya adalah investasi, tapi rahasianya adalah waktu. Begitulah cara kerja penumpukan.
Ya, konsistensi dalam hal apapun akan memberikan efek compound. Selaras dengan inti dari buku Atomic Habits yang menjabarkan tentang dahsyatnya hal-hal kecil yang dilakukan secara terus menerus.
Mempertahankan kekayaan lebih susah dibanding menjadi kaya
Kamu pernah dengar bahwa mempertahankan lebih susah dibanding memperoleh? Ya, begitu juga dengan menjaga agar dalam kondisi ‘tetap kaya’. Satu hal penting dalam menjaga keberhasilan keuangan adalah ‘bertahan’.
Untuk mendapat uang, diperlukan pengambilan risiko, sikap optimis, dan tampil di luar.
Namun menyimpan uang membutuhkan kebalikan pengambilan risiko. Diperlukan kerendahan hati dan rasa takut kehilangan apa yang didapat dengan cepat. Diperlukan sikap hemat dan pengakuan bahwa setidaknya sebagian yang didapat itu karena keberuntungan, jadi keberhasilan masa lalu tidak bisa diandalkan untuk berulang terus menerus.”
Gagal dan jatuh itu normal. Satu keberuntungan besar bisa mengubah segalanya
Ini salah satu bagian buku The Psychology of Money yang menjadi favorit saya dan bikin saya merenung. Kita lebih sering membaca kisah sukses orang hebat dan jarang membaca kegagalan-kegagalannya.
Kenapa? Karena kegagalan yang ia alami nggak lebih penting dibandingkan dengan keberhasilan besar yang bakal dikenang. Istilahnya, ekor mendorong segalanya di bisnis. Contohnya,Walt Disney.
Studio pertama Disney bangkrut. Sebagian besar dari 400 lebih film kartun yang diproduksinya menyebabkan kerugian. Namun, satu ekor mengubah segalanya. Film “Snow White and the Seven Dwarfs” mngubah segalanya. Pendapatan film itu dalam enam bulan pertama jauh lebih besar dibanding apapun yang pernah didapat perusahaan Disney sebelumnya.
Kendali atas waktu adalah dividen terbesar yang bisa diberikan uang
Jika kamu sudah memiliki uang banyak, lalu apa? Apakah kamu akan lebih bahagia?
Ada sumber kebahagiaan universal yakni orang ingin memegang kendali atas hidupnya. Apa hal terbaik yang bisa diberikan oleh uang?
Kemampuan berbuat apa yang kamu inginkan, kapan pun kamu mau, dengan siapa pun yang kamu kehendaki, selama yang kamu bisa itu tak ternilai. Itulah dividen tertinggi yang diberikan uang.
Singkatnya, kemerdekaan memilih apa yang kita mau lakukan dengan waktu kita. Ya, sesederhana jika kita punya uang lebih, kita memiliki lebih banyak pilihan.
Kekayaan adalah apa yang tak kita lihat
Kekayaan bukanlah jumlah mobil mewah yang dipamerkan melainkan apa yang tak kita lihat seperti tabungan atau portfolio investasi. Kekayaan adalah aset finansial yang belum diubah menjadi barang yang bisa dilihat.
Membangun kekayaan tidak banyak berhubungan dengan pendapatan atau hasil investasi tetapi banyak berhubungan dengan tingkat tabungan
Hasil investasi bisa membuat kaya. Tapiii… hasilnya diselubungi ketidakpastian.
Tabungan pribadi dan gaya hidup sederhana (penghematan dan efisiensi keuangan) merupakan hal yang bisa kita kendalikan dan punya jaminan peluang efektif di masa sekarang ataupun masa depan.
Tabungan bisa diciptakan dengan pengurangan belanja.
Kamu bisa berbelanja sedikit jika menginginkan lebih sedikit.
Dan kamu akan menginginkan lebih sedikit jika kamu mengurangi memusingkan apa yang dipikirkan orang lain tentang kamu.
Kesimpulan Buku The Psychology of Money
Apa pentingnya membaca buku ini? Di pengantar buku Morgan Housel menuliskan,
Cara pandang saya akan perilaku seseorang mengenai uang menjadi semakin berkembang. Tak hanya bagaimana saya menilai keputusan keuangan yang saya ambil tetapi cara saya men-judge orang akan keputusan keuangannya juga berubah.
Keputusan keuangan dipengaruhi cara pandang kita akan uang dan kondisi psikologis kita.
Buku The Psychology of Money ini tak hanya sekadar berisi cerita yang memberikan pelajaran tetapi juga disertai dengan berbagai data yang mendukung pelajaran.
So, buku ini direkomendasikan banget untuk kamu yang pengen lebih sukses mengelola uang. Kesuksesan dalam mengelola uang tidak selalu tentang apa yang kita ketahui tetapi kesuksesan ini tentang bagaimana kita berperilaku.
Seperti quote di buku ini,
“Mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan Anda dan lebih banyak berhubungan dengan perilaku Anda,”
Kamu sudah baca buku The Psychology of Money? Bagaimana pendapatmu? Ceritain yuk di kolom komentar.
9 Comments. Leave new
Saya belum baca bukunya. Membaca resensi nya mba monika rasanya seperti udah baca seluruh buku. Hehe. Quote terakhir, mirip seperti kata T. Harv Eker dalam secrets of the millionaire minds 🙂
238 halaman setebal apa bukunya
Nice review! Saya termasuk salah satu orang yang tertarik membaca potongan kisah atau cerita orang-orang. Kalo diliat dari reviewnya, kayaknya ga terlalu technical ya. Boleh ni masuk daftar.
Belum baca buku dan jadi penasaran, kayaknya cocok untuk dibaca di usia 20-an biar gak terjerumus pada pemborosan uang.
Saya belum baca bukunya mbak, tapi memang benar lagi terkenal banget di sosmed. Tulisan mbak yang paling bikin aku tercengang, buffet udah jadi investor dari kecil, dimana sesuatu yg kecil jika dilakukan secara konsisten akan menjadi compound. Konsisten tuh, bukan cuma masalah uang ya, masalah menyayangi, karir, pendidikan, dan harta. Kalau sabar dan konsisten, ujung ujungnya nyampek
Saya belum baca buku The Psychology of money ini
Dari Review lengkap Kak Monika ini jadi ada gambaran kerennya buku ini, and it’s must read, masuk list dulu dah
Saya udah targetin buku ini jadi booklist tahun ini, baca tulisan ini bikin saya tambah pengen baca, banyak point2 yang bikin spoiler tapi informatif bgt sepertinya merangkum isi bukunya. Setuju bgt sih, bahwa uang berhubungan eratnya dg perilaku, kerap kali justru mengumpulkan harta malah kita yang tenggelam Dan justru tidak membuat kita bahagia karena akhirnya malah dikendalikan dan tidak merdeka.
Wah ini buku sudah masuk ke wishlist bacaanku nih, setelah baca review ini seperti udah baca keseluruhan bukunya soalnya detail banget nih review-nya. Thanks ya mbak sudah menuliskan sebanyak ini bikin langsung semangat buat checkout bukunya hihi xD
Belum baca Mbak. Tapi membaca ringkasannya ini, sangat membantu. Terimakasih sudah berbagi.
Tahun 2015 kami pindah dari kota ke desa, beralih profesi dan belajar menjadi petani. Betul banget beberapa kutipan yg sudah Mbak e tulis di sini. Rasanya mak jleb.
Mari terus bereksplorasi agar bisa lebih memaknai kata dengan kehidupan sejatinya. Salam dari desa.