Pernah nggak sih kepikiran kalau menjadi orang tua itu nggak ada sekolahnya?
Padahal memiliki anak itu bukanlah pekerjaan mudah. Bahkan sebuah peribahasa terkenal mengatakan “It takes a village to raise a kid,”.
Susah lho membesarkan anak. Nggak sekadar memberi makan dan selesai. Kita juga nggak pengen punya anak yang nggak berkualitas, kan?
Artinya, kita sebagai orang tua harus bisa menghasilkan anak yang tangguh di tengah tantangan zaman yang semakin berat.
Beruntungnya, orang tua zaman sekarang memiliki sumber informasi yang bisa dibilang tidak terbatas. Berbeda dari zaman orang tua kita yang barangkali akses informasi nggak banyak dan juga mahal.
Kita bisa ikut berbagai seminar, online dan offline, berbayar atau gratis. Kita juga bisa belajar melalui internet dari berbagai sumber yang dapat dipercaya. Banyak juga buku tentang parenting yang bisa kita pelajari.
Sebagai orang tua, wajar banget kalau punya pertanyaan, gimana sih cara mengasuh anak agar menjadi pribadi yang tangguh. Yang nggak mudah terombang-ambing di zaman yang katanya makin edan?
Nah, saya baru saja membaca sebuah buku luar biasa berjudul “The Secret of Enlightening Parenting” yang ditulis oleh Okina Fitriani dkk. Buku ini didasarkan pada Al Qur’an dan hadits dengan memadukan psikologi perkembangan dan teknik Neuro Linguistic Programming (NLP).
Ngomong-ngomong, NLP merupakan sebuah ilmu yang mempelajari cara kerja pikiran sadar dan bawah sadar serta bagaimana bahasa (linguistic) mempengaruhi kerja syaraf untuk membentuk program-program bawah sadar yang membentuk perilaku.
Jadi, ilmu yang disajikan di buku “The Secret of Enlightening Parenting” ini nggak kaleng-kaleng. Dasar teori yang dikombinasikan dengan kisah inspiratif para penulis tentang praktik pengasuhan anak.
Yuk, kita pelajari prinsip-prinsip pengasuhan yang ditawarkan oleh buku setebal 277 halaman ini.
Prinsip-Prinsip Mengasuh Anak
“Anak adalah tamu istimewa yang kita undang untuk hadir dalam kehidupan kita atas kehendak dan persetujuan Tuhan,”
Anak itu istimewa? Setuju?
Setiap anak terlahir dengan tujuh potensi baik (fitrah) yang meliputi fitrah iman, bertahan hidup, belajar hingga piawai, kasih sayang, interaksi, seksualitas, dan tanggung jawab.
Namun, potensi-potensi baik itu membutuhkan pengetahuan dan latihan untuk menjadi kompetesi. Artinya, orang tua memiliki tugas menjadi teladan, mengingatkan, dan memperbaiki. Orang tua tak hanya ibu, tetapi ayah berperan besar dalam pengasuhan anak.
Menjaga potensi baik bukan tugas mudah. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah tim yang solid dan berdedikasi. Pengasuhan dimulai sejak mencari pasangan hidup, bahkan lebih jauh lagi sejak usia ketika manusia bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri.
Nggak ada kata terlambat untuk berubah. Hanya saja dibutuhkan upaya yang lebih keras dan lebih banyak lagi.
Nah, setelah memahami tiga tugas penting orang tua di atas (menjadi teladan-mengingatkan-memperbaiki), kita harus paham bahwa pengasuhan anak harus dilakukan dengan tiga cara yakni konsisten-kongruen, sabar, dan kasih sayang.
Konsisten bermakna teguh dan fokus pada tujuan, sedangkan kongruen bermakna selaras dan sebangun. Konsisten-kongruen bermakna orang tua harus memegang teguh pada tujuan utama untuk menjaga potensi baik anak dengan cara menjadi teladan, senantiasa mengingatkan, dan memperbaiki.
Contohnya, jika kita ingin anak tidak menonton tayangan tidak mendidik di televisi, tentu kita tidak boleh menonton sinetron yang seringkali tidak memiliki pesan moral yang baik.
Sabar nggak hanya dalam hal menahan amarah tetapi juga nggak tergesa-gesa dalam menjalani proses mendidik anak.
Kelembutan dan kasih sayang adalah dasar penanaman dan pembenahan akhlak anak. Penelitian Martin Teicher (2014) mengenai sistem saraf pada bayi dan anak-anak membuktikan bahwa dalam otak bayi terdapat jutaan neuron yang belum tersambung. Suara keras serta perlakuan kasar dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf yang setara dengan anak yang mendapatkan siksaan fisik dan pelecehan seksual.
Tujuh Kunci Komunikasi Suami Istri
Orang bilang “It takes two to tango”. Kerja sama yang harmonis antara suami sebagai pemimpin keluarga dan istri sebagai madrasah utama anak merupakan hal yang sangat penting dalam pengasuhan anak.
Davies dan Windle (2001) menyebutkan bawa berbagai penelitian menyebutkan bahwa konflik suami istri memberikan efek yang sangat buruk pada perilaku anak, rasa tidak percaya diri, hilangnya rasa aman hingga mengakibatkan depresi dan kecemasan.
Maka, dibutuhkan suami istri yang mampu berkomunikasi dengan baik.
Tujuh hal penting yang menjadi kunci komunikasi suami istri yakni :
- Kesamaan visi dan misi
- Komitmen
- Sinergi
- Respek dan apresiasi
- Kemesraan
- Tumbuh lebih baik
- Kepercayaan dan keterbukaan
Kesimpulan Buku The Secret of Englightening Parenting
Membaca buku ini memberikan saya berbagai insight berharga tentang pengasuhan anak. Bagaimana tidak? Prinsip pengasuhan dijelaskan secara mendetail disertai dengan contoh kesalahan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dengan bahasa yang gamblang dan mudah dipahami.
Misalnya, menakut-nakuti anak yang sedang mengeksplorasi kemampuannya bukanlah hal yang baik dalam mengasuh anak.
“Awas, jangan manjat-manjat, nanti jatuh,”
Kita bisa menggunakan kata yang baik, misalnya, “Ayo Nak, tangannya pegang ini, kaki kanan ke sebelah sini ya, bagus sekali. Bagaimana kalau kita memanjat monkey bar di taman depan rumah? Lebih asyik dan lebih aman, yuk.”
Selain itu, buku ini juga memberikan panduan strategi pemrograman bawah sadar.Berbagai kisah para penulis akan memberikan gambaran secara riil tentang penerapan pengasuhan anak yang bertujuan untuk mencetak generasi gemilang.
Nggak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri, betul?
Saya sangat tersentuh dengan epilog buku.
Pengasuhan bukan sekadar soal menjadikan anak hebat, patuh sukses, dan berprestasi. Pengasuhan adalah proses pertanggungjawaban atas sebuah amanah suci dan agung. Hasil bukanlah ukuran keberhasilannya, melainkan penyempurnaan ikhtiar dalam koridor menjaga potensi baik ini agar tetap baik bahkan lebih baik lagi adalah perjuangan yang memerlukan kesungguhan dan strategi layaknya sebuah pertempuran.
Buku ini bagus sekali. Kamu harus membacanya sebagai bekal menjadi orang tua. Bagaimana cara orang tua mengasuh anak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan potensi baik anak.
Apakah kamu sudah membaca buku The Secret of Enlightening Parenting? Bagaimana kesanmu? Share, yuk!
3 Comments. Leave new
Baru mau cari karena katanya bagus banget, apalagi pake konsep NLP, jadi makin pengen beli nih dan yakiiinnn kalau bakalan insightfull banget
Betul mba Anggi, bukunya sangat insightful
makasih sharingnya