Insya
Allah. Sudah tak asing bagi kita mendengar kata insya Allah atau mungkin saja
kata insya Allah telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari, tak khusus
untuk umat Islam saja. Bahkan ada yang memplesetkan RI (Republik Indonesia)
menjadi Republik Insya Allah lantaran betapa seringnya kata insya Allah
digunakan. Insya Allah sendiri bermakna “jika Allah mengizinkan” atau “jika
Allah mengkehendaki” sehingga mengatakan insya Allah menunjukkan bahwa
seseorang menjanjikan sesuatu kepada orang lain yang mana janji tersebut tidak
dapat dipenuhi seseorang jika dan hanya jika ada hal-hal di luar kendali
terjadi orang tersebut atau bahasa kerennya force majeur.
Allah. Sudah tak asing bagi kita mendengar kata insya Allah atau mungkin saja
kata insya Allah telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari, tak khusus
untuk umat Islam saja. Bahkan ada yang memplesetkan RI (Republik Indonesia)
menjadi Republik Insya Allah lantaran betapa seringnya kata insya Allah
digunakan. Insya Allah sendiri bermakna “jika Allah mengizinkan” atau “jika
Allah mengkehendaki” sehingga mengatakan insya Allah menunjukkan bahwa
seseorang menjanjikan sesuatu kepada orang lain yang mana janji tersebut tidak
dapat dipenuhi seseorang jika dan hanya jika ada hal-hal di luar kendali
terjadi orang tersebut atau bahasa kerennya force majeur.
Rasa-rasanya
kata insya Allah telah mengalami pergeseran makna menjadi semacam “insya Allah
ya (nggak janji ya),”. Seorang teman pernah protes ketika saya mengatakan insya
Allah kepadanya. “Kok insya Allah sih? Nggak pasti ya?”. “Insya Allah-nya orang
Islam, bukan insya Allah-nya orang Indonesia,” jawab saya.
kata insya Allah telah mengalami pergeseran makna menjadi semacam “insya Allah
ya (nggak janji ya),”. Seorang teman pernah protes ketika saya mengatakan insya
Allah kepadanya. “Kok insya Allah sih? Nggak pasti ya?”. “Insya Allah-nya orang
Islam, bukan insya Allah-nya orang Indonesia,” jawab saya.
Aih,
alangkah beratnya nanti di akhirat jika ada barisan janji ‘insya Allah’
mengular dan menagih pengucapnya sementara sang pengucap hanya mengatakannya
untuk menyenangkan hati lawan bicara atau mungkin dia sekadar ‘just saying’
tanpa menyadari urgensi kata insya Allah. Misalnya mengucapkan insya Allah datang
ke pernikahan seorang teman tapi ternyata tidak datang lantaran sayang dengan
harga tiket yang mendadak mahal (walau sebenarnya punya kemampuan untuk itu).
alangkah beratnya nanti di akhirat jika ada barisan janji ‘insya Allah’
mengular dan menagih pengucapnya sementara sang pengucap hanya mengatakannya
untuk menyenangkan hati lawan bicara atau mungkin dia sekadar ‘just saying’
tanpa menyadari urgensi kata insya Allah. Misalnya mengucapkan insya Allah datang
ke pernikahan seorang teman tapi ternyata tidak datang lantaran sayang dengan
harga tiket yang mendadak mahal (walau sebenarnya punya kemampuan untuk itu).
Insya
Allah. Sudah berapa kali diucapkan semenjak akil baligh. Sudah berapa hati yang
tersakiti lantaran kata ‘insya Allah’ yang tak dimaksudkan untuk benar-benar
ditepati, melainkan sekadar pemanis kata. Berusahalah untuk benar-benar
menggunakan kata insya Allah jika yakin dengan kemauan hati dan kemampuan diri
mewujudkannya dan mengatakan untuk melakukan sesuatu tanpa mengatakan insya
Allah juga telah dilarang dalam Q.S Al Kahfi : 23-24 yang terjemahannya
berbunyi “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu : “sesungguhnya
aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut) : “insya Allah,”….”
Bi’idznillah.
Allah. Sudah berapa kali diucapkan semenjak akil baligh. Sudah berapa hati yang
tersakiti lantaran kata ‘insya Allah’ yang tak dimaksudkan untuk benar-benar
ditepati, melainkan sekadar pemanis kata. Berusahalah untuk benar-benar
menggunakan kata insya Allah jika yakin dengan kemauan hati dan kemampuan diri
mewujudkannya dan mengatakan untuk melakukan sesuatu tanpa mengatakan insya
Allah juga telah dilarang dalam Q.S Al Kahfi : 23-24 yang terjemahannya
berbunyi “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu : “sesungguhnya
aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut) : “insya Allah,”….”
Bi’idznillah.
Allahu
‘alam.
‘alam.
Catatan
untuk diri sendiri khususnya. Mohon jika ada yang masih kurang berkenan dengan
kata ‘insya Allah’ yang pernah saya ucapkan segera menagihnya daripada saya
ditagih di akhirat T.T
untuk diri sendiri khususnya. Mohon jika ada yang masih kurang berkenan dengan
kata ‘insya Allah’ yang pernah saya ucapkan segera menagihnya daripada saya
ditagih di akhirat T.T
2 Comments. Leave new
Sebuah kajian yang bagus, tentang kata Insya Allah, terkadang jawaban Insya Allah seolah jadi jawaban yg ringan di ucapkan, dan jika tidak bisa menepati janji lantas kesalahan di nisbatkan kepada Allah…, Astaghfirullah…
atau dengan kata lain Insya Allah seperti sebuah jawaban basa-basi belaka…
postingan yang bagus adik Monika…
Singkat, padat, dalam, juga nyentil kita semua yang terlalu "fasih" mengucap insya Allah sehingga tidak menyadari hakikatnya. Syukron atas sentilannya, wabilkhusus buat saya. 🙂