![]() |
|
dicari di google |
Dec
31st, 2011. How many of us made any resolution at the beginning of this year?
And how many of us don’t accomplish them all until today? If you say ‘yes’ to
those questions, you are not alone.
31st, 2011. How many of us made any resolution at the beginning of this year?
And how many of us don’t accomplish them all until today? If you say ‘yes’ to
those questions, you are not alone.
Mencoba
menganalisis apa yang mungkin menjadikan sebuah atau beberapa resolusi yang
dibuat berakhir sebagai ‘Halfway resolution’ atau resolusi setengah jalan (atau
mungkin malah ada resolusi yang tak dijalankan sama sekali?).
menganalisis apa yang mungkin menjadikan sebuah atau beberapa resolusi yang
dibuat berakhir sebagai ‘Halfway resolution’ atau resolusi setengah jalan (atau
mungkin malah ada resolusi yang tak dijalankan sama sekali?).
1. Niat
Apa yang mendasari suatu resolusi
seringkali menjadi faktor utama yang menyebabkan tercapainya resolusi tersebut.
Lebih jauh lagi, untuk siapa resolusi itu dibuat? Dalam ilmu psikologis disebutkan
bahwa faktor internal memegang peranan yang lebih besar dibandingkan dengan faktor
eksternal. Kalau niat seseorang adalah untuk suatu kebaikan yang akan
mendekatkannya pada Tuhannya, apalagi yang akan menghalangi langkahnya untuk
bersungguh-sungguh? Niat baik, insya Allah, akan dimudahkan.
seringkali menjadi faktor utama yang menyebabkan tercapainya resolusi tersebut.
Lebih jauh lagi, untuk siapa resolusi itu dibuat? Dalam ilmu psikologis disebutkan
bahwa faktor internal memegang peranan yang lebih besar dibandingkan dengan faktor
eksternal. Kalau niat seseorang adalah untuk suatu kebaikan yang akan
mendekatkannya pada Tuhannya, apalagi yang akan menghalangi langkahnya untuk
bersungguh-sungguh? Niat baik, insya Allah, akan dimudahkan.
2. Mulai
Sebuah nasihat terkenal
menyebutkan bahwa “Kita telah menyelesaikan suatu pekerjaan apabila kita telah
memulainya,”. Mario Teguh dalam status tersingkatnya yang pernah saya baca mengatakan,
“Batas waktu dibuat- bukan untuk dicapai tapi tanda untuk memulai,”.
menyebutkan bahwa “Kita telah menyelesaikan suatu pekerjaan apabila kita telah
memulainya,”. Mario Teguh dalam status tersingkatnya yang pernah saya baca mengatakan,
“Batas waktu dibuat- bukan untuk dicapai tapi tanda untuk memulai,”.
Memulai sesuatu bisa jadi
merupakan faktor yang lebih berat dari pekerjaannya itu sendiri. Apalagi kalau
ujian, terkadang ‘perlu’ menyadari waktu ujian yang tinggal sebentar lagi baru
mulai belajar? Err. The power of kepepet? Setelah memulai seringkali pekerjaan
menjadi lancar bukan? ^^
merupakan faktor yang lebih berat dari pekerjaannya itu sendiri. Apalagi kalau
ujian, terkadang ‘perlu’ menyadari waktu ujian yang tinggal sebentar lagi baru
mulai belajar? Err. The power of kepepet? Setelah memulai seringkali pekerjaan
menjadi lancar bukan? ^^
3. Menunda-nunda
Menunda-nunda untuk
memulai. Sudah mulai tetapi menunda-nunda untuk bergerak. Termasuk menunda-nunda
adalah menunggu momen untuk bergerak. Seperti “Akan melakukan ini jika telah
mendapatkan ini.” Padahal bisa jadi justru dengan bergerak itulah akan timbul
berkah. Yang penting bergerak dulu.
memulai. Sudah mulai tetapi menunda-nunda untuk bergerak. Termasuk menunda-nunda
adalah menunggu momen untuk bergerak. Seperti “Akan melakukan ini jika telah
mendapatkan ini.” Padahal bisa jadi justru dengan bergerak itulah akan timbul
berkah. Yang penting bergerak dulu.
Abraham Lincoln pernah
mengatakan “Yang sabar
menunggu pasti dapat bagian. Tapi, hanya sisa–sisa dari orang– orang yang bergegas” Rasulullah SAW juga menyuruh
umatnya tak menunggu sore untuk melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan di pagi
hari1. Menunda-nunda suatu kebaikan hanyalah akan menjadi penghalang
bagi kebaikan-kebaikan lainnya.
mengatakan “Yang sabar
menunggu pasti dapat bagian. Tapi, hanya sisa–sisa dari orang–
umatnya tak menunggu sore untuk melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan di pagi
hari1. Menunda-nunda suatu kebaikan hanyalah akan menjadi penghalang
bagi kebaikan-kebaikan lainnya.
4. Luput mengukur baju
‘Mengukur baju’ artinya
mengukur kemampuan diri sendiri. Kalau memang tak bisa menyanyi, mencanangkan
resolusi tahun ini seperti ‘memenangkan satu perlombaan menyanyi tingkat kota’
hanyalah sebuah pemaksaan diri yang sia-sia. Bahasa kerennya membuat analisis
SWOT terlebih dahulu sebelum menetapkan resolusi. Mungkin bisa saja seseorang
berprestasi bukan pada bidangnya (nothing’s impossible right?) tetapi
alangkah banyak waktu, tenaga dan pikiran yang harus dicurahkannya dibanding ia
melakukan sesuatu yang memang berada dalam bidangnya bukan?
mengukur kemampuan diri sendiri. Kalau memang tak bisa menyanyi, mencanangkan
resolusi tahun ini seperti ‘memenangkan satu perlombaan menyanyi tingkat kota’
hanyalah sebuah pemaksaan diri yang sia-sia. Bahasa kerennya membuat analisis
SWOT terlebih dahulu sebelum menetapkan resolusi. Mungkin bisa saja seseorang
berprestasi bukan pada bidangnya (nothing’s impossible right?) tetapi
alangkah banyak waktu, tenaga dan pikiran yang harus dicurahkannya dibanding ia
melakukan sesuatu yang memang berada dalam bidangnya bukan?
5. Mudah menyerah
Kalau tak sulit untuk dicapai,
berarti tak layak untuk diperjuangkan kan?
berarti tak layak untuk diperjuangkan kan?
Seorang khalifah sekaliber
Umar bin Khattab membutuhkan waktu bertahun-tahun (ada yang menyebutkan 10, 12
tahun) untuk menghafalkan surat Al Baqarah. Seorang Thomas Alva Edison
membutuhkan ribuan percobaan sebelum menemukan bola lampu yang mengubah dunia. Bahkan
dalam AlQur’an diperintahkan untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain apabila telah selesai dari suatu urusan2. Berhenti di
tengah jalan adalah ‘penyakit’. Konsisten adalah obatnya. Batu yang keras pun
akan pecah bila terus menerus ditetesi air bukan?^^
Umar bin Khattab membutuhkan waktu bertahun-tahun (ada yang menyebutkan 10, 12
tahun) untuk menghafalkan surat Al Baqarah. Seorang Thomas Alva Edison
membutuhkan ribuan percobaan sebelum menemukan bola lampu yang mengubah dunia. Bahkan
dalam AlQur’an diperintahkan untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain apabila telah selesai dari suatu urusan2. Berhenti di
tengah jalan adalah ‘penyakit’. Konsisten adalah obatnya. Batu yang keras pun
akan pecah bila terus menerus ditetesi air bukan?^^
6. Kurang Sungguh-Sungguh
Dalam suatu kajian,
pernah dipaparkan bahwa ada lima syarat jiddiyah (kesungguhan) yakni direspon
dengan cepat, memiliki kemauan yang kuat, tidak berhenti, menggerakkan segala
potensi dengan maksimal dan kesungguhan akan mengalahkan uzur. Bahkan
orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk mencari keridhaan-Nya
dijamin Allah akan diberi petunjuk tentang jalan mana yang dilewati3.
Kembali lagi pada niat akan sebuah resolusi, untuk siapa resolusi itu ditujukan
dan seberapa sungguh-sungguh seseorang. Mengerjakan sesuatu secara asal-asalan hanyalah
menunjukkan adanya ketidaksungguhan.
pernah dipaparkan bahwa ada lima syarat jiddiyah (kesungguhan) yakni direspon
dengan cepat, memiliki kemauan yang kuat, tidak berhenti, menggerakkan segala
potensi dengan maksimal dan kesungguhan akan mengalahkan uzur. Bahkan
orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk mencari keridhaan-Nya
dijamin Allah akan diberi petunjuk tentang jalan mana yang dilewati3.
Kembali lagi pada niat akan sebuah resolusi, untuk siapa resolusi itu ditujukan
dan seberapa sungguh-sungguh seseorang. Mengerjakan sesuatu secara asal-asalan hanyalah
menunjukkan adanya ketidaksungguhan.
7. Mencari pembenaran (excuse)
Memang tak niat datang
tepat waktu ke suatu acara, mengatakan macet padahal bisa saja ia memajukan jam
keberangkatan untuk menghindari macet. Tak sungguh-sungguh dengan keinginannya
mencari alasan-alasan lain yang mungkin saja bisa diatasinya bila ia bersungguh-sungguh.
Btw, buku ‘No Excuse’ tulisan Isa Alamsyah, suami Asma Nadia merupakan buku
yang sangat direkomendasikan untuk dibaca. Bahasanya sederhana tetapi mengena.
^^
tepat waktu ke suatu acara, mengatakan macet padahal bisa saja ia memajukan jam
keberangkatan untuk menghindari macet. Tak sungguh-sungguh dengan keinginannya
mencari alasan-alasan lain yang mungkin saja bisa diatasinya bila ia bersungguh-sungguh.
Btw, buku ‘No Excuse’ tulisan Isa Alamsyah, suami Asma Nadia merupakan buku
yang sangat direkomendasikan untuk dibaca. Bahasanya sederhana tetapi mengena.
^^
Dan kalau
sudah mulai, sungguh-sungguh dan gagal? Sederhana saja. Sesuatu yang baik di
mata kita itu tak baik di mata Allah untuk kita dapatkan. Salah seorang ustadz
mengatakan seperti ini saat menasihati murid-muridnya untuk lebih semangat belajar, “Manusia itu tidak dituntut untuk berhasil tetapi ia dituntut untuk
berusaha. Hadits tidak menyuruh manusia untuk menjadi pintar tetapi menyuruh
manusia untuk menuntut ilmu4. Artinya Allah melihat pada usahanya,
bukan pada hasilnya. Apabila di tengah jalan atau di akhir perjalanan tidak
mencapai suatu tujuan, yakinlah pasti ada hal-hal lain yang didapatkan,”
sudah mulai, sungguh-sungguh dan gagal? Sederhana saja. Sesuatu yang baik di
mata kita itu tak baik di mata Allah untuk kita dapatkan. Salah seorang ustadz
mengatakan seperti ini saat menasihati murid-muridnya untuk lebih semangat belajar, “Manusia itu tidak dituntut untuk berhasil tetapi ia dituntut untuk
berusaha. Hadits tidak menyuruh manusia untuk menjadi pintar tetapi menyuruh
manusia untuk menuntut ilmu4. Artinya Allah melihat pada usahanya,
bukan pada hasilnya. Apabila di tengah jalan atau di akhir perjalanan tidak
mencapai suatu tujuan, yakinlah pasti ada hal-hal lain yang didapatkan,”
Allahu ‘alam. (mengingatkan diri sendiri khususnya ^^)
Selamat
beresolusi bagi yang hendak beresolusi. Selamat bermuhasabah bagi yang hendak
bermuhasabah (bukan berarti merayakan loh) ^^
beresolusi bagi yang hendak beresolusi. Selamat bermuhasabah bagi yang hendak
bermuhasabah (bukan berarti merayakan loh) ^^
Catatan Kaki :
1. Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhu berkata, “Jika kamu berada di
sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah
menunggu sore, manfaatkanlah masa sehat. Sebelum datang masa sakitmu dan saat
hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari)
sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah
menunggu sore, manfaatkanlah masa sehat. Sebelum datang masa sakitmu dan saat
hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari)
2. Terjemah Q.S Al-Insyirah (94) : 7, “Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain,”
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain,”
3. Terjemah Q.S Al-Ankabut (29) : 69, “Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami”
berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami”
4.
“Menuntut ilmu itu
diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi,
Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
“Menuntut ilmu itu
diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi,
Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
4 Comments. Leave new
jadi inget ini mon…
"seseorang dikatakan Ksatria bukan ditentukan oleh dia menang dalam bertanding, tetapi oleh karena dia berani mau berjuang" – kata orang, kata pidi baiq.
semoga setiap resolusi2 nya tercapai ya mbak mon?
Semoga kt dpat memperbaiki dri dan memiliki resolusi yang jelas untuk menyambut hari esok lebih baik lagi,.. ^_^
semoga resolusinya bisa tercapai 🙂