Apakah Anda beranggapan bahwa menulis itu haruslah disesuaikan dengan mood? Atau apakah Anda beranggapan bahwa menulis adalah sesuatu ‘yang dapat dipaksakan’?
Saya menganut golongan yang kedua. Sekalipun ide melimpah ruah di kepala, tetapi jika menuruti hawa bermalas-malasan (yang mungkin ini lah yang tersamar sebagai ‘mood‘), tulisan itu tidak akan jadi. Mungkin akan tertulis satu dua kalimat pada Microsoft Word yang terbuka tapi draft itu tak terselesaikan dan mengendap begitu saja.
Jadi berapa banyak tulisan belum usai yang tersimpan dalam folder Anda?
Namun, tentunya, menulis bukanlah sekadar mengetik keyboard tanpa makna. Untuk menghasilkan tulisan yang berbobot, seorang penulis haruslah banyak membaca. Ya, membaca. Apa yang akan ditulis jika tak ada yang dibaca? Tentunya kualitas tulisan akan semakin meningkat seiring dengan banyaknya membaca. Setuju?
Andrea Hirata pada 24 Agustus lalu mengatakan bahwa untuk menulis novel yang berjudul “Padang Bulan”, ia menghabiskan 4 (empat) tahun untuk melakukan riset, tetapi hanya 11 (sebelas) hari untuk menuliskannya. Tentu, membunyikan data riset menjadi novel merupakan hal yang berbeda dan memerlukan keahlian tersendiri. Menulis adalah suatu keahlian (skill) yang seseorang akan semakin mahir melakukannya semakin ia mengasahnya, bukan?
Karena itu, pembiasaan dan konsistensi dalam menulis adalah hal yang penting.
Jadi, mulai hari ini, saya bertekad untuk mencanangkan ‘satu hari menulis dan satu hari membaca’. Untuk apa?
Lagi-lagi, mengutip Andrea Hirata yang saya temui tempo hari, “Menulis itu possibility, menulis itu fingerprint dan menulis adalah identity“
Karena harta yang paling berharga dalam menulis adalah Anda sendiri
Adakah yang ingin bergabung?
—
Catatan : Tekad satu hari membaca satu hari menulis (ini jumlah minimal, kalau bisa tiap hari membaca atau menulis tentu lebih bagus :p) dimulai hari ini 28 Agustus 2015 dan diakhiri jika merasa udah nggak mampu hehe
Bismillah ^^
4 Comments. Leave new
Gua juga sekarang lagi dalam program setiap hari membaca buku. Ayo kita sama-sama berjuang ya! =)
Siaaapppp.. Yuk yuk semangat.. ^^
Satu hari menulisnya di blog apa dmn Mon? Haha
Aku setuju bahwa menulis bisa dipaksakan, atau bisa juga dibilang didisiplinkan. 🙂
Di blog ini mbak hihi.. Yuks yuks ahaha