Yang namanya kebaikan, pasti ada saja alasan untuk menunda atau bahkan tak jadi melakukannya. Mulai dari berangkat pengajian di bawah guyuran hujan rintik-rintik hingga malas, merasa malas saja misalnya. Iya, niat baik saja sudah dicatat sebagai pahala. Maka, mengeksekusinya tentu jauh lebih berpahala (insya Allah).
Rasa-rasanya, selalu saja ada ‘halangan’ untuk berbuat baik. Untuk saya yang masih suka menunda-nunda ini, sebersit niat melakukan perbuatan harus segera dilakukan, kalau tidak seringkali luput dan tak jadi. Misalnya, ikut lomba blog ini itu. “Ah, deadline masih lama,” tahu-tahu sudah terlewat begitu saja.
Maka, setiap saya merasa malas melakukan sesuatu yang baik, saya berusaha mengingat ayat ini. Salah satu ayat yang paling ‘membakar
semangat’ menurut saya. At-Taubah:41. “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat….”
semangat’ menurut saya. At-Taubah:41. “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat….”
Iya, berangkat saja. Allah tahu kok awal ‘keberangkatan’ ringan atau berat. Walau rasanya malas bukan main, berat kaki melangkah atau ada saja alasan untuk tidak ‘berangkat’. Saya percaya perkataan ini, “Kebaikan terkadang harus dipaksakan,”. Paksakan saja. Ajaibnya, sering sekali ada ‘domino kebaikan’ satu kebaikan (walau dipaksakan), kebaikan yang satu menimbulkan kebaikan-kebaikan lain yang kerap tak terduga. Atau jikapun tidak nampak hasil perbuatan, malaikat Raqib tak akan meleset sedikit pun mencatatnya, presisinya akan selalu sempurna.
Jadi, siap ‘berangkat’ kemana? 😀
—-
Hari#3 1 Hari 1 Ayat. Lima hari absen karena ternyata saya belum cukup canggih untuk menulis di tengah ujian. Insya Allah tetap berjumlah 31 postingan untuk bulan ini