Ketika mendapat kunjungan dari tetangga pasca melahirkan, saya menerima nasihat yang akan terus terngiang. “Sabar ya mbak,”
Orang-orang lain mengucapkan selamat, si ibu mengucapkan satu kata yang nampaknya sederhana tetapi nggak ada batasnya.
Ya, sabar. Bagaimana emosi tetap terjaga ketika badan terasa remuk redam sementara anak bayi menangis tak henti-henti. Bagaimana mengelola emosi ketika ada orang-orang yang memberikan komentar tak mengenakkan seputar pengasuhan anak.
Belum lagi, perubahan bentuk tubuh akibat melahirkan, perubahan ritme hidup setelah ada anak, dan banyak hal lainnya. Banyak hal yang bisa membuat emosi ibu menjadi tidak stabil.
Sayangnya, emosi seorang ibu erat kaitannya dengan stres. Dampaknya bisa dibilang tak main-main. Artikel dari Halodoc menyebutkan bahwa pada saat ibu mengalami stres, hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam produksi ASI akan terkena imbasnya. Akibatnya, produksi ASI menurun.
Nah, bagaimana tips menjaga emosi ibu alias bahasa kerennya menjaga kewarasan seorang ibu?
Pertama, persiapkan diri menjadi orang tua
Kehamilan merupakan sebuah anugerah dari Yang Maha Kuasa maka menjadi seorang ibu haruslah dipersiapkan. Mulai dari persiapan mental, ilmu, hingga finansial.
Persiapan yang baik akan berpengaruh terhadap kondisi emosional sang ibu. Misalnya, dengan kondisi finansial yang cukup, seorang ibu bisa menggunakan jasa laundry atau membeli makanan untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.
Kedua, kenali penyebab stres ibu
Untuk menjaga kondisi emosional ibu agar tetap stabil, penting untuk mengenali penyebab stres ibu sehingga bisa menghindarinya. Misalnya, jika seorang ibu menjadi labil emosi lantaran ASI kurang lancar, ibu akan berupaya untuk mencari solusi atas permasalahannya.
Jadi, pastikan kita mengetahui akar permasalahan dari kondisi emosional yang kita rasakan.
Ketiga, minta bantuan pasangan atau keluarga
Ingatlah, seorang ibu tidak menjadi orang tua seorang diri. Peran ayah sama pentingnya dengan ibu. Komunikasikan kebutuhan dengan pasangan, jangan bermain kode ya!
Begitu pula jika ada anggota keluarga lain yang bisa membantu. Remember that you are not alone.
Keempat, sempatkanlah me time
Rasa-rasanya waktu akan terasa selalu kurang untuk melakukan segalanya. Maka, sempatkanlah me time secara berkala untuk menjaga kewarasan seorang ibu. Me time nggak harus mahal atau dilakukan di luar rumah. Misalnya, ibu bisa mandi luluran di rumah, menonton film, atau menulis jurnal.
Jangan merasa bersalah jika melakukan me time ya bun! karena anak yang bahagia berasal dari ibu yang bahagia
Kelima, tingkatkan ibadah
Dengan semakin banyak beribadah, insya Allah hati semakin tenang. Dampaknya emosi menjadi lebih stabil. Bayangkan menghadapi rumah berantakan ketika hati sedang tenang atau gelisah, respon kita menghadapi masalah akan berbeda.
Keenam, olah raga
Lagi-lagi, olah raga nggak harus mahal atau keluar rumah. Ibu bisa melakukan senam sederhana 10 menit di rumah dengan bermodalkan Youtube. Olah raga akan membuat pikiran tetap jernih dan bisa membantu mengelola stres.
Ketujuh, tarik nafas
Ketika emosi terasa tak terkendali, tariklah nafas dan lakukan olah nafas. Lebih bagus lagi jika ditambah dengan wudlu bagi seorang Muslim. Mengelola nafas akan memengaruhi emosi kita.
Memang, menjaga emosi agar senantiasa stabil itu tak mudah tetapi bukan berarti emosi kita biarkan tak terkendali. Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup yang membutuhkan kesabaran tanpa batas. Maka, mengelola emosi adalah sebuah kebutuhan. Emosi yang terkendali akan sangat membantu dalam mendidik anak.
Bagaimana denganmu? Apa tips mengelola emosi yang bisa kamu bagikan?
1 Comment. Leave new
Penting banget nih mba mengelola emosi. Aku biasanya pake cara tarik nafas itu hihihi, cuma ya tetap butuh menajemen emosi yang baik. Thank you tips nya