Tak dapat dipungkiri,
aplikasi Whatsapp dapat dikatakan sebagai aplikasi messenger terpopuler dewasa ini.
Sebelum adanya Whatsapp, orang biasa mengirimkan SMS (Short Message Service) atau BBM (Blackberry Messenger) dalam mengirimkan
pesan. BBM (sebelum dapat diunduh bebas melalui Play Store) membentuk citra eksklusif karena hanya orang-orang
yang menggunakan Blackberry yang dapat saling berkirim pesan melalui BBM.
Whatsapp semakin populer dengan semakin populernya ponsel cerdas berbasis
Android. Ngomong-ngomong, apa saja fenomena sosial masyarakat yang nampak dalam
Whatsapp? Simak hasil pengamatan penulis berikut
1.
Mengobrol
sendiri di grup
Mengobrol
sendiri di grup
Whatsapp memungkinkan penggunanya
untuk melakukan percakapan secara personal ataupun dalam sebuah grup. Namun,
seringkali pengguna Whatsapp dalam sebuah grup hanya merujuk pada satu orang
anggota grup lainnya. Misal, dua orang saling bercakap di grup membicarakan hal
yang hanya dimengerti oleh mereka berdua atau satu orang anggota grup mengajak
ngobrol satu orang anggota grup lainnya di dalam grup. Jika demikian mengapa
tidak menggunakan jalur pribadi saja? Bisa jadi digunakannya jalur umum (grup)
tersebut dimaksudkan a) untuk memancing respon anggota grup lainnya, b) karena
jika menggunakan jalur pribadi terasa terlalu personal sementara jika menggunakan jalur umum (grup)
dapat meminimalkan perasaan personal
karena menganggap semua orang tahu, atau?
untuk melakukan percakapan secara personal ataupun dalam sebuah grup. Namun,
seringkali pengguna Whatsapp dalam sebuah grup hanya merujuk pada satu orang
anggota grup lainnya. Misal, dua orang saling bercakap di grup membicarakan hal
yang hanya dimengerti oleh mereka berdua atau satu orang anggota grup mengajak
ngobrol satu orang anggota grup lainnya di dalam grup. Jika demikian mengapa
tidak menggunakan jalur pribadi saja? Bisa jadi digunakannya jalur umum (grup)
tersebut dimaksudkan a) untuk memancing respon anggota grup lainnya, b) karena
jika menggunakan jalur pribadi terasa terlalu personal sementara jika menggunakan jalur umum (grup)
dapat meminimalkan perasaan personal
karena menganggap semua orang tahu, atau?
2.
Fenomena left
Fenomena left
Sering kita dapati notifikasi ‘Mr. X left’ dalam sebuah grup. Orang
meninggalkan grup bisa jadi lantaran a) tidak nyaman dengan percakapan dalam
grup, b) tersinggung ketika berinteraksi dalam grup, c) sudah tidak merasa
‘bagian’ dari grup, atau?
meninggalkan grup bisa jadi lantaran a) tidak nyaman dengan percakapan dalam
grup, b) tersinggung ketika berinteraksi dalam grup, c) sudah tidak merasa
‘bagian’ dari grup, atau?
3. Timbulnya
asumsi dan emosi lantaran fitur Whatsapp
asumsi dan emosi lantaran fitur Whatsapp
Jadi begini. Whatsapp menyediakan
fitur ‘read’ dan ‘last seen’. Pertanda centang biru
menunjukkan bahwa chat kita telah dibaca oleh orang yang dituju (read) dan fitur ‘last seen’ menunjukkan kapan terakhir kali seseorang membuka
Whatsapp. Pernah suatu kali seseorang marah kepada saya lantaran saya tak
membalas chat nya padahal sudah ada tanda centang biru (artinya saya telah
membacanya). Atau seorang teman beranggapan temannya tidak menghargai karena
tidak membalas chatnya padahal sedang dalam status ‘online’ (padahal online belum
tentu sudah membuka percakapan dengan dia, bisa jadi sedang chatting dengan yang lain bukan). Atau
ketika Anda sedang bersemangat membicarakan suatu hal dalam grup Whatsapp dan
hanya sedikit yang menanggapi, Anda marah karena Anda tahu teman Anda membaca
tetapi tidak menanggapi (berdasarkan info pada chat Anda dapat diketahui siapa yang telah membaca dan siapa yang belum).
Jadi saya memutuskan untuk tidak mengaktifkan fitur ‘read’ dan membatasi ‘last
seen’. Sudah tahu caranya bukan?
fitur ‘read’ dan ‘last seen’. Pertanda centang biru
menunjukkan bahwa chat kita telah dibaca oleh orang yang dituju (read) dan fitur ‘last seen’ menunjukkan kapan terakhir kali seseorang membuka
Whatsapp. Pernah suatu kali seseorang marah kepada saya lantaran saya tak
membalas chat nya padahal sudah ada tanda centang biru (artinya saya telah
membacanya). Atau seorang teman beranggapan temannya tidak menghargai karena
tidak membalas chatnya padahal sedang dalam status ‘online’ (padahal online belum
tentu sudah membuka percakapan dengan dia, bisa jadi sedang chatting dengan yang lain bukan). Atau
ketika Anda sedang bersemangat membicarakan suatu hal dalam grup Whatsapp dan
hanya sedikit yang menanggapi, Anda marah karena Anda tahu teman Anda membaca
tetapi tidak menanggapi (berdasarkan info pada chat Anda dapat diketahui siapa yang telah membaca dan siapa yang belum).
Jadi saya memutuskan untuk tidak mengaktifkan fitur ‘read’ dan membatasi ‘last
seen’. Sudah tahu caranya bukan?
Read receipts tak dicentang biar tak keluar centang biru |
4.
Dimasukkan
grup tanpa persetujuan
Dimasukkan
grup tanpa persetujuan
Pernahkah tiba-tiba Anda dimasukkan
begitu saja dalam sebuah grup Whatsapp? Hanya bermodal nomor ponsel Anda yang
telah terdeteksi menggunakan Whatsapp, seseorang dapat memasukkan Anda ke grup
tanpa persetujuan Anda. Berbeda dengan BBM group
yang mana membutuhkan persetujuan Anda sebelum bisa bergabung dalam grup
tersebut.
begitu saja dalam sebuah grup Whatsapp? Hanya bermodal nomor ponsel Anda yang
telah terdeteksi menggunakan Whatsapp, seseorang dapat memasukkan Anda ke grup
tanpa persetujuan Anda. Berbeda dengan BBM group
yang mana membutuhkan persetujuan Anda sebelum bisa bergabung dalam grup
tersebut.
5.
Copas komen
Copas komen
Copas atau copy paste chat orang lain merupakan hal yang jamak dilakukan
anggota grup Whatsapp lainnya. Semisal mengucapkan selamat ulang tahun, selamat
atas pernikahan, bela sungkawa atau ucapan lainnya. Fenomena copas komen
tersebut dilakukan lantaran a) merasa komen orang lain cukup bagus dan telah
mewakili, b) malas mengetik komen sendiri, c) tidak ingin merasa terlalu
personal dengan mengirimkan pesan sendiri, atau d ?
anggota grup Whatsapp lainnya. Semisal mengucapkan selamat ulang tahun, selamat
atas pernikahan, bela sungkawa atau ucapan lainnya. Fenomena copas komen
tersebut dilakukan lantaran a) merasa komen orang lain cukup bagus dan telah
mewakili, b) malas mengetik komen sendiri, c) tidak ingin merasa terlalu
personal dengan mengirimkan pesan sendiri, atau d ?
6.
Terlalu
banyak informasi
Terlalu
banyak informasi
Adanya Whatsapp (atau grup Whatsapp)
memungkinkan informasi berkembang dengan cepatnya. Selang beberapa detik
setelah kejadian misalnya, kejadian tabrakan yang dikabarkan oleh salah seorang
anggota grup menyebar ke anggota grup lain yang tinggal berbeda provinsi atau
malah berbeda negara. Atau misal hal-hal menarik di media sosial dengan
cepatnya dapat menyebar melalui perantara Whatsapp
(contohnya, postingan Path Dinda yang marah-marah kepada pengguna KRL yang hamil). Grup
Whatsapp juga memungkinkan rumor berkembang dengan cepatnya. Misal, ada yang
mengikuti rapat lalu menyebarkan informasi yang masih rahasia atau memotret
surat edaran yang masih rahasia lalu menyebarkannya di grup. Belum lagi,
informasi yang banyak beredar sebagian besar tanpa sumber sehingga diragukan
kevalidannya. Bagaimana menurut Anda dengan banyaknya informasi yang diperoleh
melalui Whatsapp?
memungkinkan informasi berkembang dengan cepatnya. Selang beberapa detik
setelah kejadian misalnya, kejadian tabrakan yang dikabarkan oleh salah seorang
anggota grup menyebar ke anggota grup lain yang tinggal berbeda provinsi atau
malah berbeda negara. Atau misal hal-hal menarik di media sosial dengan
cepatnya dapat menyebar melalui perantara Whatsapp
(contohnya, postingan Path Dinda yang marah-marah kepada pengguna KRL yang hamil). Grup
Whatsapp juga memungkinkan rumor berkembang dengan cepatnya. Misal, ada yang
mengikuti rapat lalu menyebarkan informasi yang masih rahasia atau memotret
surat edaran yang masih rahasia lalu menyebarkannya di grup. Belum lagi,
informasi yang banyak beredar sebagian besar tanpa sumber sehingga diragukan
kevalidannya. Bagaimana menurut Anda dengan banyaknya informasi yang diperoleh
melalui Whatsapp?
7.
People get more reachable
People get more reachable
Dulu sebelum adanya Whatsapp, mengirim
SMS jam sembilan malam bisa jadi dianggap ‘terlalu malam’. Kini, dengan adanya
Whatsapp, jam berapapun kita masih bisa saling
bertukar chat, apalagi jika saling bercakap di grup. Selain itu, notifikasi
Whatsapp mendorong orang membalas dalam hitungan detik (apalagi dengan adanya
fitur ‘read’ atau ‘online’). Jika dahulu tidak membalas sms
satu jam dianggap biasa, sekarang tidak membalas chat Whatsapp setengah jam bisa
dianggap lama balas. Bagaimana dengan Anda?
SMS jam sembilan malam bisa jadi dianggap ‘terlalu malam’. Kini, dengan adanya
Whatsapp, jam berapapun kita masih bisa saling
bertukar chat, apalagi jika saling bercakap di grup. Selain itu, notifikasi
Whatsapp mendorong orang membalas dalam hitungan detik (apalagi dengan adanya
fitur ‘read’ atau ‘online’). Jika dahulu tidak membalas sms
satu jam dianggap biasa, sekarang tidak membalas chat Whatsapp setengah jam bisa
dianggap lama balas. Bagaimana dengan Anda?
8.
Munculnya
grup demi grup Whatsapp
Munculnya
grup demi grup Whatsapp
Contoh fenomenal dari grup Whatsapp
adalah grup atau komunitas One Day One
Juz (ODOJ). Satu grup terdiri dari 30 orang yang masing-masing orang
memiliki ‘jatah’ membaca Al Qur’an satu juz tiap hari, sehingga dalam satu hari
dapat diselesaikan 30 juz Al Qur’an oleh anggota grup tersebut. Grup ODOJ
berkembang menjadi komunitas yang kuat melalui silaturahim dunia nyata dan
kemudian menggerakkan munculnya grup-grup lain. Selain itu, kini sedikit
sedikit membentuk grup. Grup pengajian, grup teman kuliah, grup rekan kerja, dan
grup lainnya. Tak sedikit yang juga eksis di dunia nyata. Apakah berada dalam
satu grup Whatsapp yang sama membuat Anda merasa lebih akrab dengan seseorang?
adalah grup atau komunitas One Day One
Juz (ODOJ). Satu grup terdiri dari 30 orang yang masing-masing orang
memiliki ‘jatah’ membaca Al Qur’an satu juz tiap hari, sehingga dalam satu hari
dapat diselesaikan 30 juz Al Qur’an oleh anggota grup tersebut. Grup ODOJ
berkembang menjadi komunitas yang kuat melalui silaturahim dunia nyata dan
kemudian menggerakkan munculnya grup-grup lain. Selain itu, kini sedikit
sedikit membentuk grup. Grup pengajian, grup teman kuliah, grup rekan kerja, dan
grup lainnya. Tak sedikit yang juga eksis di dunia nyata. Apakah berada dalam
satu grup Whatsapp yang sama membuat Anda merasa lebih akrab dengan seseorang?
Demikian
fenomena sosial yang penulis ‘baca’ dari Whatsapp. Layaknya teknologi lainnya,
adalah pilihan kita bagaimana menggunakan teknologi tersebut. Adakah yang ingin
menambahkan fenomena sosial dalam Whatsapp?
fenomena sosial yang penulis ‘baca’ dari Whatsapp. Layaknya teknologi lainnya,
adalah pilihan kita bagaimana menggunakan teknologi tersebut. Adakah yang ingin
menambahkan fenomena sosial dalam Whatsapp?
11 Comments. Leave new
Kalo saya, enakan pake whatsapp gak hbisin pulsa buat sms. Gitu aja sih hehehe
iya mba saya juga 😀
whatsapp juga ada fitur tlpnya,jadi enak kalo tlp keluarga pake fitur dari whatsapp aja ,hehehe
Klo pengalaman sy kok jaringan telp via wasap kurang bagus ya mba hehe
Aku belum punya whatsapp mbak, hehee
di Thailand yg populer apa mba? ^^
Dimasukin grup tanpa persetujuan…ini banget. Grup whatsapp gua udah ada 20 lebih nih, pusing…
Ahaha… aku juga udah 40an.. lumayan pusing hehe
whatsapp bikin sibuk sendiri dan jadi ga peka sama lingkungan sekitar 😀
hihi.. kadang2 gitu *tutupmuka
wabah no 5 lagi gencar2nya di grub temen2ku -__- dan bikin sebel bgt… kyk g bisa bikin kalimat sendiri…kdg jdnya males gabung lg, tp ngerasa ga enak mw kluar