Resensi Buku Islam Liberal 101. Apa yang pertama Anda pikirkan ketika mendengar kata Islam Liberal? Janggal. Terasa janggal bagi saya. Islam adalah agama yang terikat dengan syariatNya sedangkan kata liberal sendiri secara kasar bermakna sebagai suatu kebebasan. Artinya Islam itu tidak ‘bebas’ melainkan harus tunduk sebagaimana perintah dan larangan baik yang Dia tetapkan dalam firmanNya maupun melalui sabda Rasulullah SAW lebih dari empat belas abad yang lalu.
Seperti judulnya Islam Liberal 101 (kode “101” biasanya digunakan untuk mata kuliah dasar atau pengenalan terhadap suatu topik tertentu), buku ini menyediakan pengantar bagi Anda yang ingin mengenal apa itu Islam Liberal dan Jaringan Islam Liberal itu sendiri (tentu Anda ingat bom paket buku yang ditujukan ke Ulil Abshar Abdalla, co-founder Jaringan Islam Liberal).
Ditulis dengan gaya khas Akmal Sjafril yang cenderung blak-blakan, buku ini diawali dengan kisah ghazwul fikriy (perang pemikiran) pada zaman nabi. Dilanjutkan dengan bab yang membahas mengenai sejarah munculnya sekularisasi dan sekularisme pada sejarah peradaban Barat. Pada bab ini juga dibahas cukup mendetail mengenai tren-tren pluralisme. Misalnya disebutkan bahwa tren-tren pluralisme (mengutip buku Anis Malik Thoha) terbagi menjadi empat kelompok besar yakni Humanisme Sekuler, Teologi Global, Sinkretisme dan Hikmah Abadi. Diceritakan pula sejarah infiltrasi sekuler-liberal yang terjadi di Indonesia yang memulai pembahasan mengenai Jaringan Islam Liberal (JIL).
Dalam situs resminya JIL menjelaskan enam poin landasannya yaitu : (1) membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam, (2) mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks, (3) memercayai kebenaran yang relatif, terbuka, dan plural, (4) memihak pada yang minoritas dan tertindas, (5) meyakini kebebasan beragama, (6) memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik. Akmal pun serta merta menangkis landasan-landasan tersebut dengan argumen-argumen yang cerdas.
Bab keempat, menurut saya, adalah bab yang paling menarik dari buku setebal 226 halaman ini. Bab ini mengupas modus-modus operandi yang digunakan oleh JIL seperti permainan istilah, tuduhan palsu, pembelokan masalah, pemotongan ayat hingga cara JIL melakukan lempar batu sembunyi tangan. Semuanya dibahas tuntas pada bab ini.
Tak kalah menariknya ulasan pada bab kelima mengenai kalimat-kalimat yang seringkali digunakan oleh JIL (atau jika saya boleh sebut sebagai JIL-banget) seperti kalimat : “Jangan mendominasi kebenaran”, “Saya tidak mau mengobral ayat suci”, “Penafsiran siapa?”, “Tidak disebutkan dalam Al Qur’an” dan yang paling sering saya dengar selama ini adalah “Tuhan tidak perlu dibela”
Selanjutnya dalam bab terakhir Akmal mengaitkan JIL dengan Q.S. Al Munaafiquun. Pada bab ini penulis menegaskan bahwa musuh dalam selimut jauh lebih berbahaya daripada musuh di depan mata.
Seberapa liberal pemikiran liberal di mata Anda? Di mata saya, pemikiran ini amatlah berbahaya. Pemikiran yang akan menimbulkan keraguan-raguan pada awalnya dan menghasilkan ketidakyakinan. Misalnya seorang wanita Islam menjadi ragu akan wajib tidaknya perintah berjilbab lantaran propaganda kaum liberal yang mengatakan bahwa jilbab merupakan sesuatu yang tidak wajib. Menjadikan seorang muslim jauh dari nilai-nilai agamanya.
Jika Anda mempunyai akun situs jejaring sosial Twitter, Anda akan melihat betapa lihai sepak terjang mereka dengan kelihaian berbicara yang mumpuni dan penggunaan potongan dalil. Kalau Anda penasaran, Anda dapat membuka akun twitter salah seorang punggawa JIL, Ulil Abshar Abdalla, @ulil untuk mengetahui pemikiran liberalnya. Namun kalau saya boleh sarankan, jangan membuka akun tersebut jika Anda tak kuat iman (hati-hati jangan sampai Anda malah membenarkan kata-katanya). Penulis buku ini, Akmal Sjafril, juga dapat Anda jumpai di akun twitter miliknya @malakmalakmal. Gaya bicaranya cerdas, lugas dan logis.
Ohya jika Anda berminat dengan buku ini, anda bisa memesannya via email ke malami.bookstore@gmail.com. Cukup dengan Rp 50.000,00 Anda akan mendapatkan buku yang mencerahkan ini. Highly recommended!
1 Comment. Leave new
aku sih merekomendasikan buku Agar Jangan Jadi Muslim Liberal karangan Ustadz Qomar Su'aidi…
dead