“Hati yang resah, gelisah, hati yang merasa sakit, hati yang tergores dan luka, hati yang marah, iri, dengki, lelah, lunglai seolah tanpa sinar dan energi adalah hati yang sedang mengalami sesuatu. Hati memang bagai perahu. Bila perahu itu terlalu banyak muatan dan berlobang, akan tenggelamlah ia. Begitu pula hati manusia. Bila dimuati banyak dosa, noda, bercak, akan tenggelamlah dirinya sebagai manusia..”
Ibnul Qoyyim al-Jauzi membuka buku ini dengan mengutip sebuah hadis : “Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya”. Penyakit yang dibahas dalam buku setebal 369 halaman ini bukanlah penyakit yang melekat pada badan melainkan penyakit hati dan ruh. Nabi Muhammad SAW mengategorikan kejahilan sebagai penyakit dan obatnya adalah bertanya atau belajar kepada orang pandai. Buku ini dibuka dengan bab yang menerangkan keutamaan doa sebagai obat yang mujarab.
Hubungan doa dengan musibah yang menimpa ada tiga kategori :
1. Apabila doa lebih kuat, musibah dapat ditolak.
2. Apabila doa lebih lemah daripada musibah, seseorang akan terus dirundung musibah. Meskipun demikian, walaupun lemah, doa masih bisa sedikit menerangkan.
3. Apabila sama-sama kuat, musibah dan doa akan saling menolak.Dalam Q.S. Al Hajj:46 disebutkan bahwa : “Karena seseungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”
Artinya hati memerankan peran teramat penting yang patut disadari akan penyakit-penyakit yang timbul dan solusi atasnya. Ibnul Qoyyim membuka pembahasan penyakit hati dengan kekeliruan sebagian orang dalam memandang kekeliruan dalam tawakal terhadap takdir. Beliau juga memaparkan beberapa ayat Al-Qur’an dan menyimpulkan bahwa Al-Qur’an dari awal sampai akhir menerangkan balasan amal kebaikan maupun kejahatan dan keadaan penyebabnya dengan amat jelas.
Dalam buku ini dibahas dengan sangat mendalam mengenai akibat maksiat, bekas-bekas maksiat pada hati dan asal-usul dosa. Selanjutnya dijelaskan mengenai perbuatan syirik, sifat-sifat Allah, jalan masuknya kemaksiatan seperti nadharah (pandangan), al-khathrah (bayangan yang melintas dlam hati), ucapan dan langkah.
Buku ini ditutup dengan pembahasan mengenai cinta. Betapa kalimat “Ana adin lillah” berarti saya merendah, tunduk, taat, mencintai dan takut kepada Allah.Keunggulan buku ini menurut saya terletak pada pemilihan bahasa Ibnul Qoyyim yang tegas dan menyentuh hati. Beliau juga melengkapi buku ini dengan dalil-dalil dan paparan yang logis dan menarik walau untuk mencernanya dibutuhkan waktu dan konsentrasi lebih. Direkomendasikan untuk hati 🙂
1 Comment. Leave new
maaf,sy lg mencari buku terapi penyakit hati karya ibnul qoyyim al jauziyah tp terbitan dr cv pustaka mantiq solo. apakah saudara punya bukunya? terima kasih..ini email saya: fzn1979@gmail.com