Banyak pertanyaan yang muncul dari para murid dalam pelajaran
Aqidah. Misalnya saat pembahasan tentang ‘Iman Kepada Kitab’, “Zabur itu
seperti apa Ustadz?” ,“Apa saja isinya?” dan sebagainya, dan sebagainya. Sang
Ustadz seringkali menjawab pertanyaan para murid dengan jawaban, “Wallahu
a’lam,”. Beberapa murid merasa tak puas dengan jawaban itu, “Mengapa
wallahu’alam Ustadz?” “Ya saya memang tidak tahu,”
Aqidah. Misalnya saat pembahasan tentang ‘Iman Kepada Kitab’, “Zabur itu
seperti apa Ustadz?” ,“Apa saja isinya?” dan sebagainya, dan sebagainya. Sang
Ustadz seringkali menjawab pertanyaan para murid dengan jawaban, “Wallahu
a’lam,”. Beberapa murid merasa tak puas dengan jawaban itu, “Mengapa
wallahu’alam Ustadz?” “Ya saya memang tidak tahu,”
Pertanyaan-pertanyaan manusia atas sesuatu yang gaib (tak terlihat
dengan mata ‘kasar’) bisa dibilang terbagi menjadi dua hal yakni atas kejadian
di masa lalu seperti yang telah saya tulis di paragraf pertama dan bagaimana ‘masa
depan’, ketika dunia fana ini telah berakhir. Seperti apakah alam gaib, padang
mahsyar, surga, neraka hingga bagaimanakah kondisi manusia di sana, apakah
begini apakah begitu.
dengan mata ‘kasar’) bisa dibilang terbagi menjadi dua hal yakni atas kejadian
di masa lalu seperti yang telah saya tulis di paragraf pertama dan bagaimana ‘masa
depan’, ketika dunia fana ini telah berakhir. Seperti apakah alam gaib, padang
mahsyar, surga, neraka hingga bagaimanakah kondisi manusia di sana, apakah
begini apakah begitu.
Seperti kemarin saat jalan-jalan ke rumah maya mbak Alaika, saya menemukan
pertanyaan-pertanyaan menurut saya pribadi ‘kurang pantas’ untuk dipertanyakan.
pertanyaan-pertanyaan menurut saya pribadi ‘kurang pantas’ untuk dipertanyakan.
Seperti pertanyaan nabi Adam diturunkan dari surga, dijatuhkan dari langit, apa tidak kesakitan, dsb. Tak ada keterangan dalam Al Qur’an dan al Hadits tentang pertanyaan tersebut. Nabi Adam manusia pertama, diciptakan tanpa ayah dan ibu, diturunkan ke bumi dari surga. Percaya. Yakin. Bagaimana prosesnya manusia tidak diberi ilmu tentangnya. (silahkan baca tulisan mbak Alaika menjawab)
Jawaban sang Ustadz Aqidah sederhana tapi menjelaskan banyak hal,
”Dulu pernah ada seminar yang membahas mengenai kayu apa yang
dipakai untuk membuat kapal Nabi Nuh. Ada-ada saja. Kalau sesuatu itu penting
untuk diketahui pasti disebutkan dalam kitab atau hadits, kalau memang tidak disebutkan berarti sesuatu itu memang tidak penting
untuk diketahui…”
dipakai untuk membuat kapal Nabi Nuh. Ada-ada saja. Kalau sesuatu itu penting
untuk diketahui pasti disebutkan dalam kitab atau hadits, kalau memang tidak disebutkan berarti sesuatu itu memang tidak penting
untuk diketahui…”
Sederhana, ketika akal manusia yang terbatas ini berusaha menjangkau pikiran-pikiran tak terbatas yang tak diterangkan oleh agama ini berarti memang tak penting untuk diketahui manusia. “Pikirkanlah ciptaan Allah dan Jangan memikirkan Dzat, sebab kamu tak akan mampu mencapaiNya,” seperti sabda Nabi SAW. Surga itu pasti ada dan penuh kenikmatan, mempercayai hal tersebut sungguh-sungguh meski belum pernah menjumpainya, bagaimana detail nikmatnya ya wallahu a’lam, seperti dikatakan,” Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah berfirman : “Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak tergores oleh hati manusia.
Iya, tak sampai akal yang terbatas ini.
Kalimat terakhir Ustadz begitu membekas. Pertanyaan. Terkadang
pertanyaan-pertanyaan bersliweran dalam benak bahkan mungkin pertanyaan bathil
yang tak patut untuk dipertanyakan. Cari ilmu sebanyak-banyaknya. Cari penjelasan dari pertanyaan, tapi kalau
memang tak ada pembahasan dalam AlQur’an dan hadits (tentu mengetahui ada
tidaknya penjelasan tersebut dengan ilmu), mungkin seperti kata ustadz, “Wallahu
a’lam, berarti hal tersebut memang tak penting untuk diketahui manusia,”
pertanyaan-pertanyaan bersliweran dalam benak bahkan mungkin pertanyaan bathil
yang tak patut untuk dipertanyakan. Cari ilmu sebanyak-banyaknya. Cari penjelasan dari pertanyaan, tapi kalau
memang tak ada pembahasan dalam AlQur’an dan hadits (tentu mengetahui ada
tidaknya penjelasan tersebut dengan ilmu), mungkin seperti kata ustadz, “Wallahu
a’lam, berarti hal tersebut memang tak penting untuk diketahui manusia,”
Wallahu a’lam
*mohon koreksi apabila ada kesalahan
16 Comments. Leave new
hhihi lucu pertanyaannya..
kepahaman seseorang memang bisa diukur dari pertanyaannya.. 😀
iya kang, salah satunya hehe
logika turunnya nabi adam dan turunnya imam zaman,imam mahdi, isa almasih, atau orang menyebutnya apa, mungkin sama…..
seperti ungkapan bahwa besi dijatuhkan dari langit, padahal besi ditambang dari dalam perut bumi….
untuk jelasnya mungkin suatu saat saya akan menulisnya di blog….
🙂
ditunggu tulisannya 🙂
semua pertanyaan tidak harus dijawab, sangat benar sekali isi posting diatas, jika memang itu hal yang penting tentunya sudah dijelaskan didalam kitab suci atau hadist.
Monica…
Media Robbani Mengucapkan Selamat Tahun Baru 1434 H
semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu bersama Monica dan keluarga
benar Mas 🙂
met tahun baru jg Mas, smoga kt bs lbh baik dr sebelumnya *blog jg hehew
Idem aja ama komennya bang Insan Robani 🙂
hehe, lama ga keliatan mbak 😉
Bertanya itu beda dengan mempertanyakan. Mempertanyakan biasanya mengundang debat dan sebaiknya dihindari.
Misteri itu selalu memiliki keindahannya sendiri, 😀
Diturunkannya nabi Adam memang tidak dijelaskan dalam al Quran sebagaimana proses naiknya Rasulullah SAW ke langit pada saat Isra Mi'raj.
Lhaaa..proses Rasul yang sudah dijelaskan dalam Al Qur'an saja, masih tetap ada yang mempertanyakan. 'Kok bisa seajaib itu?' 'Buraq itu sejenis hewan apa?', dan lain-lain.
Macam-macam orang di masa ini mbak, hal-hal yang tak terjangkau pikiran kita, itu yang diperdebatkan. Seperti tak percaya pada Allah saja mereka
Wallahu'alam
Mbak, saya mau usul. Mohon maaf kalo kurang berkenan.
Pada foto di atas, apa tidak sebaiknya nama si pemberi komentar di-blur saja saat melakukan screenshot, mbak? Bukan apa-apa sih, mana tau saat menuliskan komentar itu, mungkin beliau sedang khilaf dan suatu saat ketika merasa bersalah sudah mempertanyakan hal-hal di atas, beliau berniat menghapus komennya di blog itu. Namun ternyata namanya masih ada di blog ini.
Maksud saya, yang penting isi komennya, bukan nama pemberi komen mbak.
Mohon maaaaaf mbak, kalau kurang berkenan 🙂
setuju ma neng Farde….. (susah namanya), tapi "agung" nama yang umum, dan juga beliau tidak menggunakan photo, jadi menurut saya tidak terlalu menjadi masalah…:D
Saya sependapat banget dg isi postingan mba Monic, bhw ada hal 2 (menyangkut akidah) yg jawabannya sulit dijawab dan tidak sinkron dg logika. Namun dg iman yg teguh dan keyakinan penuh bhw Allah Taala itu Maha Mampu/Kuasa, mk cukup dg Kun fa yakun saja, semua yang dikehendakiNya bisa trjadi…., lalu mengapa kita hrs habiskan wkt untuk hal 2 yg membingungkan pikiran kita?
Setuju mba, pikirkanlah ciptaanNya, jgn memikirkan ZatNya…. 🙂
Trims atas postingannya mba… salam kenal yaaaa…
Masya Allah begtu baca kok ada kata2 yg benar. yah saya suka postingan ini. dari smw postinganmu huhuhu hihihi jujur kacang ijo yah aku?
hay mon.
smoga senantiasa dalam keberkahan dan lindunganNya.
tks sudah share, suka bgd. k
Sebagaimana peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw.
Betapa membutuhkan keimanan untuk memahaminya.