Waktu kelas tiga, kalau tak salah ingat, untuk pertama
kalinya saya merasakan antusiasme yang begitu besar terhadap sesuatu. Seperti
orang jatuh cinta rasanya(ah, kayak saya pernah merasakan saja hehe). Jatuh
cintanya bukan sama anak laki-laki sebaya tetapi saya jatuh cinta sama buku.
Iya, buku. Buku pertama yang saya punya berjudul Seri Tokoh Dunia : Napoleon
Bonaparte dan Sidharta Gautama yang sampai sekarang masih tersimpan rapi di
rumah. Hadiah dari Om Win, adik ketiga Papa. Harganya saya masih ingat benar :
Rp3.900,00 per buah (sekarang harganya sudah mencapai Rp24.000,00). Dalam waktu
sehari saya langsung tuntas membacanya.
kalinya saya merasakan antusiasme yang begitu besar terhadap sesuatu. Seperti
orang jatuh cinta rasanya
cintanya bukan sama anak laki-laki sebaya tetapi saya jatuh cinta sama buku.
Iya, buku. Buku pertama yang saya punya berjudul Seri Tokoh Dunia : Napoleon
Bonaparte dan Sidharta Gautama yang sampai sekarang masih tersimpan rapi di
rumah. Hadiah dari Om Win, adik ketiga Papa. Harganya saya masih ingat benar :
Rp3.900,00 per buah (sekarang harganya sudah mencapai Rp24.000,00). Dalam waktu
sehari saya langsung tuntas membacanya.
Kedua buku itulah yang menjadi awal kecintaan saya membaca.
Semenjak itu semangat baca saya tinggi sekali. Tiap hari saya tak pernah absen
baca koran (Suara Merdeka) sepulang sekolah. Buku pelajaran juga rajin saya
baca loh (waktu SD hehe). Setiap minggunya saya menunggu dengan tak sabar
kedatangan majalah Bobo di rumah. Kebahagiaan yang sederhana.
Semenjak itu semangat baca saya tinggi sekali. Tiap hari saya tak pernah absen
baca koran (Suara Merdeka) sepulang sekolah. Buku pelajaran juga rajin saya
baca loh (waktu SD hehe). Setiap minggunya saya menunggu dengan tak sabar
kedatangan majalah Bobo di rumah. Kebahagiaan yang sederhana.
Saya langganan Bobo dari harganya Rp1.500,00 hingga harganya
Rp7.500,00 (entah kapan itu, kalau tak salah ingat dari kelas tiga SD sampai
SMP, setelah itu sudah tak langganan tapi kadang-kadang beli). Majalah Bobo itu
tak terlupakan. Mulai dari cerpen-dongeng yang ada (ah siapa yang tak kenal
Bobo sekeluarga, Husin, Paman Kikuk, Nirmala, Oki, Bona dan Rong-rong?), rubrik
Boleh Tahu seputar pengetahuan-pengetahuan menarik, ulasan menarik seputar
negeriku (Tanah Airku) dan artikel-artikel lainnya. Bahkan hingga sekarang
(usia hampir dua puluh tiga) saya masih ingat persis alur cerita pendek atau dongeng yang berkesan dan nama penulis
yang sering wira-wiri saat itu : Ny. Widya Suwarna, Kemala P, Pipiet Senja. Rubrik
‘Untuk Latihan Di Rumah’ juga membantu untuk lebih memahami pelajaran. Entah
ini kebetulan atau tidak, waktu SD tak pernah lepas dari sepuluh besar *saya
merasa ini ada hubungannya dengan majalah Bobo yang memberikan banyak hal
kepada pembacanya. Heu.
Rp7.500,00 (entah kapan itu, kalau tak salah ingat dari kelas tiga SD sampai
SMP, setelah itu sudah tak langganan tapi kadang-kadang beli). Majalah Bobo itu
tak terlupakan. Mulai dari cerpen-dongeng yang ada (ah siapa yang tak kenal
Bobo sekeluarga, Husin, Paman Kikuk, Nirmala, Oki, Bona dan Rong-rong?), rubrik
Boleh Tahu seputar pengetahuan-pengetahuan menarik, ulasan menarik seputar
negeriku (Tanah Airku) dan artikel-artikel lainnya. Bahkan hingga sekarang
(usia hampir dua puluh tiga) saya masih ingat persis alur cerita pendek atau dongeng yang berkesan dan nama penulis
yang sering wira-wiri saat itu : Ny. Widya Suwarna, Kemala P, Pipiet Senja. Rubrik
‘Untuk Latihan Di Rumah’ juga membantu untuk lebih memahami pelajaran. Entah
ini kebetulan atau tidak, waktu SD tak pernah lepas dari sepuluh besar *saya
merasa ini ada hubungannya dengan majalah Bobo yang memberikan banyak hal
kepada pembacanya. Heu.
Bisa dibilang Bobo mempunyai pengaruh besar dalam
perkembangan masa kecil saya *seriously. Seorang anak dengan ibu bekerja (sebagai
PNS yang pulang sore) dan tinggal bersama Eyang (waktu SD saya tinggal bersama
Eyang dan hanya tinggal bersama orang tua saat Sabtu-Minggu). Bobo membuat
kecintaan saya akan membaca semakin besar, sampai sekarang.
perkembangan masa kecil saya *seriously. Seorang anak dengan ibu bekerja (sebagai
PNS yang pulang sore) dan tinggal bersama Eyang (waktu SD saya tinggal bersama
Eyang dan hanya tinggal bersama orang tua saat Sabtu-Minggu). Bobo membuat
kecintaan saya akan membaca semakin besar, sampai sekarang.
Melihat majalah Bobo tergeletak di kamar adik sepupu saja
membuat saya seperti menemukan suatu kenangan yang indah, membacanya tak henti
sampai habis. Bobo juga membuat saya mempunyai sahabat pena (hingga sekarang
masih berhubungan loh melalui dunia maya). Saya juga masih ingat betapa
gembiranya saat mendapatkan hadiah tas bobo
lantaran menang TTS. Haha. Rasa-rasanya sedih dan tak rela saat Mama
meloakkan sebagian koleksi majalah Bobo (lantaran ruang penyimpanan di rumah
yang tak terlalu besar).
membuat saya seperti menemukan suatu kenangan yang indah, membacanya tak henti
sampai habis. Bobo juga membuat saya mempunyai sahabat pena (hingga sekarang
masih berhubungan loh melalui dunia maya). Saya juga masih ingat betapa
gembiranya saat mendapatkan hadiah tas bobo
lantaran menang TTS. Haha. Rasa-rasanya sedih dan tak rela saat Mama
meloakkan sebagian koleksi majalah Bobo (lantaran ruang penyimpanan di rumah
yang tak terlalu besar).
Ah, nanti kalau saya punya anak, saya mau membacakannya
majalah Bobo ah (sekalian baca lagi :D)… Bobo itu tak terlupakan, pantas saja
ia seperti tak lekang oleh zaman. Semenjak terbit pertama kali tanggal 14 April
1973 hingga sekarang, Bobo masih tetap eksis dan menjadi majalah anak-anak
nomor satu. Selamat Ulang Tahun dan sukses selalu, Bo! 🙂
majalah Bobo ah (sekalian baca lagi :D)… Bobo itu tak terlupakan, pantas saja
ia seperti tak lekang oleh zaman. Semenjak terbit pertama kali tanggal 14 April
1973 hingga sekarang, Bobo masih tetap eksis dan menjadi majalah anak-anak
nomor satu. Selamat Ulang Tahun dan sukses selalu, Bo! 🙂
*Bukan postingan berbayar, ingin
menyampaian surat pembaca tapi kok ya umur sudah tak pantas haha*
menyampaian surat pembaca tapi kok ya umur sudah tak pantas haha*
4 Comments. Leave new
Waaaaaaaah.. Iya majalah Bobo kesukaan saya waktu kecil itu. ^^
hmmm…..
kalo aq biasanya baca komik….
🙂
dulu majalah bobo itu bagus2,skrg mah udh gede y gk suka lg,
iya.. dulu keknya suka banget majalah bobo mon…
manteup-manteup ceritanya… aq baru nyadar lho kalo penulis-penulis terkenal banyak yang nulis ke bobo…