When You Really Want Something and Yo’ve Finally Got It
![]() |
Sumber gambar : Goodreads |
(1) Bolak-balik ke Gramedia, saya benar-benar kesengsem dengan buku bersampul biru itu. The Economics Book, buku yang merangkum sejarah ekonomi dunia. Berbahasa Inggris dan dihargai sebesar Rp362 ribu, beberapa kali saya hanya meliriknya. Dengan nominal uang yang sama saya bisa mendapatkan hingga enam buku, belum apakah kemudian buku itu dibaca adalah pertanyaan berikutnya. Namun, setelah beberapa bulan saya menyerah, buku itu saya bawa pulang juga. Begitu terbayang-bayang betapa bagusnya buku itu, betapa bagus isi dan ilustrasinya. Saya sangat senang ketika membelinya, setelah puasa membeli buku sekian lama untuk satu buku.
Namun, apa yang terjadi? Hingga setahun kemudian, buku itu hanya terbaca beberapa halaman.
Sumber : Sedekah.net |
(2) Gaji saya waktu itu hanya Rp850 ribu per bulan. Berulang kali saya membayangkan betapa enaknya jika punya Al Qur’an sebagus The Miracle : berwarna, ada hadits dan doa yang terkait dengan ayat, cetakan bagus, dan sebagainya. Harganya Rp299 ribu. Hingga, akhirnya, setelah mendapatkan rapelan gaji saya membelinya. Saya sangat senang ketika itu, akhirnya memiliki apa yang selama ini saya idam-idamkan.
Selanjutnya? Al Qur’an itu hanya saya gunakan beberapa kali, saya lebih nyaman menggunakan Al Qur’an berukuran lebih kecil untuk keseharian.
Apakah Kita Lebih Menghargai Sesuatu yang Tidak (Belum) Kita Miliki?
Sesuatu itu terlihat begitu indah rupa
Sesuatu itu terlihat begitu menggoda
Sesuatu itu terlihat begitu memesona
Jika sesuatu itu masih sebatas pandangan mata
Begitu mengangankannya, begitu menginginkannya
Tetapi kemudian hanya membiarkannya
When You Really Want Something and You Haven’t Got It (Yet)
Beberapa waktu lalu, teman saya yang baru saja menikah mengirimkan pesan : nikmati masa lajangmu. Ia menuturkan bahwa dengan menikah itu artinya banyak hal yang akan dikorbankan, misal ego pribadi dan waktu luang. Belum lagi perjuangan demi perjuangan yang akan dilakukan. Semua ada masanya, katanya, nikmati apa yang ada sekarang. Ketika single memiliki masalah sendiri, ketika berkeluarga akan ada masalah lainnya. Yang terbaik adalah mengupayakan semaksimal kemampuan dan bersyukur. Ya, bersyukur agar nikmatnya ditambah.
Mungkin upaya perlu diperkeras, dengan doa seiring hela nafas. Atau samudra sabar perlu diperluas, tawakal usai lelah menghempas. (Tak hanya tentang jodoh ya)
Allah tak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya bukan? Pun, ia pasti akan memberikan yang terbaik. Pasti.
When you really want something, ask Allah, ask Allah, ask Allah…
2 Comments. Leave new
Hai, Saya pernah mengalaminya.
Ketika saya benar-benar menginginkan sesuatu, namun tidak langsung mendapatkannya.
kemudian saya berusaha mendapatkannya, lalu ketika saya suah mendapatkannya apa yang terjadi? saya benar-benar memanfaatkannya karna saya memang membutuhkannya.
Memang sih perlu di bedakan antara membutuhkan dengan menginginkan, ingin hanya sekedar ingin, tapi kalau butuh pasti deh di gunakan.
Btw, aku suka kutipan terakhirnya, "When you really want something, ask Allah, ask Allah, ask Allah…" 🙂
Alhamdulillah mba.. Mudah2an itu tandanya berlimpah berkah hehe..
Makasi komennya ya mba 🙂