Dalam sepersekian detik, perhatian Rafandra teralihkan oleh pisang yang saya sodorkan. Dokter muda dengan sigap menyuntik lengan tangan kiri Rafandra yang saat itu sedang digendong ayahnya. Imunisasi campak pun mulus diberikan tanpa tangis.
Rafandra lahir pada bulan Februari 2020, satu bulan sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Artinya, imunisasi dasar lengkap harus dilaluinya di masa pandemi. Saat usia Rafandra satu bulan, virus Covid-19 baru awal-awal, saya dan suami masih berani membawa Rafandra ke klinik BPJS dekat rumah untuk memperoleh imunisasi BCG.
Seiring semakin menyebarnya pandemi dengan berbagai varian virus, kami tak berani membawa Rafandra keluar rumah. Lebih baik bayi kami di rumah saja untuk meminimalisasi risiko bertemu orang dan terpapar virus.
Namun, ada hal yang sempat mengganjal pikiran. Bagaimana dengan imunisasi yang merupakan hak anak? Sementara kami takut untuk membawa anak keluar rumah.
Untunglah, kami menemukan layanan home care imunisasi. Dokter yang datang ke rumah untuk melakukan imunisasi kepada anak.
Namun, tentu saja, ada harga lebih yang harus dibayar. Kami harus merogoh kocek dalam-dalam, biaya yang dikeluarkan untuk sekali imunisasi mencapai ratusan ribu rupiah. Cukup mahal apabila dibandingkan dengan biaya imunisasi pada posyandu atau puskesmas.
Tak mengapa karena sehat itu jauh lebih mahal harganya. Demi ikhtiar anak sehat, segala upaya dilakukan oleh orang tua. Saya pun memangkas uang belanja agar kebutuhan imunisasi anak terpenuhi secara lengkap hingga saat ini usia Rafandra menginjak dua tahun.
Sesuatu yang saya syukuri mengingat pandemi merupakan kondisi sulit yang berdampak pada imunisasi. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS. menyebutkan dalam Konferens Pers Pekan Imunisasi Dunia 2022 bahwa cakupan imunisasi rutin di Indonesia menurun selama dua tahun belakangan saat pandemi Covid-19 terjadi. Kementerian Kesehatan mencatat ada sekitar 1,7 anak di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam kurun waktu 2019-2021.
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menyebutkan bahwa cakupan imunisasi Indonesia pada tahun 2021 terendah. Hambatannya antara lain fasilitas pelayanan imunisasi tutup selama pandemi, kekhawatiran orang tua membawa anak akan terpapar Covid-19 apabila dibawa ke posyandu atau puskesmas. Alasan lainnya adalah penolakan masyarakat karena imunisasi dianggap haram dan menyebabkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serta kekurangan sumber daya manusia untuk memberikan layanan imunisasi.
Imunisasi untuk Lindungi Diri dan Masyarakat
Cakupan imunisasi yang rendah meningkatkan risiko adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dampaknya, KLB telah terjadi di beberapa daerah seperti KLB difteri di Kalimantan Barat dan KLB campak di Aceh.
Padahal, kejadian tak diinginkan tersebut bisa dicegah dengan imunisasi. Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa imunisasi adalah intervensi yang efektif. Mengapa? Karena dua sampai tiga juta kematian global dapat dicegah setiap tahunnya dengan adanya imunisasi. Selain itu, 26 penyakit dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi tak hanya untuk melindungi diri sendiri. Imunisasi juga dapat membentuk kekebalan kelompok atau yang lazim disebut dengan herd immunity. Namun, ada syarat agar herd immunity dapat terbentuk.
Tak ayal, imunisasi harus tetap diberikan kepada anak meski sedang pandemi. Selain itu, jadwal pemberian imunisasi juga harus menjadi perhatian. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa untuk mencapai kadar perlindungan terhadap kesehatan anak, imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadi, tepat imunisasinya dan tepat jadwalnya, ya!
Tetap Imunisasi Meski Sedang Pandemi
Jangan sampai sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Meski masih dalam kondisi pandemi, imunisasi harus tetap dilakoni. Jangan sampai KLB difteri di Kalimantan Barat dan difteri campak di Aceh berulang lagi di daerah yang lain. Jangan sampai ada wabah lain yang terjadi ketika pandemi padahal bisa dicegah dengan imunisasi!
Ada hal menarik yang disampaikan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Sajuni, M.Kes., M.Ked.Klin., Sp.MK.. Menurut dr. Sajuni, vaksin (imunisasi) pada anak-anak saat pandemi justru penting karena beberapa jenis vaksin dasar seperti BCG, DPT, Hepatitis A, dan MMR bisa memberikan perlindungan dari Covid-19. Berdasarkan data dan penelitian yang dikutip dr. Sajuni, ada kesamaan sebagian glikoprotein SARS-CoV-2 dengan Campak dan Rubella yang mengakibatkan adanya proteksi silang jika seseorang mendapatkan vaksinasi sehingga dapat juga melindungi dari Covid-19.
Tentu, hal tersebut cukup melegakan. Apalagi seperti yang kita ketahui, saat ini vaksin Covid-19 yang tersedia hanya ada untuk anak usia 6-11 tahun. Belum ada vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia tersebut.
Oleh karena itu, imunisasi dasar semakin penting untuk dilakukan.
Imunisasi Tetap Aman di Masa Pandemi
Nah, memang apa saja imunisasi untuk anak? Merujuk pada Kementerian Kesehatan, terdapat imunisasi rutin lengkap yang mencakup imunisasi dasar lengkap, rinciannya sebagai berikut :
Jenis imunisasi rutin lengkap terdiri dari :
- Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi berusia 0-11 bulan, meliputi : HB0 1 dosis, BCG 1 dosis, DPT-HB-Hib 3 dosis, Polio tetes (OPV) 4 dosis, Polio suntik (IPV) 1 dosis, dan Campak Rubela 1 dosis.
- Imunisasi Lanjutan Baduta pada anak berusia 18-24 bulan, meliputi : DPT-HB-Hib 1 dosis dan Campak Rubela 1 dosis.
- Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar/sederajat pada Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), meliputi Campak Rubela dan DT pada anak kelas ini serta Td pada anak kelas 2 dan 5.
Syukurlah, pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini semakin terkendali. Kementerian Kesehatan telah merilis dan menyosialisasikan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID-19 untuk pemberian pelayanan imunisasi yang aman. Ya, protokol kesehatan merupakan sebuah keharusan agar imunisasi dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
Tanggung Renteng Menyukseskan Imunisasi Lengkap di Masa Pandemi
Ada kabar baik bagi orang tua yang memiliki anak belum diimunisasi secara lengkap atau tepat jadwal. Imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal bisa dikejar. Istilahnya, imunisasi kejar agar imunisasi pada anak dapat diberikan secara lengkap.
Tidak hanya imunisasi dasar lengkap tetapi juga imunisasi rutin lengkap. Mengapa?
Kesuksesan imunisasi lengkap tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pemerintah telah berupaya menyediakan imunisasi secara gratis dan menyosialisasikannya kepada masyarakat, orang tua yang mendukung imunisasi anaknya, hingga sektor swasta. Seperti halnya pernyataan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS. yang menyebutkan bahwa dibutuhkan kolaborasi semua pihak termasuk sektor swasta untuk meningkatkan cakupan imunisasi nasional sehingga kualitas kesehatan masyarakat dapat meningkat.
Imunisasi Lengkap Adalah Investasi
Imunisasi bukanlah sebuah beban, melainkan sebuah investasi masa depan. Generasi masa depan yang sehat adalah generasi unggulan yang akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia secara menyeluruh. IPM diukur melalui tiga indikator utama yakni indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan ekonomi.
Pisang yang saya berikan kepada Rafandra ketika ia disuntik adalah simbol sebuah dukungan. Bahwa imunisasi anak perlu mendapat dukungan orang tua dalam bentuk sekecil apapun, sesederhana mengalihkan perhatian anak agar ia tidak menangis dan merasa nyaman ketika sedang memperoleh imunisasi.
Ya, imunisasi adalah investasi bersama. Pemenuhan hak sehat generasi muda. Generasi yang diharapkan menjadi generasi emas Indonesia.
Indonesia hebat berawal dari imunisasi!
***
Catatan :
“Indonesia hebat berawal dari imunisasi merupakan kalimat yang saya baca dari sebuah poster Kementerian Kesehatan. Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blogger 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Ilustrasi pribadi diolah dengan Canva.
Referensi :
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220411/5839627/imunisasi-kejar-lengkapi-imunisasi-dasar-anak-yang-tertunda/
- https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/15/080200023/pekan-imunisasi-dunia-2022–imunisasi-lengkap-di-indonesia-menurun-selama
- https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2022/04/14/program-mengejar-cakupan-imunisasi-dilaksanakan-mei-2022
- https://covid19.go.id/p/berita/jangan-abaikan-imunisasi-rutin-anak-meski-ada-pandemi-covid-19
- http://kedokteran.ubaya.ac.id/pentingnya-imunisasi-untuk-anak-di-masa-pandemi/